Telaah

Raja’, Berharap Hanya pada Allah

×

Raja’, Berharap Hanya pada Allah

Sebarkan artikel ini
Apa arti raja‘? Bagaimana sikap orang yang berharap mendapatkan rahmat Allah? Bagaimana pula sikap orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Allah?
Ilustrasi AI

Apa arti raja‘? Bagaimana sikap orang yang berharap mendapatkan rahmat Allah? Bagaimana pula sikap orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Allah?

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM). 

Tagar.coRaja‘ artinya harapan. Derivat kata raja‘ didapati tidak kurang dari 21 kali beberapa di antaranya, Al-Baqarah/2:218, Yunus/10:7, dan Al-Furqan/25:21. Secara definisi raja‘ merupakan harapan untuk mendapat rahmat Allah setelah upaya yang memungkinkan datangnya rahmat itu dilakukan

Berikut ini penjelasan Al-Qur’an tentang orang-orang yang memiliki raja dan yang tidak memiliki raja‘.

Memiliki Raja’

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharap rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah/2:218).

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (Al-Ahzab/33:21).

“(Apakah kamu hai orang-orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri sedang ia takut kepada azab hari akhirat dan mengharap rahmat Tuhannya? Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar/39:9).

“Sesungguhnya pada mereka itu (lbrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan) pada hari kemudian. Dan Barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Mumtahanah/60:6).

Baca juga: Rajam

Dari beberapa ayat di atas bisa dilihat bahwa orang yang memiliki raja’ (harapan kepada Allah), meneladani Rasulullah dalam aktivitas kesehariannya.

Jika ada yang mengatakan bahwa dia berharap rahmat Allah, sementara perilakunya penuh dengan kemaksiatan, maka sebenarnya dia sedang berangan-angan kosong.

Hal ini sama saja dengan mustahilnya seseorang yang menanam padi, kemudian dia berharap dapat menuai pisang.

Tidak Memiliki Raja’

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia, serta merasa tentram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.” (Yunus/10:7).

“Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka, maka Kami biarkan orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Kami bergelimang dalam kesesatan mereka.” (Yunus/10:11).

Baca jugaSidik Lawan Pendusta

“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Kami berkata, ‘datangkanlah Al-Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia’…” (Yunus/10:15).

“Berkatalah orang-orang yang tidak mengharap pertemuan dengan Kami ‘Mengapa tidak diturunkan kepada kita Malaikat atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita?’ Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka telah benar-benar melampaui batas dalam kezaliman.” (Al-Furqan/25:21).

Mereka yang tidak mengharap pertemuan dengan Allah, akan berbuat apa saja yang mereka suka tanpa ada rambu-rambu Ilahi. Gemerlapnya kehidupan dunia yang mereka alami bukanlah suatu tanda Allah meridainya. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  Ihram, yang Haram saat Umrah dan Haji