Setelah pensiun, apakah benar-benar berhenti dari pekerjaan? Ternyata tidak. Berikut tips dan contoh bagaimana melakukan aktivitas setelah pensiun.
Oleh: Jamaluddin, Dokter Spesialis Mata, tinggal di Kamal Bangkalan, Jawa Timur.
Tagar.co – Menjelang masa pensiun, seorang kolega junior bertanya kepada saya saat duduk santai di ruang dokter, “Dok, setelah pensiun nanti, aktivitasnya apa? Mau ke mana?”
Saya pun menjawab dengan singkat, “Ya di rumah saja, namanya juga pensiun.” Artinya, sudah tidak bertugas lagi sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Namun, aktivitas saya sebagai dokter spesialis mata masih berlanjut. Selama masih sehat, saya akan tetap praktik di beberapa rumah sakit dan klinik mata. Bahkan, ada kalanya saya diminta untuk menggantikan kolega yang membutuhkan pengganti praktik. Selagi fisik kuat dan sehat, insyaallah, semua ini bisa terus saya jalani.
Kolega tersebut kemudian bertanya lagi, “Jadi, sudah bebas ya Dok, menentukan sendiri mau ke mana?”
Tentu saja, jawab saya, setelah pensiun, waktu menjadi lebih fleksibel. Selain praktik, ada juga kesempatan untuk rekreasi, jalan-jalan, kuliner, dan yang terpenting, lebih banyak waktu untuk keluarga.
Jika biasanya di pagi hari waktu dihabiskan untuk dinas, sekarang lebih leluasa untuk menghadiri acara-acara tertentu tanpa terikat izin. Pada prinsipnya, hidup setelah pensiun masih tetap beraktivitas. Pensiun dari aktivitas umum hanyalah ketika seseorang mencapai kiamat kecil, yakni saat kontrak hidupnya habis dan Allah memanggilnya kembali ke haribaan-Nya.
Sebagaimana Islam mengajarkan, hidup adalah untuk ibadah, dakwah, dan memberikan kemanfaatan sebanyak mungkin, sesuai teladan Nabi Muhammad Saw.
Tiga Kelompok Aktivitas setelah Pensiun
Dalam perjalanan hidup yang saya saksikan, ada beragam aktivitas yang dijalani orang setelah pensiun. Secara garis besar, mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga.
Pensiun, namun Tetap Aktif
Ada orang-orang yang meskipun sudah pensiun, tetap aktif dalam bidang yang mereka tekuni. Misalnya, seorang guru yang fisiknya sudah lemah, berjalan pun dengan sedikit membungkuk, tetap datang ke madrasah untuk mengajar. Mereka merasa bahwa mengajar adalah pengabdian yang terus ingin mereka jalani sampai tak lagi mampu. Saya pernah menemui seseorang seperti ini, yang tetap setia pada profesinya meskipun usianya sudah lanjut.
Hal yang serupa juga saya lihat pada para ustaz, kiai, dan nyai di pesantren-pesantren. Mereka terus mengajar, memberikan kajian, dan berdakwah sampai benar-benar tidak mampu lagi. Bahkan, seorang pedagang pun sering kali masih berjualan meskipun sudah tua, karena tuntutan ekonomi atau kecintaan pada pekerjaannya.
Pensiun Total dari Aktivitas
Kelompok kedua adalah mereka yang, setelah pensiun, berhenti total dari aktivitas dinasnya. Saya mengenal seorang tokoh pendidikan dari lingkungan BUMN yang, setelah memasuki masa pensiun, memutuskan untuk tidak lagi terlibat dalam aktivitas kantornya. Dia pernah memegang jabatan penting di institusi tersebut, tetapi setelah purna tugas, ia menolak berbagai tawaran untuk kembali mengabdi di posisi strategis.
Dia merasa bahwa masa pengabdiannya sudah cukup ketika masih aktif dinas. “Saya sudah selesai, tugas saya dilanjutkan oleh generasi berikutnya,” katanya. Namun, jika ada yang membutuhkan ilmunya, dia siap berbagi di rumahnya, yang nyaman dan luas untuk berdiskusi.
Pensiun, namun Masih Berkarya
Kelompok ketiga adalah mereka yang berhenti dari dinas, tetapi masih terlibat dalam aktivitas lain, baik di bidang yang sama atau berbeda. Saya pribadi termasuk dalam kelompok ini.
Meskipun sudah purna tugas dari dinas sebagai PNS, saya tetap praktek sebagai dokter spesialis mata di rumah sakit dan klinik, baik yang lama maupun baru. Selain itu, saya juga berusaha memberikan manfaat bagi banyak orang melalui berbagai kegiatan di masyarakat.
Aktivitas Tambahan setelah Pensiun
Selain menjalani praktik rutin sebagai dokter spesialis mata, saya berusaha untuk tetap bermanfaat bagi orang banyak dengan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.
Saya aktif bersama rekan-rekan pensiunan di lingkungan RT dan RW, ikut serta dalam kegiatan di masjid, pesantren, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Bahkan, jika diperlukan, saya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk partai politik. Bismillah, selama ada niat baik untuk kebaikan umat, setiap kesempatan untuk berbuat baik akan saya jalani dengan penuh keikhlasan. Insyaallah.
Banyak orang dari berbagai profesi yang menjalani kehidupan seperti ini. Mereka tetap bekerja, tetapi dengan waktu yang lebih longgar dan santai, alias sersan (serius nan santai).
Contoh-Contoh Aktivitas setelah Pensiun
Beberapa contoh lain dari aktivitas setelah pensiun yang saya temui adalah:
Silaturahmi dan Reuni
Banyak orang memanfaatkan waktu pensiun untuk memperkuat silaturrahim dengan keluarga, teman sekolah, dan kolega kerja. Reuni pun menjadi agenda rutin, baik dengan teman sekolah dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Kegiatan ini bisa berupa pertemuan di rumah, sewa gedung, atau bahkan jalan-jalan bersama dengan seragam khusus.
Ziarah dan Wisata Religi
Ada juga yang gemar berziarah ke makam para tokoh agama, guru, dan ulama, atau melakukan umroh bersama keluarga dan sahabat. Hal ini diiringi dengan kegiatan silaturahmi, halalbihalal, dan kegiatan religi lainnya.
Wisata dan Kuliner
Banyak pensiunan yang memilih untuk lebih sering bepergian, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka menikmati kuliner lokal, berwisata ke berbagai objek wisata, atau sekadar berkumpul dengan keluarga dan teman-teman.
Gabung di Klub
Gabung di grup bersepeda, motor gede, dan mobil tua merupakan aktivitas untuk menjaga kesehatan fisik, sambil menikmati touring bersama komunitas hobi, mempererat persahabatan, dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang menyenangkan.
Gabung di grup olahraga, seperti senam lin tingkung, senam perkasa, atau olahraga ringan lainnya yang sesuai dengan kondisi fisik, untuk tetap bugar dan bersosialisasi dengan teman-teman seumuran.
Gabung di grup mengaji, seperti mengaji tarjim Al-Qur’an, mengaji kitab, atau ikut grup zikir dan salawat, baik online maupun offline. Aktivitas ini tidak hanya memperdalam ilmu agama, tetapi juga menjadi sarana meningkatkan spiritualitas dan menjalin silaturahmi dengan sesama. Juga menambah makna hidup dan ketenangan batin selama masa pensiun.
Menyepi dan Menyendiri
Beberapa orang memilih untuk tidak banyak bepergian dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan menyepi, merenungi hidup, atau berkegiatan spiritual lainnya, uzlah.
Kesimpulan
Pensiun tidak berarti berhenti dari aktivitas sepenuhnya. Justru, bagi sebagian orang, pensiun adalah awal dari kehidupan yang lebih bebas dan fleksibel.
Ada yang tetap aktif dalam profesinya, ada yang memutuskan untuk berhenti total, dan ada yang menjalani keduanya secara seimbang. Bagi saya pribadi, selama masih sehat dan bugar, saya akan tetap berkarya sebagai dokter, sambil menikmati waktu luang dengan keluarga dan kegiatan sosial lainnya.
Pada akhirnya, hidup adalah tentang aktivitas, ibadah hingga tiba waktunya Allah Swt memanggil kita kembali. Wallahu a’lam. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni