Feature

Syarat Hidup Sukses bagi Muslim Menurut Al-Qur’an

×

Syarat Hidup Sukses bagi Muslim Menurut Al-Qur’an

Sebarkan artikel ini
Ketua PDM Pasuruan Ahmad Samsoni SAg MPd mengisi kajian ahad pagi PCM Tulangan. (Tagar.co/Zulkifli)

Syarat hidup sukses bagi muslim terdapat dalam Quran Surat Al-Mukminun. Salah satunya adalah khusyuk dalam salat. Khusyuk berarti tenang. Lalu apa saja syarat ketenangan itu?

Tagar.co – Pagi itu, Ahad (10/11/2024) ratusan jemaah memadati Masjid Nurul Huda Kepunten Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka mengikuti Kajian Ahad Pagi yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan.

Dengan seksama, mereka menyimak materi kajian bertema Al-Qur’an Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Narasumber kajian itu adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasuruan, H. Ahmad Samsoni S.Ag., MPd.

Di hadapan ratusan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Tulangan, H. Ahmad Samsoni mengatakan, untuk mencapai kehidupan yang sukses di dunia dan akhirat, seorang muslim harus dapat mengamalkan surat al-Mukminun ayat 1-11 :

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَۙ ۝١ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ ۝٢ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَۙ ۝٣ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَۙ ۝٤ اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ ۝٦ فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَۚ ۝٧ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ ۝٨ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۘ ۝٩ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْنَۙ ۝١ الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ۝١١

Menurutnya, dalam kandungan ayat ini, Allah SWT. memberi pernyataan. Bahwa sungguh beruntung orang muslim yang beriman itu. Jika mereka bisa memenuhi syarat-syarat di antaranya, khusyuk dalam salat, khusyuk di sini bermakna tenang.

“Untuk mendapatkan ketenangan, syaratnya baju yang dipakai harus bersih. Begitu juga dengan tempat salat, yakni harus bersih dan sejuk. Lalu memahami bacaan salat, serta kandungan ayat yang dibaca dan didengarnya,” terang Ahmad Samsoni.

Kedua, menjauhkan diri dari hal yang tidak berguna. Ketiga, menunaikan zakat. Keempat, menjaga kehormatan dengan menjauhi zina. Kelima, menjaga amanah dan janji. Keenam, salat malam dan memohon ampunan di pagi serta sore hari.

“Barangsiapa yang sanggup mengamalkannya, maka Allah SWT memastikan mereka akan sukses hidup di dunia dan diakhirat mendapatkan surga Firdaus,” imbuhnya.

Biasakan Membaca Doa Pilihan

Dengan penuh semangat, Ustadz asal Pasuruan itu juga mengimbau para jemaah untuk meningkatkan rasa syukur. Selain itu membiasakan diri membaca doa pilihan yang diajarkan Rasulullah SAW.

“Sebagaimana terdapat dalam kumpulan doa utama (alma’surat) yang ditulis Imam Hasan Al Bana,” tuturnya.

Pertama,

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Baca Juga:  Outbound Baitul Arqam PCA Sangkapura dan Tambak, Seru!

Allahumma ‘afini fi badani, Allahumma ‘afini fi sam’i, Allahumma ‘afinii fi bashari la ilaha illa anta. Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qabri. La ilaha illa anta.

Artinya: “Ya Allah sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkan lah pendengaranku. Ya Allah, sehatkan lah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain Engkau.”

Menurut ustaz kondang ini, dalam kandungan doa tersebut memiliki makna. Ya Allah ya gusti, Engkau berikan kesehatan kepada badanku, pendengaranku, dan penglihatanku.

“Hal ini bisa dimaknai bahwa dalam hidup yang terpenting dan paling utama itu adalah kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Sehingga meskipun usia kita sudah tua, namun masih sehat wal’afiat serta bisa menjalankan ibadah kepada Allah SWT,” ungkapnya.

Dia menambahkan, rezeki itu bukan uang saja, tapi kesehatan juga rezeki. Umur yang panjang juga rezeki, memiliki kesempatan mengikuti majelis ilmu dan salat berjemaah ke masjid juga rezeki. Serta keluarga yang harmonis merupakan rezeki.

“Mudah-mudahan rezeki yang kita peroleh, menjadi barokah dunia dan akhirat serta semoga hidup ini husnul khatimah,“ papar Ketua PCM Pasuruan dua periode ini.

Jamaah Muhammadiyah dan Aisyiyah mengikuti kajian Ahad pagi PCM Tulangan (Tagar.co/Zulkifli)

Doa Kedua dan Seterusnya

Doa yang kedua yakni, “Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran). Menurutnya, dua kalimat sifat yang selalu sejoli, yakni orang fakir sangat dekat dengan kekufuran atau kekafiran. Begitu juga sebaliknya, orang yang kufur nikmat juga dekat dengan kekafiran.

“Fakir itu bisa diartikan kebutuhan sangat banyak tapi penghasilan tidak ada sama sekali. Memberantas kefakiran dan kebodohan ini merupakan salah satu fungsi Muhammadiyah, dengan semua AUM yang dimilikinya,” tutur Ustadz Ahmad Samsoni.

