Feature

Sanlat Ramadan YP IPPI: Mencetak Generasi Berakhlak untuk Indonesia

166
×

Sanlat Ramadan YP IPPI: Mencetak Generasi Berakhlak untuk Indonesia

Sebarkan artikel ini
Para narasumber Sanlat (Pesantren Kilat) Ramadan YP IPPI Jakarta (Tagar.co/Istimewa)

Sanlat (Pesantren Kilat) Ramadan YP IPPI Jakarta hadir untuk membentuk generasi muda berakhlak mulia. Dengan bimbingan ulama dan pakar, peserta dibekali ilmu dan karakter kuat demi masa depan bangsa.

Tagar.co – Suasana Ramadan tahun ini semakin berkesan dengan digelarnya Pesantren Kilat yang diinisiasi oleh Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama (KPK) MUI beker sama dengan Yayasan Pendidikan Islam Pembangunan Insan (YP IPPI) Jakarta. Acara yang berlangsung di Jakarta pada 20 Maret 2025 ini diikuti oleh 400 peserta.

Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama (KPK) MUI, Prof. Dr. Armai Arif, menegaskan bahwa pesantren kilat ini bukan hanya sekadar tempat belajar agama, tetapi juga ajang untuk membentuk karakter generasi penerus yang akan menjadi duta akhlak bagi bangsa. Dia berharap acara ini dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan generasi muda.

Baca juga: Sekjen MUI: Persatuan Masyarakat Kunci Pertahankan Hak Konstitusional

Acara ini juga dihadiri oleh para kepala sekolah, guru, serta para siswa YP IPPI yang antusias mengikuti sesi pembelajaran. Selain Wakil Menteri Agama RI, H. R. Muhammad Syafii, SH, M.Hum, dan Sekjen MUI Dr. Amirsyah Tambunan, hadir pula narasumber lain seperti Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga, Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag, yang membahas tantangan teknologi dalam dunia pendidikan.

Baca Juga:  Sekjen MUI: Persatuan Masyarakat Kunci Pertahankan Hak Konstitusional

Inspirasi dari Romo: Menjalani Hidup dengan Kepatuhan

Muhammad Syafii, yang akrab disapa Romo, berbagi kisah inspiratif mengenai perjalanan hidup dan pendidikannya. Ia memperkenalkan diri sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, lahir dari pasangan H. Raden Sanusi dan Hj. Latifah Hanum.

Dalam ceramahnya, Romo mengisahkan bagaimana ia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude dari Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Menurutnya, kesuksesan akademiknya tidak lepas dari kepatuhan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis.

“Ketika kita mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka hidup akan diberkahi dan penuh hikmah,” ujar Romo sebelum mengutip Surag At-Taubah 111 yang mengajarkan tentang penyerahan diri dan harta kepada Allah demi kebahagiaan akhirat.

MUI dan Tanggung Jawab Moral Bangsa

Amirsyah Tambunan, menegaskan pentingnya peran MUI dalam menjaga moral bangsa. “MUI memiliki tiga tugas utama, yaitu sebagai pelayan umat (khadimul ummah) dalam bidang pendidikan, melindungi umat (himayatul ummah) dari dampak negatif teknologi, serta memperkuat umat (taqwiyatul ummah) dalam menghadapi tantangan zaman,” ungkapnya.

Baca Juga:  Launching Pembangunan TK Aisyiyah 42 Ciputat Himpun Dana Rp 310 Juta!

Menurutnya, pendidikan menjadi kunci utama dalam membangun generasi muda yang berakhlak. Oleh karena itu, MUI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai Islam wasatiah, yang meliputi prinsip keseimbangan, keadilan, musyawarah, toleransi, serta inovasi dan peradaban yang maju. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni