Munafik, siapakah mereka? Bagaimana karakter personal orang munafik? Mengapa sebagian umat Islam terpedaya oleh orang munafik? Apa maksud amar mungkar nahi makruf? Apa balasan bagi orang munafik?
Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
Tagar.co – Munafik adalah sebutan bagi orang yang penampakannya (ucapan dan perbuatannya) berbeda dengan hatinya. Lisannya mengatakan beriman tetapi hati dan tindakannya ingkar. Sikap orang munafik tersebut disebut nifak.
Dalam Al-Qur’an, nifak disebut sebanyak 3 kali, yaitu dalam surat At-Taubah/9:77, 97, dan 101. Sedangkan kata munafik tidak kita jumpai dalam Al-Qur’an; yang ada adalah bentuk jamak laki -laki (المنافقين / المنافقون) yang disebut sebanyak 27 kali. Di antaranya dalam Al-Ahzab/33:12 dan 60; Al-Hadid/57:13; Al-Munafikun/63:1, dan bentuk jamak perempuan (المنافقات) disebut sebanyak 5 kali, yaitu dalam At-Taubah/9:67, 68; AI-Ahzab/33: 73; Al-Fath/48:6; dan Al-Hadid/57:13.
Sosok munafik, dicirikan oleh Al-Qur’an, dengan beberapa tanda, di antaranya: berdusta “… sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” (Al-Munafikun/63:1); ingkar janji dan khianat “Mereka (orang munafik) menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai…” (Al-Munafikun/63:2).
Baca juga: Memilih Takdir
Pencirian Al-Qur’an ini didukung pula oleh sabda Rasulullah Saw, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga„ yaitu: jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah berkhianat.” (H.R. Bukhari Muslim).
Kepiawaian orang munafik dalam bersilat lidah dicontohkan Allah dalam ayat-ayat berikut: “Jika dikatakan kepada mereka jangan membuat kerusakan di muka bumi mereka menjawab: Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (Al-Baqarah/2:11).
“Jika diajak beriman mereka berkata: Apakah kami harus beriman sebagaimana imannya orang-orang bodoh itu” (Al-Baqarah/2:13) “Jika bertemu dengan orang beriman mereka berkata: Kami telah beriman.” (Al-Baqarah/2:14) “Ketika genderang perang berbunyi mereka minta izin dan berkata: Rumah-rumah kami terbuka.” (Al-Ahzab/33:13) Padahal rumah mereka tidak terbuka.
Penampilannya Bikin Kagum
Tidak heran jika sebagian umat Islam terkagum-kagum dengan penampilan dan program-program yang ditawarkan orang-orang munafik tersebut. Allah sendiri menjelaskan “Jika kamu lihat mereka, tubuh-tubuh mereka membuat kamu kagum dan kamu dengarkan perkataan mereka …” (Al-Munafiqun/63:4).
Orang-orang munafik itu membuat program yang tujuannya: beramar mungkar nahi makruf “…mereka menyuruh berbuat munkar dan mencegah berbuat baik …” (At-Taubah/9:67); mengajak kepada kekafiran “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir” (An-Nisa’/4;89); dan menghalangi manusia dari iman (An-Nisa’/4:61).
Baca juga: Syafaat di Mata Orang Kafir
Ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup, mereka (orang-orang munafik) sudah berani beraksi, memecah belah umat Islam dengan menggunakan atribut Islam. Mereka mendirikan masjid dengan tujuan menimbulkan kemudratan, tersosialisasinya kakafiran, dan memecah belah umat islam (At-Taubah/9:107). Masjid yang demikian itu dikenal sebagai masjid dirar.
Sebagai balasan terhadap apa yang dilakukan orang munafik, Allah akan menyiksa dengan siksaan yang amat berat (An-Nisa’/4:38). Dan Allah akan memasukkannya ke dalam lapisan neraka yang paling dasar (An-Nisa’/4:140 dan 145).
Sebuah retrospeksi: adakah sifat dan karakter kemunafikan melekat pada kita? (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni