Feature

Petualangan Seru Siswa MI Mutwo di Bukit Surowiti

×

Petualangan Seru Siswa MI Mutwo di Bukit Surowiti

Sebarkan artikel ini
Saat paa siswa mencapai puncak Bukit Surowiti (Tagar.co/Nurkhan)

Petualangan seru dilakukan siswa MI Mutwo di Bukit Surowiti, Panceng, Gresik. Untuk mencapai puncak, mereka harus menaiki 214 anak tangga.

Tagar.co – Setelah turun dari mobil Tayo, para siswa MI Muhammadiyah 2 Campurejo (MI Mutwo) Panceng, Gresik, bersiap mendaki Bukit Surowiti. Kamis (24/10/2024).

Baca juga: Tayo Merah Itu Membawa Siswa MI Mutwo ke Bukit Surowiti

Siswa-siswa ini, mengenakan seragam Hizbul Wathan dengan tas ransel di punggung, tampak bersemangat. Seragam mereka bukan hanya sebagai simbol keteraturan, tetapi juga sebagai tanda kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan hari itu.

Di antara rumput hijau dan jalur tanah sempit, langkah mereka mantap, wajah-wajah mereka berseri-seri, menunjukkan semangat kebersamaan dan petualangan.

Dibimbing oleh para guru pendamping seperti Nurkhan, Moh Zamroni, Muhafiq, Abdul Haris Antoni, Ni’matus Sholichah, Evi Syafi’ah, dan Muzdalifah, anak-anak dari kelas 4, 5, dan 6 ini melangkah dengan penuh semangat.

Langit biru yang cerah seolah memberi mereka dorongan lebih untuk mencapai puncak. Sebab perjalanan mereka tidak mudah. Ada 214 anak tangga yang menanti untuk ditaklukkan. Beberapa dari mereka mulai kelelahan, namun mereka tak menyerah.

Sesekali, mereka beristirahat, minum air dari botol yang mereka bawa, lalu melanjutkan perjalanan dengan semangat yang kembali menyala.

Peserta siswa perempuan (Tagar.co/Nurkhan)

Petilasan Sunan Kalijaga?

Setelah sekitar dua puluh menit yang terasa seperti sebuah petualangan panjang, mereka akhirnya tiba di puncak. Puncak Bukit Surowiti, yang konon merupakan petilasan Sunan Kalijaga, menyambut mereka dengan keindahan alam yang menakjubkan. Di sana, mereka beristirahat dan menikmati bekal yang sudah dipersiapkan dari rumah.

Di puncak, mereka dibagi menjadi enam kelompok kecil, masing-masing didampingi oleh seorang guru. Abdul Haris Antoni mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dengan membawa kembali sampah mereka dalam tas kresek, menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Setelah makan siang, petualangan pengetahuan pun dimulai. Mbah Suwandi, seorang yang dihormati di Bukit Surowiti, mengajak mereka berkeliling. Ia menceritakan sejarah Gua Langsih, tempat Sunan Kalijaga bertapa, dengan detail ruang-ruangnya yang penuh makna sejarah dan spiritual.

Gua ini terdiri dari tiga ruangan. “Ruangan pertama digunakan untuk tempat sidang para wali membahas strategi dakwah Islam. Ruangan kedua disebut juga Gua Pelok, adalah tempat peristirahatan Sunan Kalijaga,” terangnya.

Ruang ketiga adalah tempat bertapa. Di ruangan ketiga ini terdapat batu-batu tempat duduk dan air tetes untuk bersuci Sunan Kalijaga.

Selain itu, lanjut Mbah Subandi, ada Gua Lumbung, yaitu gua yang berbentuk seperti lumbung. “Serupa dengan bentuknya tersebut, gowa ini digunakan oleh penduduk Surowiti pada masa itu untuk menyimpan bahan pokok. Seperti padi, jagung, rempah, dan lainnya, guna persiapan musim paceklik,” terangnya.

Baca jugaBermain Seru sebelum Membersihkan Pantai, Tiga Sekolah Berkolaborasi

Dengan cerita-cerita ini, anak-anak tidak hanya mendaki sebuah bukit, tetapi juga melangkah melalui lorong waktu, belajar tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendahulu mereka.

Dengan demikian, hari itu bukan hanya tentang menaklukkan bukit, namun juga tentang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan menghargai warisan budaya. Sebuah pelajaran berharga yang akan mereka bawa pulang, bersama dengan kenangan manis dari puncak Bukit Surowiti. (#)

Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  FKIP UMM Bergabung dalam Konsorsium Pendidikan Guru Indonesia-Australia