Kita berharap Presiden Prabowo Subianto yang dilantik hari ini, Ahad 20 Oktober 2024, mempunyai political will yang baik untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Opini oleh dr. Mohamad Isa, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Tagar.co – Political will presiden bisa diartikan kemauan politik presiden dalam menjalankan peran sebagai presiden. Kemauan presiden ini sangat penting, karena presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan membawahi rakyat dan tanah wilayah kekuasaannya.
Baca juga: Right or Wrong is My Country
Apakah political will ke arah positif atau negatif, presiden yang tahu.
Maju dan mundurnya suatu negara atau bangsa, kontribusi presiden sangat besar. Karena sebagai pemimpin, punya visi mau dibawa ke mana bangsa ini. Mau dibawa ke jurang kehancuran atau ke arah kemakmuran negara. Kemakmuran rakyatnya atau kroninya, presidenlah yang mau. Ini lah pentingnya political will presiden.
Pemberantasan Korupsi
Menurut berita CNN Indonesia, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata mengatakan kunci pemberantasan korupsi adalah political will atau kemauan politik dari presiden.
Political will presiden bisa terbentuk dari proses sebelum jadi presiden melalui proses pendidikan formal maupun non formal dan latar belakang yang lainnya. Memori masa lalu juga bagian dari terbentuknya political will seorang pemimpin atau presiden.
Kemauan presiden akan memengaruhi keputusan presiden. Keputusan presiden adalah keputusan yang sakral, karena akan berpengaruh pada rakyatnya.
Diharapkan presiden mempunyai political will yang baik untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Pemimpin yang baik, jalan ke surga akan lebar.
Dibandingkan orang yang tidak jadi pemimpin.
Tapi sebaliknya pemimpin yang zalim, akan diminta pertanggung jawabannya.
Sebagai penutup right or wrong is my president.
Baik atau buruk adalah Presidenku. Yang baik kami dukung dan yang tidak baik, akan diperbaiki.
Selamat bekerja presidenku, semoga jadi keberkahan di dunia dan akhirat. (#)
Banjarmasin, 20 Oktober 2024.
Penyunting Mohammad Nurfatoni
