Telaah

Puncak Dosa: Bersaksi Palsu di Pengadilan

×

Puncak Dosa: Bersaksi Palsu di Pengadilan

Sebarkan artikel ini
Puncak dosa, salah satunya adalah memberi kesaksian palsu di hadapan majelis hakim. Bahkan dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, soal kesaksian palsu itu mendapat penekanan dari Nabi Muhammad SAW. Oleh M. Ali Misbahul Munir, Pengasuh Ma'had Nurul Qur'an (MNQ)  Alqolam Sekawan, Jal Mleto 15, Sukolilo, Surabaya.
Kesaksian palsu di pengadilan (Ilustrasi AI)

Puncak dosa, salah satunya adalah memberi kesaksian palsu di hadapan majelis hakim. Bahkan dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, soal kesaksian palsu itu mendapat penekanan dari Nabi Muhammad Salallahualaihiwasalam.

Oleh M. Ali Misbahul Munir, Pengasuh Ma’had Nurul Qur’an (MNQ) Alqolam Sekawan, Jalan Mleto 15, Sukolilo, Surabaya.

Tagar.co – Sungguh aneh tapi nyata. Fenomena yang semakin menjamur akhir-akhir ini. Di mana beberapa orang berani berkata atau bersaksi bohong di hadapan majelis hakim. 

Padahal dia seorang Muslim atau Muslimah yang disumpah atas nama Allah Ta’ala. Bahkan Al-Qur’an diletakkan di atas kepalanya. Tapi ia masih juga berani berdusta. Na’udzu billah, tsumma na’udzu billah min dzalik.

Baca juga: Antara Ikhtiar dan Takdir 

Sungguh, Nabi kita telah mengingatkan akan hal ini. Bahkan beliau menyebutnya sebagai puncaknya dosa (akbarul kabair). *)

وعن أَبي بكرة نُفَيع بن الحارث – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – :(( ألا أُنَبِّئُكُمْ بأكْبَرِ الكَبَائِرِ ؟ )) – ثلاثاً – قُلْنَا : بَلَى ، يَا رَسُولالله ، قَالَ :(( الإشْرَاكُ بالله ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ )) ، وكان مُتَّكِئاً فَجَلَسَ ، فَقَالَ : (( ألاَ وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ )) فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ . مُتَّفَقٌعَلَيهِ .

Dari Sahabat Abu Bakroh, Nufai’ bin Harits ia berkata: Rasulullah Salallahualaihiwasalam bersabda : ((Maukah kalian saya tunjukkan dosa besar yang paling besar?)) (Beliau bersabda demikian tiga kali). Kami menjawab: Silakan wahai Rasulullah. 

Beliau bersabda: ((Yaitu syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua)). 

Beliau bersabda itu dalam kondisi bersandar. Lalu beliau duduk seraya bersabda lagi: ((Ketahuilah, juga *) berkata dusta dan menjadi saksi palsu)). Beliau mengulang-ulangi kalimat tersebut, sampai-sampai kami berkata (dalam hati): “Andaikan sekiranya beliau mau berhenti.”  (H.R. Al-Bukhari-Muslim).

Baca Juga:  Syahadat, Proklamasi Kemerdekaan Seorang Muslim

Ya Rabbana, ya Hadi ya Rosyid, ya Muhaimin ya Salam ya Lathif ya Hafiz. Senantiasa bimbing, jaga, dan selamatkan kami semua. Birahmatika ya Arhamar Rahimin. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni