BudayaUtama

Vincent van Gogh, Hanya Satu Lukisan Terjual Selama Hidup

×

Vincent van Gogh, Hanya Satu Lukisan Terjual Selama Hidup

Sebarkan artikel ini
Vincent van Gogh terkenal setelah kematiannya. Lukisannya berharga triliunan rupiah. Perjalanan hidupnya penuh drama.
Lukisan Van Gogh yang pertama laku The Red Vineyard.

Vincent van Gogh terkenal setelah kematiannya. Lukisannya berharga triliunan rupiah. Perjalanan hidupnya penuh drama.

Tagar.co – Vincent van Gogh pelukis Belanda lahir di Zundert 30 Maret 1853. Meninggal dunia pada 29 Juli 1890 di Auvers sur Oise, Prancis.

Dia pelukis produktif. Menghasilkan 860 lukisan cat minyak dan 700 gambar. Namun semasa hidup ternyata hanya satu lukisan saja yang terjual.

Judul lukisan itu The Red Vineyard. Menggambarkan kegiatan pekerja di ladang kebun anggur di Arles, Prancis. Lukisan itu dibuat pada awal November 1888.

Lukisan itu dibeli Anna Boch, seorang kolektor seni dan pelukis perempuan, saat pameran di Museum Les XX Brusel, Belgia. Dihargai 400 franc. Sekitar Rp29 juta. Sekarang lukisan itu disimpan di Museum Pushkin di Moskow.

Ceritanya Februari 1889, van Gogh diundang ikut pameran lukisan di Museum Les XX. Dia membawa dua lukisan bunga matahari dan ladang anggur merah. Sebagai pelukis pemula namanya belum terkenal. Namun kolektor Anna Boch tertarik dengan The Red Vineyard untuk mendorong kepercayaan diri van Gogh sebagai pelukis.

Kehidupan van Gogh memang tragis. Dia mati muda di usia 37 tahun akibat menembak diri sendiri. Dia hidup miskin, kesepian, kemudian menderita skizoprenia. Hidupnya dibantu oleh adiknya, Theodorus van Gogh.

The Starry Night salah satu master piece lukisan van Gogh

Lukisan Mahal

Mengutip Britannica.com, Vincent van Gogh terkenal setelah kematiannya pada awal abad 20 setelah salah satu lukisannya terjual sangat mahal di pelelangan.

Baca Juga:  Yahudi Ultra Ortodoks Tolak Wajib Militer untuk Perang Palestina

Dia populer juga karena perjalanan hidupnya yang miris dan dramatis. Seorang pelukis jenius, bekerja tanpa dihargai dalam isolasi, dan gila.

Lukisannya bergaya post impresionis dengan goresan cat patah-patah, berkontur, dan warna mencolok.

Salah satu lukisan master piece-nya adalah The Starry Night. Dilukis ketika dirawat di rumah sakit jiwa Saint-Paul-de-Mausole , Saint-Rémy, Provence, Prancis, Mei 1889, pada siang hari. Lukisan itu kini disimpan di Museum of Modern Art, New York, Amerika Serikat.

Lukisan pertama Vincent van Gogh yang terjual mahal adalah Vase with Fifteen Sunflowers pada tahun 1987 seharga 39,7 juta USD. Pembelinya Yasuo Goto dari Jepang saat lelang di Christie’s London.

Lukisan lainnya seperti Portrait of Dr. Gachet terjual seharga 152 juta USD. Sekitar Rp 1,9 triliun. Lukisan ini juga dibeli orang Jepang di Tokyo pada 1990.

Lukisan lainnya Portrait de l’artiste Sans Barbe (1889) terjual seharga 71,5 juta USD pada tahun 1998 dan Portrait du Docteur Gachet (1890) terjual seharga 82,5 juta USD tahun 1990.

Lewat adiknya, Theo, van Gogh bertemu dengan pelukis terkenal seperti Paul Gauguin, Camille Pissarro, Henri de Toulouse-Lautrec, Paul Cézanne, dan Georges Seurat.

Vincent van Gogh sering berkirim surat kepada Theo sejak tahun 1872. Surat-surat itu lalu dibukukan berjudul The Letters of Vincent van Gogh.

Dari surat-surat ini diketahui riwayat hidupnya. Sayang, Theo juga mati muda di usia 33 tahun enam bulan setelah kematian kakaknya.

Baca Juga:  Aya Sofya, Warisan Kristen Jadi Mualaf
Vincent van Gogh terkenal setelah kematiannya. Lukisannya berharga triliunan rupiah. Perjalanan hidupnya penuh drama.
Potret diri Vincent van Gogh sehabis memotong telinganya.

Jadi Pendeta

Awalnya van Gogh menjadi pendeta mengikuti ayahnya. Anak tertua dari enam bersaudara. Ayahnya pendeta Protestan. Saat menjadi pendeta dia konflik dengan gereja karena pendekatan dakwahnya yang dianggap merendahkan pendeta.

Saat itu sebagai misionaris di Borinage, wilayah pertambangan batu bara miskin di Belgia tahun 1878. Prihatin dengan kehidupan rakyat miskin dia sedekahkan semua hartanya.

”Mereka pikir saya orang gila,” katanya. ”Karena saya ingin menjadi seorang Kristen sejati. Mereka mengusir saya seperti anjing, mengatakan bahwa saya menyebabkan skandal.”

Keluar sebagai pendeta lantas dia menekuni bakat melukisnya. Karier melukis ditekuni selama 10 tahun. Tahun 1880 hingga 1890. Awalnya dia menggambar dengan pensil dan cat air di kertas. Melukis dengan cat minyak di kanvas pada musim panas tahun 1882.

Lewat melukis dia membawa hiburan melalui seni. ”Saya ingin menyampaikan pesan persaudaraan kepada orang-orang yang malang,” jelasnya kepada adiknya Theo. ”Ketika saya menandatangani (lukisan)’Vincent, itu sebagai salah satu dari mereka.”

Namun karena hidup kesepian, miskin, patah hati, menyendiri, dia terkena gangguan mental, suka berhalusinasi. Suatu saat di rumah pelukis Paul Gauguin, dia memotong telinganya karena merasa ada suara-suara yang mengganggu. Telinga itu lalu dia bawa ke Rachel, seorang pelacur temannya, sambil berpesan:”Rawat barang ini baik-baik.”

Tapi peristiwa itu melahirkan lukisan potret diri Vincent van Gogh dengan balutan perban di telinganya sambil mengisap pipa rokok. (#)

Baca Juga:  Tugu Titik Nol Surabaya, Penanda Jarak dan Simbol Budaya

Penyunting Sugeng Purwanto