Water Station kini hadir di tiga titik lokasi SMK Muhammadiyah 8 Siliragung (SMK Models). Seluruh warga sekolah terus mengupayakan pencegahan sampah plastik melalui fasilitas baru ini.
Tagar.co – Water Station SMK Models berupa lemari kayu berwarna krem. Ukurannya 84x40x150 centimeter. Di dalamnya ada dua dispenser berwarna merah kombinasi hitam. Lemari ini dibuat sendiri oleh Nur Sodiq, alumnus SMK Models yang bergelut di bidang pengelasan.
Di bagian bawahnya ada katup yang bisa dibuka-tutup. Katup bagian kiri bertuliskan, “Kurangi sampah plastik. Bawa botol sendiri.” Pada bagian kanan, terdapat gambar tumbler aneka warna dan bentuk.
Adapun pada bagian tengahnya tentu lubang sehingga tampak tempat keluarnya air pada dispenser. Di sinilah para guru dan siswa bisa mengisi ulang air pakai tumbler masing-masing.
Water Station ini punya kabinet di bagian atas untuk menyimpan gelas atau botol yang tertinggal di area sekolah. Di depannya bertuliskan Water Station SMK Muhammadiyah 8 Siliragung berwarna toska, logo Merdeka Sampah, dan logo Ecobhinneka.
Dengan model yang sama, water station tersebar di tiga titik area SMK Models. Tepatnya di depan kantor jurusan Teknik Informatika, depan perpustakaan, dan arena laboratorium bengkel otomotif.
Baca juga: Optimisme Gempita Jatim Bangkitkan Ketahanan Pangan Nasional
Solutif
Kepala Sekolah Muhlas Efendi, S.T. meluncurkan fasilitas baru tersebut, Kamis (18/07/2024). Ia berharap, seluruh warga sekolah bisa mengisi ulang air minum memakai tumbler masing-masing.
Sebagai sekolah dampingan Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah, SMK Models aktif dalam aksi lingkungan. “Pengendalian sampah plastik di sekolah ini penting dan tidak ada jalan lain karena plastik adalah sampah yang sulit terurai hingga ratusan tahun,” ungkap Muhlas Efendi.
Ia tegas menginstruksikan, warga sekolah harus berupaya mengurangi plastik sekali pakai. Termasuk membuat aturan untuk kantin supaya menyediakan wadah guna ulang. Muhlas Efendi meminta Koordinator Kantin menindaklanjuti hal ini.
Pasalnya, setiap harinya warga sekolah bisa menghasilkan seribu lebih sampah plastik. Dari sini, menurutnya perlu membentuk kebiasaan minim sampah di mana stakeholder sekolah menegakkan aturan khusus untuk mengendalikan sampah plastik.
Adapun Zahrotul Janah, S.Kom., M.M., Bendahara Sekolah yang juga aktif sebagai Fasilitator Daerah Eco Bhinneka Regional Banyuwangi menambahkan, “Sekolah juga menyediakan gelas lurik untuk menggantikan paper cup yang biasa digunakan saat coffee break guru yang workshop atau rapat-rapat. Ini sangat mengurangi sampah plastik yang biasanya dihasilkan. Selain itu juga menekan anggaran untuk pembelian papercup,” terangnya.
Zahro berharap, water station menjadi sarana pembiasaan warga sekolah untuk membawa tumbler dan mengurangi botol plastik sekali pakai. “SMK Models akan menjadi bagian dari solusi bukan polusi!” tegasnya.
Baca juga: Hari Pertama Sekolah tanpa Bu Nur
Respon Positif
Lemari kayu itu hadir sejak sebulan lalu, menjelang liburan akhir semester. Di pekan pertama awal tahun ajaran baru ini dilengkapi dengan dispenser sehingga bisa berfungsi.
Sebelum terpasang dispenser dan stiker, setiap kali melewati lemari baru itu, guru maupun siswa menanyakan kegunaannya. Ketika sudah ada dispenser dan lengkap dengan stiker-stiker, warga sekolah menangkap maksud lemari berlabel water station tersebut.
Komentar positif datang dari Ketua IPM Risma Triani. “Menurut saya sebagai penghuni sekolah, bermanfaat banget sih. Bisa sebagai isi ulang air jika berkegiatan sampai malam dan bisa buat masak mi,” katanya.
Sejalan dengannya, Guru Matematika Lilis Tri Susilo Wahyu Adriyani, S.Pd. mengatakan, “Dengan adanya water station di beberapa titik area SMK Models sangat menguntungkan bagi saya. Salah satunya yakni bisa menghemat biaya pembelinya air mineral serta yang paling utama adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.”
Berikutnya, respon positif juga datang dari Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana SMK Models Faisol Arif, S.Pd. “Alhamdulillah sarana baru untuk siswa-siswi SMK models sebagai wujud dari komitmen sekolah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik,” ungkapnya. (#)
Jurnalis Zahrotul Janah Penyunting Sayyidah Nuriyah