Muhiba Journalistic Workshop kembali diadakan oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 1 Babat. Kali ini mengkaji tentang prinsip-prinsip pers Islam.
Tagar.co – Pagi yang biasanya diisi dengan rutinitas belajar mengajar, Kamis 4 September 2024 itu di SMA Muhammadiyah 1 Babat (SMA Muhiba) Lamongan, Jawa Timur, tampak berbeda. Setelah salat Duha dan kegiatan mengaji pukul 07.30 WIB, para siswa yang tergabung dalam Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM), ekstrakurikuler jurnalistik, dan delegasi dari beberapa organisasi siswa lainnya, berkumpul di laboratorium komputer.
Mereka bersiap untuk mengikuti Muhiba Journalistic Workshop (MJW) dan Temu Kajian Ilmiah yang menghadirkan M. Nur Ali Zulfikar, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lamongan.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa SMA Muhiba, tetapi juga oleh siswa dari lima SMP Muhammadiyah di sekitar Babat, seperti SMPM 1 Babat dan SMPM 13 Kalen. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala SMA Muhiba Agus Al Chusairi, S.Pd., yang mendorong para peserta untuk menyerap ilmu sebanyak mungkin dari sesi tersebut.
Pembukaan acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Mars Muhammadiyah, yang dipandu oleh Najwa Danisa Taulia sebagai pembawa acara.
Prinsip-Prinsi Pers Islam
Sesi utama dimulai dengan materi tentang pandangan Islam dalam jurnalistik. Ali Zulfikar menjelaskan prinsip-prinsip pers Islam yang mencakup kejujuran, kejelasan, kesantunan, dan kelembutan dalam berkomunikasi.
Di antara prinsip-prinsip pers Islam adalah qawlan syadidan (An-Nisa 9), yakni tegas, jujur, straight to the point; qawlan balighan (an-Nisa 63) jelas, terang, konsisten, dan tepat sasaran; qawlan maysuran (Al-Isra 28) pantas; qawlan layyinan (Thaha:44) lemah-lembut, santun, dan andap-asor; qawlan kariman (al-Isra 23), mulia, halus, dan ora semengit; serta qawlan makrufan (an-Nisa 5) kata yang baik, tidak kemlete, undak-unduk, asal bapak senang.
Materi dilanjutkan dengan teknik penulisan liputan dan artikel. Ali Zulfikar membagikan langkah-langkah praktis dari merencanakan liputan hingga menulis berita, serta teknik menulis artikel yang efektif. Peserta kemudian diberikan tugas real-time learning (RTL) untuk membuat liputan tentang acara tersebut, dengan Ali Zulfikar sendiri yang menilai dan memberikan apresiasi kepada penulis terbaik.
Selain sesi teknis, ada juga sharing session dengan Mustofa Effendi, M.Pd., pembina jurnalistik SMA Muhiba, yang berbagi pengalaman dan motivasi dalam dunia jurnalistik. “Menulis bisa dimulai dari apa yang kita lihat dan rasakan,” ujar Mustofa, menceritakan bagaimana ia mulai mengirimkan karyanya ke media lokal.
Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang RTL, di mana Khansa Halida Febrianti, Lintang Tegar dan Rahma Az Zahra keluar sebagai yang terbaik.
Julia Cinta Az Zahra dan Intan Dwi A’yunina menutup kegiatan ini tepat pada pukul 12.05 WIB. Para peserta mendapat semangat baru dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia jurnalistik dari perspektif Islam. (#)
Jurnalis Julia Cinta Az Zahra Penyunting Mohammad Nurfatoni