Feature

Pendidikan Seks Dimulai, Anak-Anak Jadi Heboh

×

Pendidikan Seks Dimulai, Anak-Anak Jadi Heboh

Sebarkan artikel ini
Siswa SD Mutu Kagumi mengikuti Roling Sigma Ke-2. (Tagar.co/Santya Dian Pratiwi)

Pendidikan seks sejak dini diberikan kepada siswa SD Muhammadiyah 1 Balongpanggang (SD Mutu Kagumi). Perdana belajar ini membuat mereka antusias.

Tagar.co – Anak-anak berseragam oranye dan ungu berdatangan di Masjid Al Huda Balongpanggang, Gresik, Sabtu (23/11/2024). Usai meletakkan sepatu hitam di halaman masjid, mereka segera masuk dan duduk rapi membentuk saf.

Pagi itu mereka mengikuti program Roling Sigma. Yakni singkatan dari Muhadarah Keliling Siswa SD Muhammadiyah 1 Balongpanggang (SD Mutu Kagumi).

Ini kedua kalinya SD Mutu Kagumi melaksanakan Roling Sigma. Sebanyak 157 siswa mulai dari kelas I sampai VI mengikuti dengan antusias.

Kegiatan diawali dengan salat duha berjamaah. Kemudian berlanjut murajaah bersama yang dipimpin oleh Rafa kelas VI.

Pelaksanaan muhadarah kali ini dipandu para siswa kelas I A. Sang Wali Kelas Siti Rofiqoh, S.Pd membina mereka hingga tampil berani dan percaya diri di hadapan teman sekelas maupun kakak kelasnya.

Nafiza Vidya Agdiana dan Affrine Zelyna Gadis Fanani menjadi pembawa acara. Felysia Adzkiya M, Kinandita Agustin Nurlaila, dan Natrisya Fayyola Chandra bertugas membaca ayat suci Al-Qur’an.

Narendra Musthafa Kemal Akbar sebagai perwakilan kelas. Muhammad Raqila Azka Rafasya, Kanzia Misha Al Meera dan Zarrin Inzellia menampilkan puisi. Terakhir, Muhamad Fikri Al Ghazali membaca do’a.

Siswa SD Mutu Kagumi antusias menyimak pemateri di Masjid Al Huda Balongpanggang. (Tagar.co/Santya Dian Pratiwi)

Pendidikan Seks

Bekerja sama dengan Paguyuban Wali Murid I A, SD Mutu Kagumi kali ini menghadirkan pemateri asal Kebomas, Gresik. Ialah Ketua Departemen Pustaka, Informasi, dan Teknologi Digital (Pusintek) Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Gresik Sayyidah Nuriyah, S.Psi.

Usai serangkaian agenda pembukaan, anak-anak dibagi menjadi dua. Sesi pertama diikuti siswa jenjang kelas bawah (I-III) dan sesi kedua diikuti siswa jenjang kelas atas (IV-VI).

Baca Juga:  Merawat Budaya lewat Lomba Hadrah dan Rebana

Selama siswa kelas bawah menerima materi seputar pendidikan seksual dasar, siswa kelas atas mengikuti permainan di halaman masjid. Tujuannya menambah kekompakan antar teman. Begitupun sebaliknya, ketika giliran kelas atas menerima materi.

Pada sesi pertama, Sayyidah mengajak anak-anak mengenal dirinya masing-masing. Termasuk perbedaan fisik yang Allah anugerahkan antara laki-laki dan perempuan maupun cara berpakaian sesuai jenis kelamin.

“Kelamin itu bisa disebut juga dengan kemaluan. Karena kita akan malu kalau ada orang lain yang melihatnya. Jadi kita harus selalu menutup kemaluan, aurat kita, dengan pakaian,” terang tim Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) MGKB ini.

Meski ada yang malu-malu, beberapa anak-anak bersahutan lantang ketika menyebutkan area pribadi tubuh mana saja yang tidak boleh dilihat, disentuh, maupun dibicarakan orang lain.

“Kemaluan ini salah satu area pribadi tubuh kita yang sangat berharga. Jadi orang lain tidak boleh melihat, memegang, apalagi menyakitinya. Kecuali orang tua atau guru saat membantu membersihkan, juga dokter ketika memeriksa,” imbuhnya.

Sayyidah lanjut mengenalkan berbagai upaya menjaga diri dari malu. Di antaranya memakai handuk setelah mandi, ganti baju di tempat tertutup, dan memotivasi untuk tidur terpisah dengan saudara lawan jenis.

