
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq hadir di Surabaya untuk menyapa langsung pemangku kepentingan pendidikan Yayasan Dapena. Ia memotivasi sekolah swasta harus gesit berinovasi demi pendidikan bermutu merata.
Tagar.co – Riuh rendah suara diskusi mewarnai pertemuan hangat di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (16/3/2025). Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq hadir menyapa langsung para pemangku kepentingan pendidikan Yayasan Dapena.
Setibanya di Kota Pahlawan, bersama Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur Praptono, Fajar tak menunda waktu untuk bertatap muka dengan jajaran pengurus Yayasan Dana Pendidikan Nasional (Dapena), para kepala sekolah, wakil kepala sekolah, hingga alumni.
Dalam audiensi yang berlangsung penuh keakraban itu, Fajar melontarkan gagasan penting: sekolah swasta harus terus berinovasi. Baginya, inovasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan untuk mempertahankan eksistensi di tengah dinamika dunia pendidikan yang terus bergerak.
“Penting bagi sekolah untuk melakukan revitalisasi dan inovasi. Mau tidak mau, inovasi itu suatu pilihan yang perlu diambil,” tegas Fajar di hadapan para pengurus Yayasan Dapena.
Dengan saksama, Fajar mendengarkan satu per satu aspirasi dan tantangan yang membelit sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Dapena. Ia tak menampik realitas pahit yang dihadapi sekolah swasta saat ini: penurunan jumlah siswa hingga sengitnya persaingan dengan sekolah negeri yang kian berbenah.
Namun, di tengah tantangan itu, Fajar menyampaikan pesan optimisme. Pemerintah, kata dia, memiliki komitmen kuat untuk memastikan sekolah swasta tetap memiliki ruang gerak yang adil untuk tumbuh dan berkembang.
“Tugas kami adalah membuat regulasi yang berkeadilan. Itu prinsip dasarnya, supaya sekolah swasta punya kesempatan yang sama,” ujarnya penuh keyakinan.
Kebijakan Pemerintah
Sebagai wujud dukungan konkret, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Termasuk redistribusi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2025. Kebijakan ini memberikan angin segar bagi sekolah swasta, memungkinkan guru PPPK untuk kembali mengajar di sekolah asal mereka.
Lebih dari sekadar kebijakan, Fajar juga menyoroti pentingnya inovasi yang lahir dari internal sekolah. Ia berbagi kisah inspiratif tentang SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) di Magelang. Sekolah yang sempat berada di ujung tanduk karena minimnya siswa itu berhasil bangkit. Bahkan kini menjadi salah satu sekolah favorit di daerahnya usai melakukan pembenahan manajemen dan strategi pemasaran yang cerdas.
“Saya pikir, jika kita ingin memperkuat pendidikan karakter, berarti kita akan memperkuat yang namanya soft skill siswa. Inilah sebenarnya salah satu modalitas kecakapan yang wajib dimiliki oleh anak-anak kita,” tuturnya.
Ia menekankan, kualitas lulusan jauh lebih penting daripada sekadar kuantitas siswa.
Evaluasi Berbasis Data
Senada dengan Fajar, Kepala BBPMP Jatim Praptono mengingatkan pentingnya evaluasi berbasis data bagi sekolah. Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap akar permasalahan adalah langkah awal yang krusial sebelum menentukan solusi yang tepat.
“Saya cukup senang dengan diskusi ini karena Bapak Ibu sudah memiliki kejujuran dan kesadaran, di lembaga yang dikelola itu sedang melakukan pengembangan. Ibaratnya, tubuh kita ada yang sakit,” ungkap Praptono.
BBPMP Jatim, lanjut Praptono, siap menjadi mitra bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendampingan langsung, pelatihan guru yang relevan, hingga pengembangan model-model pendidikan yang konkret dan berdampak nyata siap mereka berikan.
“Buatlah model-model yang lebih mudah untuk bisa dilakukan dan bisa dilihat oleh publik serta tentunya berdampak. Itu yang kita sebut dengan pengembangan model,” imbuhnya.
Praptono juga mengajak Yayasan Dapena untuk memanfaatkan berbagai program nasional. Ini dapat menjadi nilai tambah dan daya tarik bagi calon siswa. Seperti program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan pelatihan berbasis teknologi seperti coding dan kecerdasan buatan (AI).
Audiensi ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mendengarkan langsung suara dan tantangan yang sekolah swasta hadapi. Meskipun kesempatan berdialog tatap muka seperti ini tidak selalu dapat menjangkau seluruh sekolah atau yayasan, Fajar memastikan pintu komunikasi pemerintah akan terus terbuka.
Upaya untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh elemen pendidikan akan terus pemerintah upayakan. Dengan visi yang jelas, “Pendidikan Bermutu untuk Semua,” Wamendikdasmen Fajar mengajak seluruh elemen pendidikan–pemerintah pusat dan daerah, sekolah negeri maupun swasta–untuk terus bersinergi.
Kolaborasi yang kuat dia yakini mampu mewujudkan sistem pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa. (#)
Penyunting Sayyidah Nuriyah