
Tarian memukau nan menggemaskan anak-anak peserta ekstrakurikuler tari KB Walidah 1 Gresik tampil di Car Free Day. Ini bagian dari kolaborasi PDNA Gresik dengan DLH Gresik dan PCNA Kebomas.
Tagar.co – Ahad (8/6/2025) pagi yang cerah, suasana Car Free Day (CFD) Gresik menjadi lebih semarak dengan kehadiran para bintang cilik dari KB Walidah 1 Gresik. Berlokasi di depan Wahana Ekspresi Pusponegoro (WEP), acara ini menjadi pusat perhatian masyarakat yang antusias menikmati pagi akhir pekan mereka.
Sebelum anak-anak menyuguhkan tarian, Ketua Departemen LHPB PDNA Gresik Esti Darmawati, S.Ant mengenalkan KB tersebut.
“Ini KB binaan PDNA Gresik. Nanti lihat dulu performa adik-adik kita, ya! Ada adik-adik lucu super duper gemas! Pakai baju warna ungu shimmering,” serunya penuh antusias, membuat penonton tak sabar menantikan penampilan mereka.
Di Jalan Jaksa Agung Suprapto yang ramai, para pengunjung CFD pun menghentikan langkah mereka sejenak. Mereka mengelilingi area pertunjukan untuk menyaksikan langsung kebolehan anak-anak tersebut. Beberapa menyiapkan ponsel mereka, siap mengabadikan melalui lensa kameranya.

Dua Tarian
Ian Ianah, S.Psi, Kepala KB Walidah 1 Gresik, menambahkan informasi tentang sekolahnya. “Bapak Ibu, anak-anak usia 2–4 tahun bisa mendaftar di sekolah kami, di Jalan Faqih Usman Gang III, Kemuteran,” terangnya.
Ia kemudian memperkenalkan tarian pertama yang akan anak-anak kelas besar suguhkan. “Tarian Wonderland, demikian sebutannya, merupakan perpaduan antara tarian modern dan tradisional,” jelas Ian.
Dengan lincah dan ceria, anak-anak berbusana ungu dipadu rok kuning dan hiasan pink menari di tengah jalan. Kelincahan mereka yang memukau berhasil menghipnotis penonton, yang terpukau menyaksikan semangat anak-anak dari kelas besar tersebut.
Tak lama berselang, empat anak lainnya dari kelas kecil, dengan usia yang lebih muda, unjuk gigi dalam tarian Kutilang. Mereka mengenakan kostum burung berwarna hitam bersayap hitam, cokelat, dan putih, lengkap dengan topeng putih di kepala. Meskipun ada yang masih sangat imut dan malu-malu, kelincahan mereka dalam menari patut mendapat acungan jempol.

Semangat Latihan
Di balik setiap gerakan tari yang memukau, ada sosok Rabi’ah Al-Adawiah, Amd.Keb, yang akrab disapa Ratih. Salah satu guru KB Walidah 1 Gresik itu dengan cekatan memandu para penari cilik tersebut. Sementara itu, dua guru lainnya dan Ian Ianah turut menari di belakang mereka, memberikan dukungan penuh.
Ratih menjelaskan, penampilan tari ini merupakan bagian dari ekstrakurikuler tari, salah satu layanan unggulan di KB Walidah 1 Gresik. Selain tari, ada juga ekstrakurikuler mewarnai yang terlaksana sepulang sekolah.
Para penari cilik ini adalah peserta aktif ekstrakurikuler tari yang telah berlatih intens sejak semester satu. “Sejak semester satu latihan tiap hari Rabu jam 10–11. Pulang sekolah biasanya jam 11,” ungkap Ratih.
Ia menambahkan, meskipun sempat banyak libur, latihan menjadi lebih intensif di semester dua demi mempersiapkan penampilan kali ini. Ratih mengakui bahwa saat latihan, anak-anak sangat energik.
“Pas latihan goyang semua. Tadi mungkin malu dan kaget, kok banyak orang,” katanya sembari tersenyum, memahami ekspresi lucu para penari cilik yang mungkin sedikit demam panggung di hadapan keramaian.
Ajak Peduli Lingkungan
Semangat mereka dalam menari dan upaya Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik dalam mengedukasi masyarakat tentang lingkungan, menjadikan acara CFD kali ini tak hanya sebagai hiburan, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang.
Sebelum pertunjukan utama dimulai, dua Duta Green Nasyiah dari PDNA Gresik aktif sosialisasikan program mereka kepada seluruh pengunjung CFD. Dengan ramah dan informatif, mereka bergantian menjelaskan berbagai layanan yang disediakan Nasyiah Gresik bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik.
Esti Darmawati, S.Ant. menjelaskan, masyarakat dapat menukarkan sampah mereka dengan berbagai produk ramah lingkungan seperti bibit sayur, ecoenzim, kompos, atau bahkan es telang yang menyegarkan. Inisiatif ini tidak hanya mendukung kebersihan lingkungan tetapi juga mendorong praktik hidup berkelanjutan di masyarakat. (#)
Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni