
Perubahan warna akibat percampuran dua warna atau lebih menjadi pelajaran menarik bagi siswa TK yang mau masuk ke Mugeb School. Pada momentum preschool, proses melukis celengan sukses bikin mereka takjub.
Tagar.co – Siapa sangka proses melukis celengan bisa jadi momentum belajar mencipta warna baru yang menyenangkan. Para siswa TK yang sudah diterima sebagai calon siswa SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School) mengalaminya ketika preschool.
Jumat (7/2/2025) sore menjadi saksi betapa bola mata mereka langsung membulat. Menatap lekat-lekat warna pada wadah cat maupun sebagian permukaan celengan yang berubah warna seketika.
Pada salah satu kelompok, di mana tiga bocah duduk melingkar, M. Arjuna Asova spontan berkomentar, “Lho, kuning sama biru jadi hijau?” Kala itu Arjuna mengoles cat biru di atas permukaan celengan yang sudah dia cat kuning sebelumnya. Cat kuningnya masih basah.
Begitu pula ketika rekan yang duduk di depannya, Darren Zayyan Muhammad, lincah mencelupkan kuas ke tempat cat biru lalu langsung mencelupkan ke tempat cat kuning. Zayyan dan Arjuna melihat perubahan warnanya.
“Aku suka warna biru,” kata Zayyan lalu kembali mencelupkan kuasnya ke cat warna biru.
Di kelompok samping, Aliyya Namira Dermawan dengan penuh percaya diri menjelaskan kepada teman-teman di kelompoknya. “Kuning dan biru jadi hijau. Kalau ini cokelat, merah dicampur semuanya!” jelas anak perempuan yang super ceria dan suka bercerita itu.
Semangat Melukis
Anak-anak memang semangat melukis. Usai dua guru pendamping Kelas I Everest–Nurul Fitriyah, S.Pd dan Nur Qomariah, S.Pd–membagikan alat dan bahan, mereka langsung melukis. Untungnya, koran sudah terpapar di tengah mereka, jadi tetesan catnya tidak terkena lantai.
Kegiatan preschool sore itu melukis celengan berbahan tanah liat alias gerabah di kelas masing-masing. Para siswa, seperti biasa, terbagi ke dalam lima kelas.
“Anak-anak dapat tiga warna. Biru, merah, dan kuning,” terang Ustazah Ria, sapaan akrab salah satu guru pendamping.
“Kalau mau pindah warna, kuasnya harus dicuci dulu. Biar warnanya tidak tercampur,” lanjutnya.
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyelesaikan tantangan preschool pertemuan ketiga ini. Zayyan langsung menunjukkan celengannya ketika hampir seluruh permukaannya dominan berwarna biru. “Aku sudah,” teriaknya kepada guru pendamping.
Ustazah Fitri lantas mengecek celengannya. “Ayo dilukis lagi bagian yang masih berwarna putih agar merata warnanya,” ujarnya sambil tersenyum.
Zayyan kembali fokus melukis. Gantian Hamizan Damar Aufaa yang mendekat. Ia menyodorkan celengannya. “Aku sudah,” katanya.
Fitri tersenyum lalu membimbing, “Ini harus diwarnai lagi soalnya masih ada putihnya.” Damar pun kembali duduk dan melukis.

Melukis dan Bermain Peran
Bagi mereka, melukis celengan ini menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ayesha Nahda yang duduk di area depan papan tulis memainkan kuas yang masih kering. Ia menyapukan kuas tersebut di pipinya. Teman sekelompoknya kompak tertawa dan meniru melihat aksinya seolah sedang pakai make-up.
Sementara Ameera, di kelompok sebelah, juga beraksi ketika melihat cat merah menutupi telapak tangannya. “Lihat tanganku ada banyak darah,” ujarnya sambil berpose ala zombie.
Ameera pun bercerita, ini pertama kalinya melukis pakai cat air. “Aku pernah melukis tapi pakai krayon. Bentuknya unicorn,” kenang anak yang suka bercerita ini.
Qalesya S. Putri Medina, bocah yang duduk di samping Ameera, ikut berkomentar. “Lihat, dia menangis karena tidak dijemput temannya,” ujarnya sambil manyun. Cat merah di bagian mata celengan dinosaurusnya luntur. Tampak seperti air mata yang menetes.
Konselor Mugeb School Sayyidah Nuriyah, S.Psi turut mendampingi dalam kelas tersebut. Ia bersyukur para siswa semakin akrab dengan teman di kelasnya. “Dari preschool ini, harapannya mereka semakin akrab dan mengenal calon temannya di kelas I nanti,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini tak hanya melatih motorik halus anak-anak. Melainkan juga memancing kreativitas dan keterampilan sosial mereka. (#)
Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni