UMM punya cara unik dalam menyemarakkan HUT Ke-79 RI. Salah satunya dengan mengibarkan bendera raksasa di tebing Pujon Hill yang melibatkan Divisi Mahasiswa Pencinta Alam UMM.
Tagar.co – Bendera merah putih berukuran 22 x 8 meter membentang gagah di salah satu tebing Pujon Hill UMM, Sabtu (17/8/2024) pagi.
Enam orang dari Divisi Mahasiswa Pencinta Alam (Dimpa) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama mengikatkan bendera ke tali yang menjulur di tebing itu. Tiga mahasiswa menjaga tali penahan sedangkan tiga mahasiswa lainnya memanjat tebing.
Proses pengibaran sang merah putih memakan waktu lebih dari tiga jam. “Yang membuat lama itu mencari titik yang kuat untuk dijadikan pasak atau tumpuan,” terang Tatag Mutaqin, S.Hut., M.Sc., penanggung jawab upacara HUT ke-79 RI di Pujon Hill UMM.
Baca juga: Indonesia Bernyawa Menuju Indonesia Raya, Pidato Kebangsaan Haedar Nashir
Di sisi lain, kata Biro Kemahasiswaan UMM ini, para mahasiswa tidak mengalami kendala yang berarti karena sudah ada persiapan matang. “Saat hari-H tinggal mengikatkan bendera ke tali yang sudah disiapkan sebelumnya,” imbuhnya.
Untuk bisa mencapai titik lokasi, tim Dimpa ke lokasi tebing untuk mengobservasi titik yang sekiranya kuat menjadi tumpuan. Lalu mereka mulai menyiapkan dan memasang alat-alat untuk panjat tebing. Usai gambaran titik lokasi penempatan ujung bendera sudah bisa ditali, mereka mengaitkan ujung bendera ke titik yang sebelumnya sudah ditentukan.
“Tantangannya lebih ke penguasaan medan saja, karena medan di sana juga cukup terjal untuk menuju ke tebing. Juga ada penghalang kayu kering di tebing dan adrenalin para pendaki,” ungkap Tatag Mutaqin.
UMM Cinta Alam
Pujon Hill sendiri merupakan lokasi hutan pendidikan yang dikelola oleh UMM. Memiliki luas 78 hektar, lokasi tersebut dikenal sebagai Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Oleh UMM, kawasan tersebut dimanfaatkan sebagai laboratorium alam hutan dataran tinggi, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Kehutanan.
Tatag mengatakan, giat tersebut merupakan bukti rasa cinta UMM terhadap alam. Terkait pengibaran giant flag, ia menyebut ini kali ketiga bendera merah putih dipasang di Pujon Hill UMM. Hal itu juga menandai spirit sivitas akademika UMM yang mencintai lingkungan.
“Teman-teman dari Dimpa ini sangat semangat dan antusias dalam berpartisipasi untuk semarak kemerdekaan. Mulai dari latihan yang dilakukan berbulan-bulan hingga hari ini dilangsungkan,” ungkapnya.
Selama proses itu, lanjutnya, tentu ada aksi saling kerjasama dan bahu-membahu untuk bisa mengibarkan bendera Indonesia yang sangat besar itu di tebing. Tatag berharap, budaya gotong-royong yang ada di Indonesia tetap lestari selamanya.
“Mengingat, kemerdekaan ini diraih para pahlawan dengan saling membantu satu sama lain. Tidak ada individualisme dalam merebut kemerdekaan dan kita saat ini juga tidak boleh individualisme dalam mengisi kemerdekaan,” tuturnya.
Baca juga: Kemerdekaan Indonesia untuk Semesta, Bebaskan Palestina
Kemerdekaan Sejati
Di sisi lain, Wakil Rektor III UMM Dr. Nur Subeki, S.T., M.T. dalam amanatnya menekankan pentingnya memahami makna kemerdekaan yang sebenarnya. “Agar kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dapat lestari, kita harus memiliki dua karakter penting,” tegasnya.
Pertama, karakter kompetitif, yaitu mentalitas dan watak yang mendorong semangat belajar tinggi. Kedua, karakter inovatif, yaitu mentalitas yang mendorong untuk selalu berinovasi dalam berbagai hal.
Dia juga berpesan kepada seluruh peserta upacara untuk senantiasa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. Terlebih lagi untuk menyambut Indonesia Emas tahun 2045.
“Kampus Putih UMM dipastikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan generasi yang mandiri dan berinovasi. Sejalan dengan visi UMM dari Muhammadiyah untuk bangsa,” jelasnya. (#)
Jurnalis Faqih Ahmad Wafir Rahman Penyunting Sayyidah Nuriyah