Profil sekolah menjadi bagian penting dari upaya promosi sekolah. Baik kepada wali murid maupun seluruh warga sekolah. Hal ini ditekankan dalam workshop Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Gresik.
Tagar.co – Sebanyak 139 utusan sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik berkumpul di Aula lantai 4 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik.
Ada yang memilih duduk di meja bundar, ada pula yang duduk di meja persegi panjang, Selasa (1/10/2024). Mereka terdiri dari kepala sekolah dan guru pendamping.
Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, mereka mengikuti Workshop Penulisan Naskah Profil Sekolah Muhammadiyah Se-Kabupaten Gresik. Ini bagian dari Program Kerja Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik berupa penguatan keunggulan sekolah/madrasah.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM
Gresik M. Fadloli Aziz, S.Si., M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan, Majelis Dikdasmen sengaja menggelar workshop ini untuk sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik.
“Ini bukan sesuatu yang besar tapi sangat penting bagi sekolah memiliki profil sekolah. Baik dalam bentuk teks naskah maupun video. Karena kami lihat tidak semua sekolah punya profil,” ujarnya di atas panggung.
Akibatnya, kata pria yang akrab disapa Ustaz Aziz ini, yang diceritakan masing-masing sekolah ketika mengenalkan ke masyarakat dan calon wali murid kurang terstruktur.
Ia lantas bersyukur dan mengapresiasi, “Luar biasa ada kepala sekolah yang langsung mendampingi di sini!”
Baca juga: Unik, Kajian Ayah di Warung Kopi
Pria yang sehari-harinya mengajar di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) ini lantas mengutip Al-Isra ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Artinya, “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Berlandaskan ayat inilah ia menegaskan, para guru wajib mengetahui produk yang ada di sekolahnya. “Product knowledge berupa teks yang layak dan patut kita syiarkan kepada masyarakat. Itu promosi dan branding dari produk sekolah kita,” terangnya.
Buku yang nanti ditulis menurutnya sebagai alat promosi kepada masyarakat dan wali murid. Yang tidak kalah penting, promosi ke semua orang yang ada di sekolah. “Agar semua tahu, apalagi guru-guru baru,” ungkapnya.
Profil sekolah ini info lengkap dari dokumen sekolah resmi. Bisa untuk akreditasi, yang sudah ditandatangani sekolah, sebagai profil lengkap sekolah.
Ia memaparkan, profil ini harapannya memuat program dan fasilitas apa saja di sekolah, termasuk keunggulan apa yang harus dikawal. “Profil ini sebagai penyemangat kita, frame bekerja di sekolah sebagaimana yang kita tuangkan di sekolah kita,” imbuhnya.
Dengan demikian, ia yakin, manfaatnya bisa meningkatkan reputasi dan memperkuat relasi dengan wali murid atau calon wali murid. “Insyaallah kami jadikan salah satu kategori di Festival Faqih Usman bulan depan, kategori Profil Sekolah Terbaik. Semoga hasilnya bisa optimal,” tutupnya.
Hasilkan Profil Bermutu
Sementara Wakil Ketua PDM Gresik Dr. Arfan Muammar, M.Pd.I. berbagi strategi menulis 3M: menulis, menulis, dan menulis. “Kalau mau menulis ya menulis saja. Jangan terlalu banyak berpikir,” ujarnya.
Arfan mencontohkan, salah satunya, menulis masa lalu. “Kalau punya masa lalu kelam, itu bisa ditulis jadi buku. Pengalaman di sekolah juga bisa ditulis seperti Negeri 5 Menara,” ungkapnya.
Ia meyakini, apa yang mereka alami bisa menjadi inspirasi. Nah, selanjutnya, ia mengajak peserta untuk menulis masa sekarang.
“Kegiatan dan kurikulum sudah ada, tinggal menulisnya. Memotret tapi pakai tulisan sehingga ketika ada yang membaca, sudah tau isi sekolah Bapak Ibu. Kalau perusahaan ada company profile, Ini ada school profile,” ujarnya.
Adanya ini, didukung dengan aktifnya laman web sekolah, lambat laun menurutnya menjadi sekolah maju. “Semoga menghasilkan profil sekolah Muhammadiyah yang bermutu,” tutupnya sekaligus membuka acara pagi itu dengan basmalah. (#)
Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni