Feature

Merawat Jenazah, Materi yang Paling Seru di Darul Arqam SD Musix Surabaya

205
×

Merawat Jenazah, Materi yang Paling Seru di Darul Arqam SD Musix Surabaya

Sebarkan artikel ini
Tim perawatan jenazah sedang beraksi di depan peserta Darul Arqam SD Musix (Tagar.co/Istimewa)

Hukum merawat jenazah adalah fardu kifayah, yang berarti jika tidak ada yang melakukannya, seluruh umat Islam di sekitar akan berdosa.

Tagar.co – Agenda Darul Arqam di SD Muhammadiyah 6 Gadung (Musix) semakin meriah dengan sesi pembelajaran merawat jenazah yang disampaikan oleh Dra. Hj. Mudrikah, seorang guru pensiunan SD Musix yang masih penuh semangat dalam berbagi ilmu. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (12/03/2025) dan dihadiri oleh lebih dari 200 siswa.

Baca juga: Belajar dari Mushab bin Umair, Siswa SD Musix Menangkan Tantangan Menulis

Tepuk tangan meriah mengiringi langkah wanita yang mendapat julukan Neli (akronim dari nenek lincah) ini saat maju ke depan para peserta. Meski sudah pensiun, semangatnya dalam mengajar masih terasa seperti saat ia aktif mengabdi 20 tahun lalu.

Mengawali ceramahnya, Mudrikah menyitir salah satu ayat dari Al-Qur’an, Surah Al-‘Ankabut ayat 57:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”

Dengan ayat ini, ia mengingatkan para peserta untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan memperbanyak amal saleh.

Baca Juga:  Apel SD Musix Surabaya, Awali STS dengan Optimisme dan Integritas

Pentingnya Merawat Jenazah

“Jika ada orang meninggal dunia di sekitar kita, maka kita wajib merawatnya,” ujar Mudrikah dengan penuh semangat.

Ia menekankan bahwa hukum merawat jenazah adalah fardu kifayah, yang berarti jika tidak ada yang melakukannya, seluruh umat Islam di sekitar akan berdosa. Namun, jika sudah ada sekelompok orang yang melaksanakan, maka kewajiban itu gugur bagi yang lain.

Ia kemudian menjelaskan langkah-langkah merawat jenazah, dimulai dari menutup mata dan mulutnya, melepas pakaian yang melekat dengan tetap menjaga auratnya, hingga memandikan, mengkafani, dan akhirnya memakamkannya.

Antusiasme Peserta dalam Praktik Merawat Jenazah

Untuk mempraktikkan langkah-langkah tersebut, Mudrikah meminta seorang peserta untuk menjadi model. Awalnya, tidak ada yang berani maju, hingga akhirnya Karunia Larasati, siswi kelas 4 ICP, dengan penuh semangat mengajukan diri.

“Mengapa kamu mau menjadi model perawatan jenazah?” tanya Mudrikah.

“Karena ketika kelas satu dulu, saya diajari mengaji oleh Ustazah,” jawab Laras sambil memeluk erat guru idolanya.

Satu per satu langkah perawatan jenazah dipraktikkan secara gamblang. Para peserta tampak antusias, bahkan beberapa anak maju ke depan agar bisa melihat lebih jelas.

Baca Juga:  Menggapai Impian: Master Orang Tua Mengajar SD Musix Inspirasi Siswa

“Sebelum memandikan, siapkan dulu kain kafannya, supaya selesai dimandikan mayatnya tidak kedinginan,” canda Mudrikah, membuat anak-anak tertawa sekaligus semakin tertarik.

Ketika ia mengeluarkan perlengkapan seperti kain kafan, kapas, sabun, dan sampo, suasana semakin hidup. Namun, saat ia menunjukkan seutas tali kafan, beberapa anak spontan berteriak, “Wiii… ngeri! Ada pocongnya, ya Ustadzah?”

Dengan tenang, Mudrikah menjawab, “Lho, kok takut? Ini hanya tali kain biasa kok.”

Antusiasme peserta semakin meningkat. Mereka aktif bertanya dan mencoba memahami setiap proses yang diajarkan. Dengan cekatan, Mudrikah menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan, memastikan bahwa ilmu yang disampaikannya dapat dipahami dengan baik.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para siswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. (#)

Jurnalis Basirun Penyunting Muhammad Nurfatoni