Telaah

Surat Al-Kafirun, Tiada Kompromi dengan Tradisi Syirik

257
×

Surat Al-Kafirun, Tiada Kompromi dengan Tradisi Syirik

Sebarkan artikel ini
Surat Al-Kafirun menyampaikan prinsip ajaran Islam yaitu tauhid.
Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun menyampaikan prinsip ajaran tauhid. Tak ada kompromi dengan tradisi syirik masyarakat jahiliyah.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ ١

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ٢

وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ٣

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌۭ مَّا عَبَدتُّمْ ٤

وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ٥

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ٦

Tagar.co – Surat Al-Kafirun merupakan surat ke-109 dari Al-Quran. Terdiri enam ayat. Golongan surat Makiyyah.

Riwayat dari Abu Hurairah menjelaskan, Rasulullah membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam dua rakaat salat Fajar (Subuh) dan salat Magrib.

Latar belakang turunnya surat ini ada beberapa versi tapi isinya hampir sama. Menegaskan ajaran tauhid dan menolak tawaran paham syirik.

Kitab Lubabun Nuqul fi Asbabinnuzul karya Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan, suatu riwayat bersumber dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa kaum Quraisy memengaruhi Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwah Islam dengan tawaran harta, tahta, dan wanita.

Petinggi Quraisy menawarkan harta kekayaan supaya Nabi Muhammad menjadi orang paling kaya di Mekah. Atau disuruh memilih wanita yang diinginkan untuk dinikahkan. Atau diangkat jadi pemimpin.

Baca Juga:  Bahaya Syirik: Dosa Besar yang Merusak Kehidupan

”Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad, dengan syarat jangan memaki tuhan kami dan menjelekkannya, atau sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun,” kata orang Quraisy.

Nabi Muhammad menjawab,”Aku menunggu wahyu dari Tuhanku.” Lalu turunlah surat ini sebagai perintah menolak tawaran tersebut.

Dalam riwayat lain yang berasal dari Juraij dituturkan, kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi Muhammad. ”Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula.” Maka turunlah surat Al-Kafirun ini untuk menolak kompromi itu.

Riwayat Ibnu Hatim dari Said bin Mina menceritakan, Walid bin Mughirah, Al-Ashi bin Wail, Aswad bin Muthalib, dan Umayah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah Muhammad. Mereka berkata,”Hai Muhammad, mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang kamu sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah yang memimpin kami.”

Kemudian Allah menurunkan surat Al-Kafirun ini.

Senada penjelasan di Sirah Ibnu Ishaq yang mengutip riwayat dari Ibnu Abbas menceritakan, Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Baca Juga:  Surat Al-Lahab, Sindiran untuk Penghasut dan Usil

Mereka mengatakan,”Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”

Kemudian Allah menurunkan wahyu surat Al-Kafirun ini. (#)

Penyunting Sugeng Purwanto