Namun, lanjutnya, kalau berbicara miskin, semua orang banyak yang merasa dan mengaku masih miskin. Meskipun penghasilan sudah miliyaran, tapi tetap merasa miskin.

“Seperti para pejabat yang korup atau orang kaya yang enggan mengeluarkan zakat dan sedekahnya. Ini jiwa mereka yang miskin,” terang Da’i yang pernah jadi Ketua senat Umsida tahun 1990-an itu.

Do’a Ketiga, Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qabri. La ilaha illa anta. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain Engkau). Dia mengatakan, siksa kubur itu benar adanya, mari kita berlindung kepada Allah SWT. dari pedihnya azab kubur dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca Juga:  Perjalanan Menegangkan Menuju Sekolah Mulia

Do’a Keempat, do’a yang sering dilafazkan Rasulullah SAW.

اَللَّهُمَّ قَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ وَأخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِيْ بِخَيْرٍ

“Ya Allah, anugerahilah aku sifat qana’ah atas apa yang telah Engkau rezekikan padaku dan berkahilah aku dalam rizeki tersebut, dan gantilah atasku setiap sesuatu yang hilang dariku dengan kebaikan.”

“Rezeki yang cukup itu enak, tidak harus banyak tapi cukup. Arti cukup itu tidak harus kaya, tapi mencukupi kebutuhan hidup. Ya Allah engkau jadikan rezeki yang barokah, baik di dunia hingga akhirat. Walaupun rumah jelek yang penting hati tenang dan nyaman,” ucapnya.

وَأخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِيْ بِخيْرٍ

(Ya Allah gantilah rezeki yang hilang dengan rezeki yang banyak).

Larangan Putus Asa

Untuk itu, dia berpesan bagi jemaah yang pernah kehilangan agar tidak berputus asa. Baik itu kehilangan uang, mendapat musibah kehilangan anak, istri, harta benda, sakit, dan lain-lain. “Janganlah bersedih dan putus asa, tapi yakinlah akan Allah ganti dengan kebaikan yang lebih banyak,” pesannya.

Sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Ali Imran ayat 139 :

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩

Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.

Ayat ini menjelaskan bahwa hidup itu tidak boleh lemah. Tidak boleh terlalu bersedih dan khawatir. Karena manusia makhluk yang mulia dan tinggi derajatnya di sisi Allah SWT.

“Jadi, apa yang hari ini kamu cita-citakan, yang sedang kamu kerjakan. Harapan yang kamu tuju, jangan sekali-kali kamu lemah dan jangan sekali-kali kamu sedih. Kamu dalam keadaan mulia dan kamu punya potensi. Semua kita yang hidup di dunia ini punya potensi (bakat, kemampuan, talenta, ilmu). Tapi syarat keberhasilan itu harus jadi orang yang beriman,“ tandasnya.

Dia melanjutkan, semua manusia yang terlahir ke dunia memiliki kemampuan atau potensi yang berbeda-beda. Sehingga kemampuan tersebut harus digali. Jika sudah digali, lalu diminta kepada Allah SWT. Bagaimana cara memintanya? dijelaskan Allah SWT dalam surat Shad (38) ayat 35 :

Baca Juga:  Bela Negara Tak Selalu Angkat Senjata, Danramil Beri Motivasi di Smamsi 

قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Artinya: Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.

Dia mengatakan, terkadang ada seseorang yang diberi kemampuan oleh Allah SWT, tapi orang lain tidak memiliki kemampuan dan bakat itu. Hal ini tentu sangat laris di tengah masyarakat, karena sangat langka orang memiliki kemampuan itu.

“Bayangkan jika kemampuan itu dimiliki oleh anak-anak kita. Misalnya pintar mengoperasikan atau servis elektronik (HP, komputer dan lain-lain), tentu keahliannya ini sangat ditunggu orang lain,” paparnya.

“Untuk itu, jika ingin punya kemampuan yang tidak dimiliki orang lain, gali dan asahlah ilmu. Lalu kembangkan potensi itu sembari memperbanyak berdoa,” jelas mantan Wakil Ketua PDM Pasuruan dua periode itu.

Perlunya Teman atau Sahabat

Selanjutnya yang tak kalah penting, setelah mengetahui dan mengembangkan potensi diri, dan diketahui banyak orang. Maka seseorang perlu sahabat atau teman untuk mempromosikan diri kepada orang lain.

Sebagaimana dicontohkan Nabi Musa AS. Ia memerlukan bantuan saudaranya Harun dalam mengembangkan usaha dakwah tauhid. Dalam Surat Toha ayat 25-35 Allah SWT. telah berfirman :

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي (29) هَارُونَ أَخِي (30) اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي (31) وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي (32) كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا (33) وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا (34) إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا (35) }

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku; dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.”

“Alangkah indahnya hidup ini kalau ada partner (sahabat baik) yang membantu. Sehingga apapun bisnis dan usaha Yandah. Karena ada teman baik yang membantu usaha kita,” pungkasnya. (#)

Jurnalis Zulkifli Penyunting Nely Izzatul