FeatureUncategorized

Orang-Orang yang Berjasa dalam Hidup Ini

308
×

Orang-Orang yang Berjasa dalam Hidup Ini

Sebarkan artikel ini
Clasping hands (freepik.com)
Clasping hands (freepik.com)

Dalam hidup ini, banyak sekali orang yang berjasa pada diri saya. Meskipun saya belum tentu orang baik, tapi ternyata Allah hadirkan orang-orang baik.

Tagar.co – Tahun 2024 sudah di penghujung. Sebentar lagi kita akan bertemu tahun baru, yakni tahun 2025. Di penghujung tahun ini, ada beberapa refleksi atas diri. Lebih-lebih karena di bulan Desember ini, umur penulis telah berganti. Tepat di hari dan tanggal cantik ini, Kamis, (12/12/2024).

Dalam perenungan itu, saya mencoba mengingat. Bahwa di usia yang semakin dewasa ini, ada banyak orang yang berjasa dalam hidup saya. Selain kebaikan dari keluarga dan orang-orang terdekat, setidaknya ada tiga ‘orang lain’ yang begitu berjasa dalam perjalanan hidup saya. Mereka yang ‘memberi jalan’ dalam karir, jodoh, dan awal kehidupan saya membangun rumah tangga.

Dia yang pertama adalah Hasbiyan Rosyadi. Mas Ian, sapaan akrabnya, merupakan senior saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Negeri Malang (UM)

Meskipun tidak pernah bertemu secara langsung saat kami mahasiswa, tapi nama itu tidak lagi asing bagi kami junior-junior di IMM UM.

Baca Juga:  Green Kurban MLH PP Muhammadiyah Hadirkan Senyum Warga

Apa kebaikan yang Mas Ian lakukan terhadap saya? Dia adalah orang yang membuka jalan pekerjaan pasca saya lulus kuliah. Mas Ian membantu mengentaskan hidup saya dari status sarjana pengangguran saat itu. Dia merekrut saya untuk bekerja di bimbingan belajar (bimbel) miliknya yang ada di Bojonegoro.

Sebagai fresh graduate saat itu, pekerjaan tersebut sangat membantu kehidupan saya. Berstatus single dan memiliki gaji UMR Bojonegoro saat itu, tentu sangat menggiurkan.

Bahkan dengan sedikit-sedikit menabung, saya bisa iuran membelikan sepeda motor untuk Abah. Selain itu juga bisa menabung untuk biaya menikah. Walaupun saat itu belum tahu akan berjodoh dengan siapa. Hehe.

Perantara Jodoh

Orang yang berjasa kedua adalah Diska Arliena Hafni. Mbak Diska—biasa saya menyapa—juga merupakan senior di IMM UM. Kami pun tidak pernah saling bertemu di perkuliahan, tapi berjumpa dalam wadah Nasyiatul Aisyiyah Kota Malang.

Saat ini Mbak Diska menjadi Dosen di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. Karena karirnya di Unisa Yogyakarta itu lah, Mbak Diska menjadi perantara pertemuan saya dengan suami, Muhamad Rifandi. Begitulah jodoh. Tidak pernah tahu dengan siapa dan lewat jalan apa.

Baca Juga:  Cuilan Surga Ada di Aisyiyah Cabang Brondong

Sebagai anak perempuan yang tidak diajarkan tradisi pacaran dalam keluarga, saat itu memang saya belum memiliki kekasih. Maka percaya pada takdir Allah melalui perantara Mbak Diska, jodoh saya berlabuh kepada Muhamad Rifandi. Laki-laki rekomendasi Mbak Diska yang diyakini cocok untuk saya. Wallahua’lam.

Dia yang berjasa ketiga adalah Seto Satriyo Bayu Aji. Mas Seto—biasa kami menyapa- merupakan kawan karib suami saat kuliah magister di Universitas Islam Indonesia (UII).

Mas Seto dengan segala kebaikannya, meminjamkan tempat tinggal kepada kami, saat awal-awal kami membangun rumah tangga. Tentu sebagai keluarga baru, kami sangat terbantu. Kami tidak perlu mengontrak rumah, sehingga bisa saving dana untuk hal-hal lainnya.

Kebaikan mereka bertiga ini, mengingatkan saya pada kisah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar R.A.tentang tiga orang yang tertutup batu dalam gua, lantas bisa keluar karena perantara kebaikan yang telah dilakukan.

Maka saya pun berdoa, semoga kebaikan-kebaikan mereka yang telah diberikan kepada saya itu, kelak bisa menjadi perantara kemudahan-kemudahan bagi mereka dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga:  Tetaplah Istikamah Jadi Perempuan Aktivis, Pesan Ketua PDM di Musykerda NA Lamongan

Saya mungkin belum tentu baik. Tapi kebaikan mereka senantiasa tersimpan rapi di lubuk hati terdalam dan tidak akan kami lupakan. Semoga Allah Swt Tuhan yang Maha Kuasa memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang sudah ditanam.

Saya perlu menulis ini sebagai refleksi atas usia yang telah terlalui. Karena belum tentu saya masih memiliki umur pada momentum ulang tahun, tahun depan.

Jika saya tutup usia di tahun ini, setidaknya saya telah berterima kasih untuk kebaikan-kebaikan mereka. Terima kasih Mas Ian, Mbak Diska, dan Mas Seto.

Terakhir, tentu saja masih banyak lagi orang yang berjasa dalam hidup ini. Semoga saya masih memiliki kesempatan untuk menuliskannya. Amin. (#)

Jurnalis Nely Izzatul Penyunting Mohammad Nurfatoni