
Maher Zain dan Harris J berkolaborasi dalam Qalbi fil Madinah, lagu religi yang memikat hati. Dengan melodi yang syahdu dan lirik penuh cinta, lagu ini langsung viral di Ramadan 2025!
Tagar.co – Qalbi fil Madinah (Arab, berarti “Hatiku di Madinah”) adalah lagu religi terbaru dari Maher Zain, penyanyi nasyid kenamaan asal Swedia berdarah Lebanon. Kali ini Maher Zain berkolaborasi dengan Harris J, musisi muda asal Inggris, menghasilkan sebuah lagu pujian bernuansa islami yang memadukan dua generasi.
Dirilis pada Maret 2025, lagu ini segera menarik perhatian luas berkat perpaduan lirik yang menyentuh hati dan melodi yang catchy (mudah diingat).
Qalbi fil Madinah resmi dirilis sebagai single (bukan bagian dari album studio reguler) pada 9 Maret 2025 di bawah label Awakening Music. Single ini terdiri dari dua versi lagu (versi dengan musik dan versi vocals only tanpa instrumen) yang diluncurkan bertepatan dengan bulan Ramadan 1446, sehingga langsung disambut hangat oleh pendengar Muslim.
Sejak perilisannya, lagu ini mendapat sambutan yang sangat positif dari publik. Bahkan, hanya dalam beberapa hari pertama, video lirik resmi Qalbi fil Madinah di kanal YouTube Awakening Music hampir mencapai 1 juta penayangan— sebuah pencapaian luar biasa untuk video lirik.
Bahkan saat tulisan ini dibuat Senin (17/3/25), yakni 8 hari setelah awal penayangan, video sudah dilihat 11,88 juta kali. Sementara versi vocals only sudah ditonton 1,2 juta kali.
Antusiasme ini juga terlihat di media sosial; para penggemar membanjiri platform seperti TikTok dengan cuplikan lagu ini dan tak henti-hentinya menyanyikan bagian chorus-nya yang mudah diingat. Chorus adalah bagian lagu yang biasanya diulang beberapa kali dan menjadi inti dari lagu tersebut.
Maher Zain dan Harris J turut merasakan euforia tersebut dan sempat mengisyaratkan bahwa video musik resmi yang tengah digarap akan tampil spektakuler, apalagi pengambilan gambarnya dilakukan langsung di Madinah untuk menghadirkan nuansa autentik kota suci tersebut
Secara keseluruhan, dari segi rilis, Qalbi fil Madinah berhasil mencuri perhatian dan mendapat penerimaan publik yang meriah sejak awal peluncurannya.
Deretan Karya Maher Zain
Dalam perjalanan karier Maher Zain, Qalbi fil Madinah menambah deretan karya yang konsisten mengusung tema kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Maher Zain kali pertama melejit lewat album debut Thank You Allah pada tahun 2009 yang mencetak banyak hit global seperti Insyaallah dan For the Rest of My Life.
Album keduanya, Forgive Me (2012), dan album ketiganya, One (2016), melanjutkan kesuksesan tersebut dengan lagu-lagu populer semisal Number One for Me” dan Medina sempat mengeluarkan beberapa single religi menjelang Ramadan, contohnya “Rahmatanlilalamin pada 2022 serta proyek mini album Nour ala Nour (2021).
Qalbi fil Madinah sendiri bukan bagian dari album studio penuh, melainkan single kolaborasi yang menandai karya besar Maher Zain di tahun 2025. Lagu ini dapat dianggap sebagai penerus tradisi Maher Zain membawakan nasyid bertema saalawat dan puji-pujian kepada Nabi.
Sebelumnya, Maher pernah merilis lagu Ya Nabi Salam Alaika pada 2011 yang sangat populer di kalangan penikmat nasyid, serta Assalamualaika dalam album Forgive Me (2012).
Kolaborasi dengan Harris J memberikan warna baru sekaligus menjangkau audiens yang lebih luas. Dalam diskografi Maher Zain, single ini memperkaya repertoarnya dan membuktikan bahwa ia terus relevan di kancah musik islami internasional lebih dari satu dekade sejak debutnya.

Pop Moderm dengan Sentuhan Timur Tengah
Secara musikal, Qalbi fil Madinah menawarkan aransemen yang dinamis dan meriah. Maher Zain turun tangan langsung sebagai arranger lagu ini memadukan unsur pop modern dengan sentuhan Timur Tengah yang kental. Tempo lagu tergolong upbeat (cepat dan menghentak) dan nadanya sangat catchy, membuat siapa pun yang mendengarnya mudah terbawa untuk ikut bersenandung.
