Rileks

Tawa di Negeri Jiran: Hamid sang Guide yang Bikin Guru SD Musix Terpingkal

226
×

Tawa di Negeri Jiran: Hamid sang Guide yang Bikin Guru SD Musix Terpingkal

Sebarkan artikel ini
Hamid, guide jenaka asal Kuala Lumpur, jadi penyegar suasana bagi rombongan guru SD Musix. Lawakannya yang spontan sukses usir jenuh dan ubah perjalanan jadi penuh tawa.
Abdul Hamid pandu wisata yang selalu menemani guru dan karyawan selama di Malaysia (Tagar.Co/Basirun)

Hamid, guide jenaka asal Kuala Lumpur, jadi penyegar suasana bagi rombongan guru SD Musix. Lawakannya yang spontan sukses usir jenuh dan ubah perjalanan jadi penuh tawa.

Tagar.co – Udara pagi Kuala Lumpur belum sepenuhnya hangat ketika rombongan guru dan karyawan SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya bersiap melanjutkan agenda hari ketiga dalam program Teacher Explore the World (ExWorld).

Letih setelah menjelajah Singapura dan sehari sebelumnya berkeliling ibu kota Malaysia, rasa jenuh mulai membayang. Namun segalanya berubah sejak mikrofon di tangan seorang pemandu bernama Abdul Hamid mulai beraksi.

Dialah Hamid, sang guide lincah yang seolah tak pernah kehabisan energi dan ide untuk menghidupkan suasana. Dari awal menyambut di bandara hingga mengantar keliling kota, Hamid menjadi oase tawa dalam padatnya itinerary.

Baca juga: SD Muhammadiyah 6 Surabaya Lakukan Kunjungan Internasional untuk Perkembangan Pendidikan Global

“Bapak-Ibu, hari ini Hamid akan bercerita secara berantai!” serunya sambil mengangkat sebotol air mineral kosong.

Dengan musik sebagai pemicu, Hamid menginisiasi permainan sederhana: botol harus berpindah dari tangan ke tangan selama musik berdentum. Saat musik berhenti, siapa yang memegang botol harus maju dan ikut ‘cerita berantai’. Gimik ala “truth or dare” ini membuat suasana mendadak riuh rendah.

Baca Juga:  Menggapai Impian: Master Orang Tua Mengajar SD Musix Inspirasi Siswa

Tiga peserta terpilih pun maju: Alif Akbar, tenaga keamanan SD Musix; Luluk Humaidah, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Cabang Wonokromo; dan Imam Masyhuri, guru kelas VI-B yang sempat tertidur dan spontan terkejut saat namanya dipanggil.

“Apa yang akan kamu lakukan kalau jadi Presiden Indonesia?” tanya Hamid kepada Alif.

Dengan nada setengah bercanda, Alif menjawab, “Saya akan bubarkan DPR. Soalnya gak pernah bikin rakyat senang.” Tawa dan tepuk tangan pun pecah serempak.

Giliran Luluk, suasana sejenak menjadi dramatis. “Ketika saya mendengar nama Bapak disebut, hati saya tercabik-cabik,” katanya penuh emosi.

“Lho, kenapa?” tanya Hamid kebingungan.

“Karena nama Bapak sama dengan almarhum suami saya,” jawab Luluk.

Hamid pun cepat merespons dengan tawa, “Maaf ya, Bu. Mulai hari ini saya ganti nama!”

Saat ditanya apa yang akan dilakukannya jika jadi Presiden, Luluk menjawab mantap, “Saya akan jadikan para janda sebagai wakil rakyat, biar gak terus didominasi laki-laki!” Lagi-lagi, tawa bergemuruh, terutama dari para peserta perempuan.

Baca Juga:  Efisiensi Anggaran ala Prabowo di Baitul Arqam PCM Wonokromo

Imam Masyhuri pun tak mau kalah. “Kalau saya jadi Presiden, saya wajibkan semua guru ke Malaysia. Minimal sekali seumur hidup!” ujarnya penuh semangat disambut sorakan riuh.

Tak hanya lewat permainan, Hamid juga pandai mengocok perut dengan pengalaman-pengalaman lucu sebagai pemandu wisata. Salah satunya saat harus menghadapi tamu asal Timur Tengah padahal ia tak bisa berbahasa Arab. Ketika mobil wisata mogok, ia panik dan spontan berkata, “Al-enjinu… Innalillahiwainnailaihi rajiun!

Cerita konyol ini kontan membuat satu bus tertawa terpingkal-pingkal.

Sepanjang hari itu, lelah dihapuskan oleh tawa. Hamid bukan sekadar pemandu, ia adalah seniman suasana. Perjalanan di negeri orang tak lagi membosankan berkat celotehnya yang segar dan penuh kejutan.

Satu hal pasti, guru dan karyawan SD Musix akan pulang ke tanah air bukan hanya membawa oleh-oleh, tapi juga cerita lucu yang tak mudah dilupakan. (#)

Jurnalis Basirun Penyunting Mohammad Nurfatoni