FeatureUtama

MUI Kunjungi UMAM, Kampus Indonesia Pertama di Luar Negeri

×

MUI Kunjungi UMAM, Kampus Indonesia Pertama di Luar Negeri

Sebarkan artikel ini
MUI yang dipimpin Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan bersama Ketua MUI K.H. Cholil Nafis mengunjungi UMAM. (Tagar.co/Amirsyah Tambunan)

MUI mendapat sambutan hangat saat mengunjungi UMAM. Kunjungan ini sangat bersejarah karena UMAM merupakan kampus pertama Muhammadiyah yang didirikan di luar Indonesia.

Tagar.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan kunjungan ke Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Sabtu (9/11/2024).

Kunjungan bersejarah ini terabadikan pada potret mereka di depan kampus putih itu. Terpampang jelas di belakang mereka tulisan UMAM, Universiti Muhammadiyah Malaysia, Perlis berwana hitam. Di bawahnya ada logo UMAM dengan tulisan Muhammadiyah dalam bahasa Arab.

Bendera Malaysia dipasang berdampingan dengan bendera UMAM juga mewarnai latar tempat di mana rombongan asal Indonesia ini foto bersama. Rombongan MUI dipimpin Sekretaris Jenderal MUI Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.Ag. bersama Ketua MUI K.H. Cholil Nafis.

Turut serta dalam rombongan Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Trisna Juwaili, Dr. Erni Juliana Al Hasanah, S.E., dan Drs. Bunyan Saptomo. Juga sejumlah anggota lainnya.

Bagi Buya Amirsyah Tambunan, kunjungan ini menjadi sangat bersejarah. “Mengingat UMAM adalah kampus pertama Muhammadiyah yang didirikan di luar Indonesia dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Warung Soto Lamongan di Kuala lumpur, Nikmatnya serasa Makan di Jatim

Selama kunjungan tersebut, rombongan MUI mendapat sambutan hangat dari para pimpinan dan jajaran akademik UMAM. Wakil Rektor UMAM Prof. Dr. Ir. Waluyo Adi Siswanto dalam sambutannya menjelaskan, UMAM saat ini telah membuka berbagai program doktoral (PhD).

“Ini bagian dari komitmen kami dalam pengembangan pendidikan tinggi berkualitas yang berbasis Islam dan keterbukaan terhadap perkembangan global,” ujarnya.

Buka Program Doktoral

Ia lantas mengungkap program-program doktoral yang ditawarkan UMAM. Yakni meliputi Teknologi Informasi (IT), Pendidikan, Bisnis dan Manajemen, Studi Islam, dan Studi Sosial.

Prof. Waluyo menyampaikan, “Kami berupaya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pendidikan tinggi, khususnya bagi mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat doktoral di bidang-bidang yang relevan dengan kebutuhan zaman.”

Menurutnya, UMAM akan terus berusaha untuk menjadi pusat pendidikan yang berdaya saing global. Tentunya dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan utamanya.

Dalam pertemuan ini, Amirsyah Tambunan mengapresiasi pendirian UMAM yang dia nilai sebagai langkah penting dalam memperkuat posisi dan kontribusi pendidikan tinggi Islam Indonesia di kancah internasional.

“MUI mendukung penuh program-program yang diinisiasi UMAM. Terutama yang berkaitan dengan pengembangan kajian Islam dan ilmu sosial. Agar mampu berperan membangun peradaban melalui mahasiswa generasi muslim yang unggul dan berdaya saing,” ujarnya.

Simbol Hubungan Erat

K.H. Cholil Nafis pun menambahkan, pendirian UMAM di Malaysia menjadi simbol eratnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Khususnya dalam hal pendidikan dan dakwah Islam.

Ia berharap, kolaborasi antara MUI dan UMAM dapat terus dikembangkan. “Khususnya dalam bidang kajian Islam dan pendidikan untuk menjawab tantangan global yang dihadapi umat Muslim saat ini,” imbuhnya.

Kunjungan ini berlangsung dalam suasana penuh kebersamaan untuk mendukung   pengembangan pendidikan dan dakwah Islam di era modern. Dengan adanya kunjungan ini, Amirsyah Tambunan berharap, kerja sama antara UMAM dan MUI akan semakin erat.

“Serta membuka peluang kolaborasi lebih luas dalam mengembangkan pendidikan Islam guna meningkatkan kontribusi Muhammadiyah di kancah global,” ujarnya. (#)

Penyunting Sayyidah Nuriyah

Baca Juga:  Belum Ada WhatsApp tapi Bisa Lahir Sumpah Pemuda