Berbeda dari beberapa nasyid Maher Zain terdahulu yang bernuansa balada pelan, lagu ini menghadirkan ritme yang enerjik sejak awal. Dentingan perkusi khas padang pasir dan alunan melodi timur tengah terasa dominan, ditambah harmonisasi vokal Maher Zain dan Harris J yang mengisi ruang dengan apik. Meski demikian, kesan khidmat dan spiritual tidak hilang – justru tercipta keseimbangan antara nuansa gembira dan haru.
Instrumen-instrumen yang digunakan kemungkinan meliputi drum perkusi, bass, dan pad synthesizer modern, dipadu dengan instrumen tradisional semacam oud atau biola timur tengah untuk memperkuat atmosfer islami.
Produksi musiknya terdengar sangat rapi dan berkelas; ini tidak lepas dari proses mixing oleh Ronny Lahti dan mastering oleh Svante Forsbäck, dua nama yang tercantum dalam kredit lagu.
Menariknya, seperti biasa untuk rilisan di bawah label Awakening, lagu ini disediakan dalam dua versi: versi dengan musik penuh dan versi “vocals only” (hanya vokal dan paduan suara tanpa alat musik)
Langkah ini diambil agar lagu dapat dinikmati pula oleh kalangan yang lebih memilih nasyid tanpa instrumen, sehingga jangkauan pendengarnya lebih luas.
Bagian chorus Qalbi fil Madinah menjadi pusat daya tarik musikal lagu ini. Dengan repetisi frasa “Qalbi fil madinah, wajada as-sakinah” yang berarti “Hatiku di Madinah, telah menemukan ketenangan”, serta sapaan “Ya Nabina, assalamu ‘alaik”, tercipta hook yang sangat kuat dan mudah diingat.
Melodi chorus yang sederhana namun megah, didukung beat yang uplifting, berhasil menciptakan aura syahdu sekaligus menggebu. Tak heran jika potongan chorus ini viral di media sosial; pendengar kerap menggunakannya sebagai latar video TikTok karena nadanya yang emosional dan membangkitkan semangat.
Secara keseluruhan, aransemen musik Qalbi fil Madinah berhasil menyampaikan pesan spiritual lagu dengan cara yang modern dan ramah di telinga, membuatnya disukai lintas generasi.
Duet Maut
Kolaborasi antara Maher Zain dan Harris J dalam lagu ini patut mendapat acungan jempol. Keduanya memiliki karakter vokal yang berbeda namun saling melengkapi.
Maher Zain dengan suara lembut nan merdunya menghadirkan kedalaman emosi dan pengalaman, sementara Harris J dengan vokal muda yang segar membawa energi baru dan keceriaan.
Dalam Qalbi fil Madinah, mereka berbagi porsi vokal secara proporsional – terdengar harmonisasi pada bagian chorus dan saling bergantian pada bagian verse, menciptakan variasi yang menarik sepanjang lagu.
Sinergi duet ini terasa alami. Harris J, yang terkenal lewat lagu hits Salam Alaikum (2015), mampu mengimbangi aura Maher Zain yang sudah lebih dulu mendunia. Meski terdapat perbedaan generasi di antara mereka, kombinasi keduanya justru menjadi daya tarik tersendiri. Maher Zain memiliki basis pendengar luas termasuk kalangan dewasa yang telah mengikuti musiknya sejak satu dekade lalu, sedangkan Harris J digemari kaum muda milenial khususnya remaja putri
Dari segi penyampaian, Maher dan Harris bernyanyi dengan penghayatan tinggi. Ketika melantunkan lirik-lirik saalawat dalam bahasa Arab, keduanya terdengar khusyuk namun tetap powerful.
Ada beberapa momen harmoni dua suara yang membuat lagu ini semakin syahdu, terutama pada bagian bridge salawat di mana suara Maher dan Harris berpadu menyerukan “Ya Rasulallah… Ya Habiballah” secara bergema.
Bagian ini memberikan kesan seolah-olah dua generasi bersatu memanjatkan pujian kepada Nabi. Secara keseluruhan, duet Maher Zain dan Harris J di Qalbi fil Madinah sukses besar–mereka menunjukkan chemistry yang kuat dan profesionalisme tinggi dalam menyampaikan pesan lagu.
Kolaborasi ini juga menarik sebagai fakta bahwa ini pertama kalinya Maher Zain berduet dengan Harris J dalam sebuah single, sehingga menjadi momen istimewa bagi penggemar keduanya.
Makna dan Pesan Lirik
Lirik Qalbi Fil Madinah sarat dengan makna religius dan emosional yang mendalam. Lagu ini pada intinya menggambarkan kerinduan seorang Muslim kepada Nabi Muhammad Saw dan perasaan damai yang diperoleh ketika berada di Kota Madinah, kota suci yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Rasulullah
Sejak bait pertama, penulis lirik mengungkapkan rindu dengan kalimat “Air mataku mengalir penuh kerinduan, wahai kekasihku, kepada-Mu” – sebuah ungkapan cinta rindu kepada Nabi.
Lirik selanjutnya “Hatiku meluap dengan cinta dengan bershalawat kepada-Mu” menekankan pentingnya bershalawat (membaca doa salam kepada Nabi) sebagai wujud cinta, yang sekaligus membuat hati tenang.
Ketika masuk bagian reffrain, pesan semakin jelas: hati yang terhubung dengan Madinah dan Rasul akan menemukan sakinah (ketenangan). Frasa Arab “wajada as-sakinah” menunjukkan bahwa di Madinah lah hati menemukan kedamaian, seolah kota itu menjadi tempat pelipur lara bagi jiwa yang merindu
Selain itu, lagu ini juga menyisipkan penghormatan kepada keluarga Nabi dan gelar-gelar mulia beliau. Disebutnya “Ya Aba Zahra” (Wahai ayahnya Fatimah Az-Zahra) dan “Ya jadda Al-Hasanain” (Wahai kakeknya Hasan dan Husain) dalam verse kedua merupakan penegasan kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad sebagai sosok kepala keluarga Ahlul Bait yang dimuliakan.
Lirik “Ya man ji’tana bushra – Taha nur al-‘ayn” memuji Nabi sebagai pembawa kabar gembira dan menyebut “Taha” (salah satu nama/gelar Nabi dalam Al-Qur’an) sebagai cahaya mata. Penggunaan nama “Taha” ini tidak hanya puitis, tetapi juga edukatif, mengingatkan pendengar pada salah satu surat dalam Al-Qur’an yang diyakini merujuk kepada Nabi.
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa di balik kesederhanaan liriknya, lagu ini mengandung muatan edukasi religi – memperkenalkan pendengar pada gelar-gelar Nabi dan anggota keluarganya.
Pesan utama yang ingin disampaikan Maher Zain melalui Qalbi fil Madinah adalah bahwa kecintaan kepada Nabi Muhammad akan membawa ketenangan jiwa. Lagu ini mengajak pendengar merasakan kerinduan mendalam kepada Rasulullah dan mengingat keutamaan Kota Madinah sebagai sumber inspirasi spiritual.
Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain cinta kepada Nabi, kerinduan ziarah, pentingnya bershalawat, dan mendambakan sakinah (ketenteraman batin). Bagi umat Islam, lirik ini bisa membangkitkan perasaan haru dan meningkatkan kecintaan kepada Rasul, seolah-olah hati pendengar diajak “berjalan spiritual” ke Madinah dan menyampaikan salam langsung di makam Nabi.
Lagu ini menyiratkan kebahagiaan dan ketenangan luar biasa yang dirasakan seorang Muslim ketika menjejakkan kaki di Madinah, seakan-akan jiwa menemukan perlindungan dan kedamaian di kota suci tersebut
Sementara itu, ekspresi cinta dan shalawat yang diulang-ulang menegaskan betapa agungnya posisi Nabi Muhammad Saw dalam hati umatnya
Di luar konteks religius, pesan universal lagu ini adalah cinta dan perdamaian. Kalimat “Assalamualaik” yang berarti “salam sejahtera bagimu” tidak hanya ditujukan kepada Nabi, tetapi juga mengandung spirit menyebarkan perdamaian kepada sesama.
Pendengar non-Muslim sekalipun dapat menangkap aura kedamaian ini dari nada dan cara penyampaian lagu, walaupun mungkin tidak mengerti liriknya. Dengan demikian, Qalbi Fil Madinah berhasil menyampaikan pesan spiritual yang dalam secara mengalir dan menyentuh, sehingga pendengar diajak merasakan getaran cinta dan damai yang diinginkan lagu ini.
Lirik Lengkap
Lagu Qalbi fil Madinah dinyanyikan sepenuhnya dalam bahasa Arab, dengan lirik puitis yang berisi ungkapan kerinduan dan pujian untuk Nabi Muhammad Saw serta keagungan Kota Madinah. Berikut disajikan lirik asli berbahasa Arab beserta terjemahan bahasa Indonesianya:
سَالَ دَمعِي شَوْقًا
يَا حَبِيبِي إِلَيْك
فَاضَ قَلْبِي عِشْقًا
بِالصَّلاةِ عَلَيْك
طَارَتْ رُوحِي حُبًّا
فِي المَنَامِ إِلَيْك
رَامَ كُلِّي قُرْبًا
سَيِّدِي لَبَّيْكَ
قَلْبِي فِي المَدِينَة
وَجَدَ السَّكِينَة
قَالَ يَا نَبِيِّنَا
السَّلَامُ عَلَيْكَ
قَلْبِي فِي المَدِينَة
وَجَدَ السَّكِينَة
مُحَمَّدٌ نَبِيِّنَا
السَّلَامُ عَلَيْكَ
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا رَسُولَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا رَسُولَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ الله
رَسُولَ اللهِ…
حَبِيبَ اللهِ…
رَسُولَ اللهِ…
حَبِيبَ اللهِ…
يَا أَبَا الزَّهْرَاء
كَمْ أَحِنُّ إِلَيْكَ
لِلْقُبَّةِ الخَضْرَاء
جِئْتُ أُصَلِّي عَلَيْكَ
يَا جَدَّ الحَسَنَيْن
مُحَمَّدٌ يَا زَيْن
يَا مَنْ جِئْتَنَا بُشْرَى
طٰهٰ نُورَ العَيْن
قَلْبِي فِي المَدِينَة
وَجَدَ السَّكِينَة
قَالَ يَا نَبِيِّنَا
السَّلَامُ عَلَيْكَ
قَلْبِي فِي المَدِينَة
وَجَدَ السَّكِينَة
مُحَمَّدٌ نَبِيِّنَا
السَّلَامُ عَلَيْكَ
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا رَسُولَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا رَسُولَ الله
صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ
عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ الله
رَسُولَ اللهِ…
حَبِيبَ اللهِ…
رَسُولَ اللهِ…
حَبِيبَ اللهِ…
قَلْبِي فِي المَدِينَة
وَجَدَ السَّكِينَة
مُحَمَّدٌ نَبِيِّنَا
السَّلَامُ عَلَيْكَ
Terjemahan
Air mataku mengalir penuh kerinduan,
Wahai Kekasihku, kepada-Mu.
Hatiku meluap dengan cinta,
dengan bersalawat kepada-Mu.
Jiwaku melayang karena cinta,
dalam mimpi menuju-Mu.
Seluruh diriku rindu dekat dengan-Mu;
Wahai Tuanku, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
(Reff): Hatiku di Madinah,
telah menemukan ketenangan.
Ia berkata: “Wahai Nabi kami,
salam sejahtera atasmu.”
Hatiku di Madinah,
telah menemukan ketenangan.
Muhammad, Nabi kami,
salam sejahtera atasmu.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Rasulullah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Kekasih Allah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Rasulullah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Kekasih Allah.
(Wahai) Rasulullah…
Kekasih Allah…
Rasulullah…
Kekasih Allah…
Wahai Ayah dari Fatimah Az-Zahra,
betapa aku merindukanmu.
Menuju kubah hijau (makammu di Madinah),
aku datang untuk bershalawat kepadamu.
Wahai kakek (dari) Hasan dan Husain,
Muhammad yang indah nan elok,
wahai pembawa kabar gembira bagi kami,
Taha, cahaya mataku.
(Reff diulang): Hatiku di Madinah,
telah menemukan ketenangan.
Ia berkata: “Wahai Nabi kami,
salam sejahtera atasmu.”
Hatiku di Madinah,
telah menemukan ketenangan.
Muhammad, Nabi kami,
salam sejahtera atasmu.
(Bridge – Salawat diulang): Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Rasulullah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Kekasih Allah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Rasulullah.
Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah
kepadamu, wahai Kekasih Allah.
Rasul Allah…
Kekasih Allah…
Rasul Allah…
Kekasih Allah…
(Outro): Hatiku di Madinah,
telah menemukan ketenangan.
Muhammad Nabi kami,
salam sejahtera atasmu. (#)
Mohammad Nurfatoni, penggemar Maher Zain, ditulis dari berbagai sumber