Tagar.co

Home » Teks Rekon: Pengertian, Ciri Kebahasaan, dan Contoh
Panduan Teks Rekon

Teks Rekon: Pengertian, Ciri Kebahasaan, dan Contoh

Panduan Teks Rekon
Materi Bahasa Indonesia Kelas IX (Ilustrasi freepik.com premium)

Teks rekon memuat peristiwa, kegiatan, dan kejadian yang diuraikan secara kronologis yang berfungsi memberikan informasi. Di teks ini, penulis bisa melaporkan peristiwa sekaligus bisa menghibur pembaca.

Penulis Ichwan Arif, Guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik.

Tagar.co – Teks rekon disebut juga sebagai teks cerita ulang dan termasuk ke dalam jenis teks naratif. Teks ini salah satu jenis teks yang memuat suatu peristiwa, kegiatan, kejadian atau pengalaman masa lalu yang telah diamati secara kronologis dan ditujukan untuk memberikan informasi ataupun menghibur pembacanya.

Tujuan komunikatif dari teks rekon adalah untuk melaporkan peristiwa, kejadian atau kegiatan. Laporan ini ditujukan untuk memberitakan kejadian di masa lalu yang penting untuk diceritakan atau memiliki tujuan untuk menghibur.

Teks rekon terbagi ke dalam tiga jenis.

  1. Teks rekon pribadi yang memuat kejadian yang melibatkan penulis secara langsung.
  2. Teks rekon faktual yang memuat cerita ulang terkait kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, maupun laporan polisi.
  3. Teks rekon imajinatif yang memuat cerita fiksi dengan lebih detail.

Fungsi Sosial Teks Rekon

Penulisan teks rekon memiliki tujuan salah satunya adalah agar pembaca tidak mengalami kejadian serupa dan dapat memetik pembelajaran dari teks yang disampaikan. Pada teks rekon sejarah ditujukan supaya generasi muda dapat melihat sejarah masa lampau yang dialami oleh bangsa tersebut.

Baca juga: Pengertian Teks Deskripsi dan Unsur Kebahasaan Materi Bahasa Indonesia Kelas IX

Fungsi sosial teks rekon ada 3, antara lain:

  1. Menceritakan pengalaman atau peristiwa yang dialami
  2. Menceritakan sesuatu secara runtut
  3. Mengandung nilai moral untuk pembacanya

Ciri Kebahasaan

Salah satu cara untuk membedakan teks rekon dengan teks naratif lainnya adalah dengan melihat ciri kebahasaan yang dimiliki oleh teks ini. Ciri kebahasaan teks rekon adalah:

  1. Menggunakan kata penjelas waktu untuk melakukan penceritaan waktu lampau. Seperti: pada masa itu, pada tanggal 6 Agustus 1945, maupun dahulu kala.
  2. Menggunakan kata-kata yang ditujukan untuk menunjukan urutan peristiwa atau kronologis dalam cerita. Seperti: setelah, selanjutnya, kemudian.
  3. Menggunakan kata yang menunjukan siapa (partisipan: aku, kami, mereka, dia), apa, kapan, di mana, bagaimana. Seperti: nama orang, ia, kita.
  4. Menggunakan kata yang menunjukan kata tempat dan waktu. Seperti: Kota Bandung pada tanggal 24 Maret 1946.
  5. Menggunakan kata kerja aksi. Seperti: mengeksploitasi, menyembunyikan, maupun meledakkan.
  6. Menggunakan kata sifat. Seperti: saksama, kacau.

Struktur Teks Rekon

Struktur teks merupakan sebuah penggambaran terkait bagaimana sebuah teks disusun. Struktur dari teks rekon adalah:

  1. Judul: Kata atau frasa kunci yang mewakili keseluruhan teks
  2. Orientasi: Bagian pengenalan atau pembuka dari sebuah teks. Biasanya memuat gambaran umum dari cerita yang akan dibawakan
  3. Urutan peristiwa: Rekaman peristiwa yang terjadi dan biasanya disampaikan melalui urutan kronologis. Bagian ini merupakan inti dari teks.
  4. Reorientasi: Pembahasan ulang peristiwa, biasanya disertai komentar pribadi penulis. Bagian ini bersifat opsional yang artinya tidak semua teks terdapat bagian ini.

Baca juga: Pengertian Teks Deskripsi dan Unsur Kebahasaan Materi Bahasa Indonesia Kelas IX

Contoh Teks Rekon

Berikut merupakan contoh teks rekon:

Judul:

Candi Gedong Songo

Orientasi:
Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara di sini cukup dingin. Kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Istilah Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, yakni gedong berarti rumah atau bangunan, songo berarti sembilan. Jadi, arti kata Gedong Songo adalah sembilan (kelompok) bangunan.

Lokasi candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Terkadang kabut tipis turun dari atas gunung sering muncul yang mengakibatkan mata tidak dapat memandang Candi Gedong Songo dari kejauhan.

Urutan Peristiwa:
Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter dari pintu masuk melalui jalan setapak yang naik. Kita dapat memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi obyek wisata Candi Gedong Songo. Perjalanan dapat kita teruskan menuju Candi Gedong II kurang lebih 300 meter dengan mengikuti jalan setapak yang sudah di paving. Di sela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh di sebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut.

Setelah dari Candi Gedong IV, kita menuju Candi Gedong V yang berada di bukit paling atas dan merupakan candi terakhir yang kami temukan. Mengapa Candi terakhir? Karena tidak ada lagi candi setelah candi ini. Mungkin bangunan candi lainnya telah hancur karena berbagai faktor. Perlu diketahui bahwa di Candi Gedong V ini ada 2–3 candi yang bangunannya juga tidak utuh lagi. Begitu juga kondisi candi-candi sebelum Candi Gedong V ini.

Baca jugaBakat Saja Tidak Cukup, Penulis Cerita Anak Harus Paham Ini

Reorientasi:
Obyek wisata Candi Gedong Songo cocok sekali untuk refreshing pemandangan alam sekaligus tracking karena dari pintu masuk hingga candi terakhir yaitu Candi Gedong V lumayan menanjak. Sangat dekat sekali dengan Puncak Gunung Ungaran. Pemandangan dari Candi Gedong V sangat indah sekali, ke arah bawah kita dapat melihat Rawa Pening di Salatiga dan Kota Ambarawa. Ke arah belakang/atas dapat kita lihat Puncak Gunung Ungaran yang sangat indah diselingi asap belerang yang muncul dari sela-sela jurang antara Candi Gedong III dan IV. Karena keindahannya Candi Gedong Songo ini sering menjadi tempat yang indah untuk foto-foto prewedding. (#)

Penyunting Muhammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *