Studi Banding PRM Unggulan Diikuti 100 Peserta, Ini Target LPCR Surabaya
Studi banding LPCR PM Kota Surabaya ke Klaten dan Muntilan menargetkan setiap PCM dan PRM bisa mendirikan amal usaha ekonomi.
Tagar.co – LPCR PM (Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid) Muhammadiyah Kota Surabaya berangkat studi banding Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024) malam.
Tujuan studi banding ke Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) unggulan nasional, yaitu PRM Gading Klaten, PRM Gunungpring dan PRM Keji Muntilan Magelang. Tiga PRM ini juara Cabang Ranting Award 2022.
Sebanyak 100 peserta mengikuti studi banding ini. Mereka terdiri aktivis PRM dan PCM se Kota Surabaya dan pengurus LPCR PDM Kota Surabaya.
Tadi malam berkumpul di Smamda Tower Jl. Pucang Adi pukul 21.00 WIB. Ada dua bus yang mengantar rombongan ini ke Klaten dan Muntilan Magelang.
Ketua LPCR PM Kota Surabaya Jahja Sholahuddin mengatakan, program ini untuk meningkatkan ilmu, wawasan, dan semangat personalia PCM dan PRM untuk memajukan cabang dan ranting masing-masing.
”Sudah banyak cabang dan ranting yang punya amal usaha masjid, TK, SD, SMP dan SMA, tetapi belum banyak yang punya amal usaha ekonomi yang besar dan berhasil. Dalam studi banding ini kita menimba ilmu agar bisa membuat amal usaha ekonomi yang sukses,” kata Jahja.
Baca Juga Muhammadiyah Tak Lagi Yatim Piatu dalam Politik dan Kekuasaan?
Wakil Ketua PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kota Surabaya Hasan Cholis SE yang hadir di acara pemberangkatan mengapresiasi pimpinan LPCR-PM PDM Kota Surabaya yang berinisiatif mengadakan studi banding ini.
”Dengan studi banding ini kita bisa melihat langsung dan membandingkan PRM yang lebih maju dari ranting kita sehingga apa saja kelebihan atau keunggulan yang dimiliki bisa kita tiru,” ujarnya.
Dia berpesan, tidak semua yang akan kita lihat di PRM unggulan bisa ditiru persis, karena bisa jadi situasi dan kondisi berbeda.
”Tetapi bukan berarti ini tidak berguna. Yang bisa kita ambil pelajaran adalah bagaimana cara dan ikhtiar mereka sehingga bisa menjadi unggul. Ada sejarah perjalanannya yang perlu kita ketahui,” tuturnya.
Sekretaris LPCR-PM, Muhammad Syafi’i menggarisbawahi agar kita bisa maksimal dalam studi banding PRM unggulan ini maka peserta harus bisa menghilangkan mental blok atau hambatan mental.
”Ketika telah mendapatkan ilmu, wawasan, dan semangat dalam studi banding, lalu kembali ke tempat kita, seringkali muncul pikiran dan perasaan sulit, tidak mampu, berat dan tidak yakin terhadap perubahan yang hendak dilakukan,” kata dia.
Baca Juga Langgar Gipo, Wisata Sejarah di Kota Lama
Biasanya, sambung dia, muncul pikiran apa bisa ya ranting saya berubah? “Di tempat saya orang-orangnya sulit diajak maju,” ujarnya. “Wah, itu butuh dana besar. Nah mental blok semacam inilah yang harus dihilangkan. Ganti dengan optimisme dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan apabila kita bersungguh-sungguh.”
PRM Gading Klaten Utara mempunyai sekitar 900 anggota tersebar di dusun-dusun. Memiliki 18 masjid, TK, MI, dan minimarket. Modal minimarket berasal dari saham anggota. Pengelolaan minimarket ini menjadi model bagi PCM dan PRM di Jawa Tengah.
PRM Gunung Pring Muntilan Magelang bisa memberdayakan masyarakat sekitar sebagai sopir antar jemput siswa Muhammadiyah. Akhirnya mobil inventaris PRM itu dihibahkan kepada para sopirnya.
PRM ini juga membangun SMA Taruna Muhammadiyah dengan gedung megah. Sekolah ini menerapkan disiplin seperti sekolah militer. Diminati siswa dari seluruh Indonesia.
PRM Keji Muntilan mendirikan perusahaan mebel yang melayani pembuatan lemari, kitchen set, meja kursi. Perusahaan ini menampung pekerja dari warga sekitar. (#)
Jurnalis M. Syafii Penyunting Sugeng Purwanto