
Milad Lazismu ke-23 tahun bersamaan dengan acara berkumpulnya lembaga amil zakat dan anak yatim di Kantor Kemenag Lumajang.
Tagar.co – Sebanyak 90 anak yatim binaan lembaga amil zakat (LAZ) hadir dalam acara bertajuk Lebaran Yatim dan Disabilitas yang digelar serentak oleh Kementerian Agama RI di seluruh Indonesia.
Acara ini juga diadakan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang di Jalan Pisang Agung, Jumat (4/7/2025).
Kemenag Lumajang menggandeng sembilan lembaga amil zakat, termasuk Lazismu Lumajang. Tiap LAZ diminta menghadirkan sepuluh binaan anak yatim.
Direktur Lazismu Lumajang, Said Romdhon, menyampaikan, momen ini sangat berarti karena bertepatan dengan milad Lazismu.
“Bagi kami ini hadiah. Di usia ke-23, kami bisa turut serta dalam kegiatan yang senapas dengan visi kami: membahagiakan anak yatim dan kaum mustadh’afin,” ujarnya.
Ia menambahkan, program Kemenag tersebut memiliki kemiripan dengan kegiatan rutin Lazismu, yakni Muharram Ceria bersama Yatim.
Acara ini menjadi cermin sinergi antara lembaga amil zakat dan pemerintah dalam mendorong gerakan sosial yang menyentuh langsung lapisan paling rentan.
“Ini bukan kali pertama kami bersinergi. Lazismu juga aktif dalam program kolaboratif lainnya, seperti pembangunan Kampung Zakat di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso,” lanjut Said.
Program tersebut dikelola bersama Forum Organisasi Zakat (FOZ), yang juga menaungi Lazismu sebagai salah satu anggotanya.
Said juga mengingatkan kembali kerja besar yang pernah mereka lakukan bersama Kemenag dan FOZ pada tahun 2020.
Ketika Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, porak-poranda akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,5 SR, Lazismu ikut turun tangan.
”Waktu itu kami bergandeng tangan membangun dua musala yang rusak akibat gempa. Kini, dua musala itu telah menjadi binaan kita bersama hingga hari ini,” kenang Said.
Bagi Lazismu, kebersamaan seperti ini bukan soal proyek, melainkan komitmen jangka panjang untuk kebermanfaatan umat.
Meski suasananya sederhana, kegiatan di aula Kemenag hari itu dipenuhi oleh semangat gotong royong. Anak-anak yatim tidak hanya menerima santunan, tetapi juga perhatian. Ada canda, ada nasihat, dan yang lebih penting: ada rasa diperhatikan.
“Lazismu tidak ingin hadir hanya saat Muharram. Kepedulian adalah kerja sepanjang tahun,” kata Said dengan nada yakin.
Di tengah gempuran rutinitas dan informasi, kegiatan seperti ini dia mengingatkan kembali bahwa zakat bukan semata kewajiban individual, tetapi bagian dari infrastruktur sosial yang menyambungkan harapan dan kebutuhan umat.
Bagi Milad Lazismu bagi amil Lumajang bukan sekadar hitungan tahun. Ia adalah pengingat untuk terus hadir, bekerja diam-diam namun berdampak, membangun jembatan antara yang memberi dan yang membutuhkan.
”Jumat siang itu, jembatan itu terbentang lagi di bawah langit Pisang Agung, di tengah senyum anak-anak yatim yang menatap dunia dengan harapan baru,” tuturnya. (#)
Jurnalis Kuswantoro Penyunting Sugeng Purwanto