Feature

Sehari Anjangsana, Tiga Kabupaten Terlampaui

197
×

Sehari Anjangsana, Tiga Kabupaten Terlampaui

Sebarkan artikel ini
Jemaah bersama Ustaz Ridwan dan istri. (Tagar.co/Istimewa)

Dalam sehari, ibu-ibu Aisyiyah Gempol menyusuri tiga kabupaten, menziarahi para ustaz pengasuh pengajian Jumat sore. Silaturahmi penuh kehangatan ini menjadi pelipur lelah dan penguat ukhuwah.

Tagar.co — Dua minibus melaju pagi itu, Selasa (8/4/25) membawa rombongan ibu-ibu Aisyiyah Gempol menyusuri jalanan antarkabupaten. Dalam semangat Idulfitri, mereka bukan sekadar berkunjung—tapi menziarahi jejak ilmu dan kasih sayang para ustaz yang selama ini membersamai mereka dalam pengajian Jumat sore. Sehari, tiga kabupaten dilintasi. Letih memang, tapi hati terasa penuh dan hangat.

Tradisi anjangsana ini bukan kegiatan baru. Setiap Lebaran, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, selalu menyempatkan waktu untuk bersilaturahim ke rumah para tokoh dan pengasuh pengajian.

Baca juga: Harmoni di Hari Fitri: Anak Jadi Imam, Ayah Jadi Khatib

Tahun ini, Selasa (8/4/2025), anjangsana dipimpin langsung oleh Ketua PCA Gempol, Mufidah Ghufron Achya’, didampingi Hj. Anik Wakhidah, M.Pd., Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Pasuruan.

“Anjangsana ini untuk mempererat jalinan ukhuwah dan membangun kedekatan emosional antara jemaah dan para asatiz yang membina pengajian rutin tiap Jumat sore,” ujar Mufidah, sesaat sebelum keberangkatan.

Baca Juga:  Meraih Kemuliaan di Sepuluh Hari Terakhir Ramadan

Perjalanan dimulai pukul 09.00 WIB. Tujuan pertama adalah rumah K.H. Ahmad Syamsoni, S.Ag., M.Pd., Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan sekaligus pengasuh pengajian Jumat pertama di Besuki, Kejapanan. Di rumahnya, rombongan disambut dengan kehangatan khas Lebaran.

Dari sana, perjalanan berlanjut ke rumah Ifani, S.Pd. dan Dra. Nurita Iza Rosdiany, masing-masing Ketua dan Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Pasuruan. Meski matahari kian terik, obrolan hangat dan suasana kekeluargaan membuat waktu terasa ringan.

Tengah hari, minibus melaju ke arah barat menuju Kabupaten Mojokerto. Di Ngoro, rombongan mampir ke rumah Ustaz Riono, M.Pd.I., Ketua Cabang Muhammadiyah Ngoro dan pengasuh pengajian Jumat keempat. Silaturahim berlangsung hangat meski matahari menyengat kepala.

Menjelang sore, rombongan memasuki Kabupaten Sidoarjo. Sekitar pukul 15.05 WIB, mereka tiba di rumah Ustaz Ridwan Manan, pengajar Pondok Pesantren Al-Fattah Buduran dan pengasuh pengajian Jumat kedua. Suasana kekeluargaan begitu terasa. Letih pun seperti lenyap, diganti dengan tawa, cerita, dan sajian khas lebaran: bakso, kopi ngantang, serta aneka kudapan Idulfitri.

Baca Juga:  Menyambut Ramadan dengan Amalan Terbaik

“Alhamdulillah, kami sampai di Sidoarjo dengan sehat dan perjalanan yang lancar,” ungkap Hj. Anik Wakhidah penuh syukur.

Destinasi terakhir hanya berjarak sekitar 300 meter—rumah Ustaz Moh. Masal, M.Ag., pengasuh pengajian Jumat ketiga yang juga berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Fattah. Momen silaturahim ditutup dengan kebiasaan yang tak pernah terlewat: foto bersama. Jepretan kamera menjadi penanda kenangan, bahwa ukhuwah yang dijalin tak hanya melintasi jarak, tapi juga waktu.

Dalam sehari, mereka menempuh rute lintas Pasuruan, Mojokerto, dan Sidoarjo. Tapi lebih dari itu, mereka menyusuri kembali jejak-jejak kebersamaan yang sudah lama tertanam. Sebuah perjalanan yang mungkin melelahkan fisik, tapi menyegarkan batin—dan menjadi energi baru untuk terus berkhidmat. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni