Feature

Sarapan Terakhir, Kenangan Manis sebelum Kami Berpisah

×

Sarapan Terakhir, Kenangan Manis sebelum Kami Berpisah

Sebarkan artikel ini
Saat peserta diksuspala sarapan pagi Kamis (14)11/2024)(Tagar.co/Istimewa)

Sarapan terakhir di Harris Hotel Gubeng Surabaya, menjadi kenangan peserta Pendidikan Khusus Kepala Sekolah Muhammadiyah se-Jawa Timur. “Saya ingin lebih lama di sini. Sebab bisa bertemu langsung dengan orang-orang hebat.”

Tagar.co – Peserta diksuspala menikmati sarapan pagi dengan santai, duduk di antara kursi berderet rapi di hadapan meja yang sudah disiapkan Harris Hotel Gubeng, Surabaya. Sambil berbincang dan bercanda, kami menikmati suasana sejuk pagi hari, Kamis (14/11/2024)

Beberapa peserta saling berbagi cerita pengalaman sebelumnya, sementara yang lain tampak sibuk menikmati makanan yang sudah disiapkan. Semangat kebersamaan terasa hangat, mengawali hari penuh petualangan yang akan kami jalani bersama.

Sebagaimana setiap pagi, kami menikmati sarapan bersama dengan penuh keakraban. Kebiasaan ini menjadi momen untuk berkumpul, berbagi cerita, dan mengisi energi sebelum memulai kegiatan selanjutnya.

Setiap pagi terasa seperti ritual yang menghangatkan, di mana berbagai pilihan makanan sederhana selalu tersaji dengan rasa kebersamaan.

Kamis merupakan hari terakhir kegiatan Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) yang diadakan Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jadi sarapan pagi hari ini merupakan yang terakhir sebelum kami berpisah dan pulang ke tempat masing-masing.

Obrolan ringan, tawa, dan kehangatan antarpeserta diksuspala menciptakan suasana pagi yang ceria dan penuh keakraban, menjadikan sarapan bukan sekadar waktu makan, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan di antara peserta dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur.

Baca berita terkait: Diksuspala Digelar, Jangan Ada Sekolah yang Masuk UGD

Kami menikmati beragam makanan sarapan pagi yang tersedia. Ada yang memilih nasi uduk, nasi goreng dengan berbagai macam lauk pauk yang siap makan. Ada telur, tempe goreng, ayam dan lainnya.

Sementara yang lain menikmati bubur ayam yang hangat dan lezat. Selain itu, tersedia juga roti dengan aneka selai, pisang, apel, jus buah segar, dan bubur ketan dan kacang hijau.

Beberapa dari kami menyeruput teh manis hangat dan susu, sedangkan yang lainnya memilih kopi untuk menambah semangat. Suasana pagi terasa menyenangkan dengan obrolan dan canda di antara kami, menjadikan sarapan pagi ini sebagai momen kebersamaan yang hangat bagaikan satu keluarga.

Purhindiyati (kiri) (Tagar.co/Istimewa)

Pengalaman Bu Pur

Saya duduk satu meja dengan beberapa teman. Salah satunya adalah Purhindiyati, Kepala SMA Muhammadiyah Kedungadem Bojonegoro.

Dia bersyukur bisa mengikuti kegiatan diksuspala selama 4 hari ini. Banyak sekali ilmu yang diperoleh dan merasa termotivasi setelah mendapat materi dari para fasilitator.

“Saya ingin lebih lama di sini. Sebab bisa bertemu langsung dengan orang-orang hebat yang pernah mengelola sekolah menjadi lembaga pendidikan yang hebat dan maju,” terangnya.

Ternyata mereka, para fasilitator adalah orang pertama yang pernah mengelola menjadi sekolah unggulan dan diminati masyarakat sehingga siswanya terus bertambah.

“Dan mereka berani menanggung resiko walaupun kadang ada orang disekelilingnya benci. Juga berani pinjam uang sampai miliaran untuk membangun pendidikan dengan fasilitas yang bagus,” jelasnya.

Dengan semua yang disampaikan oleh fasilitator tersebut membuat dia menjadi semangat. “Menggerakkan hati sampai bergemuruh untuk mencontoh mereka (fasilitator) membangun sekolah saya sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Bu Pur, sapaannya, teman-teman juga sangat baik dan memahami kami, walaupun kadang-kadang kalimat yang saya ucapkan ceplas-ceplos, mereka tidak marah tapi malah tertawa,” ungkapnya. (#)

Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  7 Kader Muhammadiyah di Kabinet: Kehormatan sekaligus Tanggung Jawab Besar