Feature

Pimpinan Aisyiyah Harus Miliki 5 K

×

Pimpinan Aisyiyah Harus Miliki 5 K

Sebarkan artikel ini
Aisyiyah Ngawi punya cara unik dalam menggelar Baitul Arqam. Acara dikemas di sebuah kebun teh. Usai digembleng sehari, ibu-ibu menaiki kereta kelinci berkeliling kebun teh.
Baitul Arqam PCA Ngawi. Pimpinan harus miliki 5 K.(Tagar.co/Supriyati)

Aisyiyah Ngawi punya cara unik dalam menggelar Baitul Arqam. Acara dikemas di sebuah kebun teh. Usai digembleng sehari, ibu-ibu menaiki kereta kelinci berkeliling kebun teh.

Tagar.co – Sebanyak 40 ibu-ibu anggota Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Ngawi memanfaatkan weekend untuk menambah ilmu sekaligus rekreasi. Naik bus pariwisata, Sabtu (2/11/2024) pukul 05.00 WIB mereka menuju Kebun Teh Kemuning Kabupaten Karanganyar Jateng untuk mengikuti Baitul Arqam (BA).

Udara sejuk kebun teh semakin membangkitkan semangat bunda-bunda Aisyiyah untuk mengikuti kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh. Serius tapi tetap bahagia, karena di akhir kegiatan mereka diajak keliling kebun teh yang pemandangannya mempesona.

Tepat pukul 08.00 WIB, Baitul Arqam yang dilaksanakan di Resto Bale Botram di area Kebun Teh Kemuning ini dimulai. 40 peserta BA ini merupakan pimpinan harian dan badan pembantu pimpinan Aisyiyah Cabang Ngawi.

Baca lagi: Serunya Pawai Santri Cilik Aisyiyah Ngimboh

Program Sentuh Kehidupan Masyarakat

Ketua PCA Ngawi Dra Lailatul Kasanah dalam sambutannya menyampaikan, sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan mensosialisasikan ideologi Muhammadiyah di tengah-tengah multi kompleknya benturan berbagai ideologi dengan berbagai macam kepentingan.

“Aisyiyah sangat perlu melakukan revitalisasi dan reaktualisasi gerakan di semua tingkatan organisasi. Ini agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan bermakna bagi kehidupan umat melalui program yang menyentuh denyut kehidupan masyarakat luas,” ungkapnya

Peningkatan peran aisyiyah bersifat kuantitatif maupun kualitatif harus didasarkan pada idealisme gerakan yang menjadi bingkai landasan gerakan dan sikap responsif dan antisipatif terhadap perbagai problem sosial yang berkembang dalam kehidupan nyata di manapun Aisyiyah berkiprah.

“Baitul Arqam inilah salah satu jawaban untuk menyiapkan kader yang memiliki kemampuan, kecakapan, kepekaan dan semangat juang yang tinggi. Juga secara istiqamah dan sistemik agar mewujudkan tegaknya ajaran Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar benarnya,” paparnya.

Baca lagi: Meriah, Milad Ke-27 IGABA Ngawi

Aisyiyah Ngawi punya cara unik dalam menggelar Baitul Arqam. Acara dikemas di sebuah kebun teh. Usai digembleng sehari, ibu-ibu menaiki kereta kelinci berkeliling kebun teh.
Keliling kebun teh naik kereta kelinci (Tagar.co/Supriyati)

Pimpinan Harus Bergerak

Sementara itu Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ngawi Supriyati SPd MSi dalam sambutan pembukaan mengapresiasi atas terlaksananya BA PCA Ngawi. Menurutnya, Aisyiyah merupakan organisasi pergerakan yang bergerak secara dinamis di berbagai bidang. Cepat lambatnya pergerakan tergantung kepada pimpinan.

Maka, sambungnya, pimpinan Aisyiyah harus memiliki 5 K. Pertama adalah Kemauan keras. Yaitu mencurahkan tekad dan kemampuan serta fokus dalam menjalankan program yang telah disusun.

“Kedua, kerjasama atau sinergi baik di internal (antar pimpinan) maupun eksternal dengan Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan yang lainnya. Juga kerjasama pemerintah seperti puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana,” paparnya.

Ketiga, lanjutnya, adalah keiklasan. Hanya mencari ridha Allah SWT semata. Hidup hidupilah Aisyiyah dan jangan mencari hidup di Aisyiyah. Keempat keteladanan. Maknanya bisa menjadi panutan dalam berkata, bertindak yang benar, memberi contoh yang baik.

“Terakhir kelima adalah kepekaan sosial. Artinya peka terhadap permasalahan yang ada dan tuntutan zaman. Mampu memberi solusi atau jawaban atas permasalahan yang ada. Melek teknologi digitalisasi,” jelasnya.

Dia menambahkan, seorang pimpinan juga harus Solutif, yaitu dapat mencari solusi atas permasalahan yang ada atau yang dihadapi. Selanjutnya adalah inspiratif, yaitu bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. Dan tentu harus bisa menjadi perekat atau pemersatu. Menyatukan perbedaan pendapat agar tetap harmonis.

“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini peserta BA semakin yakin dan semakin menguatkan pemahaman tentang ideologi Muhammadiyah sebagai acuan dalam menggerakkan organisasi,” harapnya.

Setelah seharian mengikuti Baitul Arqam, pukul 16.00 wib peserta mendapatkan bonus keliling Kebun Teh Kemuning dengan naik kereta kelinci. Healing keliling kebun teh dan belanja jajanan tradisional getuk hingga pukul 18.00 WIB. (#)

Jurnalis Supriyati Penyunting Sugiran

Baca Juga:  Mendikdasmen Apresiasi Masjid Al-Jihad Banjarmasin