
Rasulullah Saw. menyebut hanya satu dari 73 golongan umat yang akan selamat. Apa saja ciri-ciri golongan tersebut? Simak sembilan penanda utamanya berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.
Tagar.co – Perjalanan menuju keselamatan bukanlah jalan yang ramai dan penuh tepuk tangan. Ia justru sepi, sunyi, dan hanya dilalui oleh mereka yang bersungguh-sungguh menjaga kemurnian iman.
Rasulullah Saw. telah mengabarkan bahwa umat ini akan terpecah menjadi banyak golongan, dan hanya satu yang akan selamat.
وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَىٰ ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: اثْنَتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
“Dan sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan; tujuh puluh dua berada di neraka dan satu golongan berada di surga, yaitu al-jamaah.” (H.R. Ahmad_
كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً، مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
“Semua golongan tersebut tempatnya di neraka kecuali satu, yaitu yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.” (H.R. Tirmizi)
Baca juga:
Siapakah Golongan yang Selamat Itu?Kisah Perahu sang Imam: Ketika Logika Tauhid Menaklukkan Ateis, Inspirasi dari Vokatama
Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis, digambarkan ciri-ciri golongan yang akan selamat, yaitu mereka yang senantiasa berpegang teguh pada jalan Rasulullah Saw. dan para sahabatnya.
1. Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunah
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ رَسُولِهِ
“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara; kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan sunah Rasul-Nya.” (H.R. Malik dan Al-Hakim)
2. Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis saat Berselisih
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa: 59)
3. Tidak Mendahulukan Pendapat Manusia atas Firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ، إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” )Al-Hujurat: 1)
4. Menjaga Kemurnian Tauhid
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ، أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan petunjuk.” (Al-An’am: 82)
Allah juga mengingatkan dalam Lukman: 13 agar tidak mempersekutukan-Nya, karena syirik adalah kezaliman besar.
5. Jumlahnya Sedikit
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِي أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
“Keberuntungan besar bagi orang-orang asing, yaitu orang-orang saleh di tengah masyarakat yang buruk. Yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada yang menaatinya.” (H.R. Ahmad)
Hal ini juga ditegaskan dalam Saba: 13, “Sedikit dari hamba-Ku yang bersyukur.”
6. Sering Dimusuhi
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ، يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi musuh dari setan-setan manusia dan jin, yang saling membisikkan perkataan yang indah untuk menipu.” (Al-An’am: 112)
7. Selalu Ada yang Memperjuangkan Kebenaran
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
“Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tampil di atas kebenaran. Mereka tidak dirugikan oleh orang-orang yang mengabaikan mereka hingga datang keputusan Allah.” (H.R. Muslim)
8. Didukung oleh Ulama Salaf
Imam Ahmad bin Hambal berkata:
إِنْ لَمْ تَكُنْ هَذِهِ الطَّائِفَةُ الْمَنْصُورَةُ أَصْحَابَ الْحَدِيثِ، فَلَا أَدْرِي مَنْ هُمْ
“Jika golongan yang mendapat pertolongan itu bukan para ahli hadis, maka aku tidak tahu siapa mereka.”
9. Mengikuti Jalan para Sahabat
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Ansar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.” (At-Taubah: 100) (*)
Disarikan dari ceramah Ustaz Nadjih Ihsan—Guru Kajian Tauhid Seribu Umat dan pembimbing umrah—dalam acara Pondok Ramadan di Masjid An-Nur Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Kamis, 27 Maret 2025.
Dian Rahayu Agustina