Dua siswa kelas I berani maju untuk menjawab pertanyaan Sayyidah Nuriyah, S.Psi. (Tagar.co/Santya Dian Pratiwi)

Jaga Diri

Sayyidah juga mengajarkan, Allah SWT memang menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dengan bangsa, suku, sampai warna kulit berbeda. “Tujuannya saling mengenal, belajar, menolong, dan menghargai. Bukan untuk mengejek atau merendahkan!” tegas perempuan yang sehari-harinya menjadi konselor SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School) ini.

Selanjutnya, ia menekankan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di mata Allah. “Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa,” ujarnya mengutip Al-Hujurat ayat 13.

Baca Juga:  Keluarga Besar PII Diajak Menyelamatkan Kelas Menengah

Ia lantas memberikan pemahaman upaya menjaga diri sesuai Al-Qur’an. Pagi itu, suara ceria anak-anak menyanyikan lagu Ku Jaga Diriku mengalun. Melalui lagu ciptaan Sri Seskya Situmorang ini, Sayyidah mengajak mereka memahami secara utuh sentuhan yang boleh dan tidak boleh.

Anak-anak antusias menyimak dan mengikuti ajakannya bernyanyi. Empat siswi dari kelas I-III berani maju, memenuhi tantangan Sayyidah. Mereka bernyanyi dengan semangat di hadapan teman-temannya.

Di sela menjelaskan, Sayyidah memang sering melontarkan kuis dan tantangan berhadiah. Hadiah sederhana ia berikan kepada siswa yang berani maju lalu menjawab pertanyaan atau menaklukkan tantangannya.

Empat siswa SD Mutu Kagumi dari kelas I-III berani menyanyi Ku Jaga Diriku di depan teman-temannya. (Tagar.co/Santya Dian Pratiwi)

Pentingnya Pendidikan Seks

Di sesi terpisah, kepada siswa jenjang kelas atas, ia juga menyampaikan pendidikan seksual. Tentunya menyesuaikan tingkat pemahaman anak yang hendak menghadapi pubertas ini.

Ketika Sayyidah menunjukkan organ reproduksi yang harus mereka jaga, siswa perempuan duduk di baris paling depan spontan tertawa sambil menutup mata dengan tangan. Mereka heboh.

Sayyidah lantas mengapresiasi mereka yang malu. Karena, mengutip HR. Tirmidzi, malu bagian dari iman dan orang beriman tempatnya di surga. اَلْـحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَ اْلإِيْمَانُ فِـي الْـجَنَّةِ

Ia juga menegaskan tidak perlu pacaran. Karena itu salah satu cara Allah SWT menjaga hati hamba-Nya.

“Sebaiknya fokus pada perkembangan diri kalian, mengembangkan potensi yang dimiliki untuk masa depan yang lebih baik,” tuturnya.

Sayyidah mengapresiasi langkah SD Mutu Kagumi dalam memfasilitasi pendidikan seks sejak dini sesuai usia anak. Menurutnya, ini ikhtiar yang tepat dalam mendorong anak-anak mengenali serta menghargai dirinya sendiri dan menghormati sesama. Selain bisa mengenal perbedaan jenis kelamin, anak-anak memahami kesetaraan gender laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:  Mataf 2024 UMG: Rekonstruksi Generasi Digital yang Menginspirasi

Melalui pendidikan ini, anak-anak jenjang kelas atas juga disiapkan memasuki masa puber dan lebih aktif menjaga kesehatan tubuhnya. Anak juga bisa waspada terhadap bahaya pelecehan seksual. “Materi ini penting untuk menjaga anak-anak kita dari potensi kejahatan seksual,” imbuhnya.

Anak juga harapannya lebih terbuka kepada guru maupun orangtua ketika penasaran. Bukannya mencari sendiri di internet atau bertanya ke teman yang berisiko menyesatkan.

Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan di SD Mutu Kagumi Mengagumkan

Latihan Public Speaking

Ketika sambutan, Wakil Kepala Sekolah Anang Ma’ruf, S.Pd berharap, “Semoga kegiatan ini bisa diikuti dengan baik karena materi yang akan disampaikan penting bagi perkembangan anak-anak.”

Anang yang sehari-harinya juga menjadi guru pengajar kelas IV ini mengapresiasi para siswa kelas I yang berani tampil di depan. “Semangat MC! Berikutnya, kelas yang lain harus lebih baik dan berani,” pesannya.

Senada dengannya, Kepala SD Mutu Kagumi Liza Rahmawati, S.Pd yang pagi itu berhalangan hadir karena mengantar siswa berlomba pun menyampaikan melalui WhatsApp.

“Kelas I sudah dilatih public speaking. Siapa tahu kelak dari SD Mutu Kagumi akan lahir pemimpin negara, menteri, gubernur, bupati, dan sebagainya,” ujarnya.

Liza juga berpesan, “Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Jadilah versi terbaik di masa kalian!” (#)

Jurnalis Santya Dian Pratiwi Penyunting Sayyidah Nuriyah