Artikel opini, seperti juga berita jurnalistik, berfungsi mengabarkan peristiwa terbaru untuk memenuhi rasa ingin tahu dengan mengupas peristiwa-peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dan media.
Tagar.co – Opini ialah tulisan yang berisi pendapat atau komentar subjektif si penulis tentang suatu isu atau topik yang penting dan menarik untuk dibahas dengan menggunakan gaya penulisan ilmiah populer.
Artikel opini—seperti juga berita jurnalistik—berfungsi mengabarkan peristiwa terbaru untuk memenuhi rasa ingin tahu.
Adapun perbedaan berita dengan opini adalah: berita bersifat faktual objektif, memaparkan, dan empiris; sementara opini faktual subjektif, menganalisis, dan memverifikasi.
Opini yang Baik
Agar berfungsi memenuhi rasa ingin tahu dan menarik untuk dibaca—dan bisa menembus media bergengsi—opini harus memenuhi beberapa kriteria.
Aktual
Media adalah cerminan peristiwa dan gejolak yang terjadi di masyarakat. Karena itu opini, seperti juga berita, harus aktual dengan mengupas peristiwa-peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan.
Dalam pekan ini misalnya yang menarik perhatian masyarakat seperti tercermin dalam liputan media ialah:
- Karut marut PPDB sistem zonasi
- Izin usaha pertambangan untuk ormas
- Anggaran Rp 71 triliun untuk makan gratis
- Kontroversi pembunuh Vina
Selain mengangkat isu-isu aktul, opini juga bisa menyorot hari-hari bersejarah yang sedang berlangsung. Misalnya sebentar lagi akan ada pergantian tahun Hijriah. Maka menyambut peristiwa itu Anda bisa menulis opini dengan topik tersebut. Oleh karena itu hari-hari bersejarah lainnya harus Anda catat dalam agenda.
Dalam dan Tajam
Opini yang mendalam dan tajam ditulis oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Seperti dokter yang menulis soal kesehatan atau guru menulis tentang pendidikan. Di media besar, sepeti Kompas, kompetensi ini menjadi pertimbangan penting. Sebagai sarjana hukum, mislanya, opini Anda tentang pertanian tidak akan dimuat meskipun tulisannya bagus.
Tidak cukup mengandalkan kompetensi, opini ditulis dengan pengetahuan yang lebih: ada referensi dan bangunan argumentasi ilmiah.
Menjelaskan Duduk Perkara
Penulis opini harus bisa melihat persoalan secara jernih dan analitik. Misalnya yang lagi hangat dibicarakan ialah dipatoknya anggaran makan bergizi gratis oleh Pemerintah Joko Widodo dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2025 sebesar Rp 71 triliun.
Pembaca tentu ingin tahu anggaran sebesar diperoleh dari pos apa dan apakah tidak membebani keuangan negara? Jadi opini dalam hal ini bisa membantu pembaca memahami persoalan. Opini yang baik akan membantu pembaca memilih yang terbaik dan menjadi referensi di tengah banjir informasi dan politik post-truth.
Membuka Wawasan
Opini yang bermutu akan memberi pengayaan, kritik, dan saran; sarat dengan ide-ide genuine yang menyegarkan. Karena itu jangan menulis opini yang terlalu fokus pada teori dan lupa untuk memberi solusi.
Karakter Media
Penting juga untuk memahami ideologi dan karakter media tempat kita menulis opini, termasuk gaya bahasanya. Sebab masing-masing media punya ciri masing-masing yang khas. Kompas tentu berbeda dengan Tempo atau Jawa Pos.
Menarik dan Enak Dibaca
Agar menarik untuk dibaca, judul opini harus menarik, lead-nya menggugah, dan ditulis dengan pendekatan naratif.
Judul, lead, dan paragraf pertama harus langsung bisa menarik perhatian pembaca agar mereka masuk lebih jauh. Sebab, dari hasil studi di Amerika Serikat, pembaca menentukan pilihan untuk membaca lebih lanjut atau berhenti setelah melihat judul dan lead hingga 4-5 kalimat pertama.
Judul
Mengapa judul harus menarik? Karena judul adalah bagian paling pokok yang membangkitkan keingintahuan; bagian pertama yang dilihat pembaca; dan menjadi bahan pertimbangan untuk membaca lebih lanjut.
Judul yang baik harus mampu memberi gambaran akan pesan utama yang ingin disampaikan penulis.
Pedoman Membuat Judul
- Singkat, padat, dan jelas.
- Bisa saja puitik dan menggelitik;
- Berupa gugatan atau hal kontroversi
- Asosiasif, misalnya dengan judul lagu, puisi terkenal atau quotes terkenal
Contoh Judul Opini Menarik
- Slank Berdendang, DPR Meradang
- Jangan Ada Dusta di Antara Kita
- Semua Akan Muhammadiyah pada Waktunya
- Muhammadiyah Tenggelam di Dasar Google
- Grey Chicken dan Hedonisme Instan
Membuat Lead Menarik
Lead atau teras berita menarik berisi:
- Gugatan, kontroversi, ringkasan, atau kesimpulan.
- Meringkas seluruh isi cerita atau langsung ke pokok persoalan.
- Bila subjeknya serius, gunakan pembuka lugas (kematian, bencana, perubahan undang-undang, atau berita hangat).
- Hindari ‘lead tari jemuran’.
Menulis Naratif
- Menggunakan teknik bercerita.
- Ditulis yang menarik dulu, baru yang penting.
- Ringkas yaitu menggunakan kalimat efektif maksimal 26-30 kata dalam satu kalimat; maksimal 7-10 kalimat dalam satu paragraf
- Hindari kalimat majemuk.
Contoh Opini yang Ditulis Naratif
Ia membuka helmnya. Peluh membasahi wajahnya. Pengemudi ojek daring (ojol) itu lalu menyerahkan bungkusan makanan yang saya pesan. ”Terima kasih,” ujar saya. Ia mengangguk. Saya tak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin cemas atau berharap agar aktivitas ekonomi segera dibuka, lalu pulih.
Mungkin ia salah seorang yang suaranya terwakili dari survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), 18-20 Juni lalu. Survei itu bicara: semakin banyak warga yang berpendapat bahwa situasi ekonomi akan lebih baik setahun ke depan.
Ada harapan walau ancaman wabah masih menghantui. Benarkah demikian? Bagaimana jalur lintasan (trajectory-path) pemulihan ekonomi? Apa yang harus dilakukan? (Lead opini berjudul Jalan Panjang Pemulihan Ekonomi oleh Muhamad Chatib Basri, Kompas 8 Juli 2020).
Selamat mencoba! (#)
Oleh Mohammad Nurfatoni, penulis opini di berbagai media bergengsi, seperti Jawa Pos. Lebih dalam soal materi ini, Redaksi Tagar.co siap menyampaikannya dalam sebuah pelatihan.