Panduan

Menjaga Mood Belajar Siswa Bukan kayak Bimsalabim

×

Menjaga Mood Belajar Siswa Bukan kayak Bimsalabim

Sebarkan artikel ini
Menjaga mood (suasana hati) belajar siswa itu harus direncanakan, bukan bimsalabim. Maka, suasana kelas harus menjadi perhatian khusus guru sehingga siswa merasa at home (di rumah) di kelas. 
Menjaga mood belajar siswa itu harus direncanakan (Ilustrasi freepik.com premium)

Menjaga mood belajar siswa itu harus direncanakan, bukan kayak bimsalabim. Maka, suasana kelas harus menjadi perhatian khusus guru sehingga siswa merasa at home alias kerasan di kelas. 

Tagar.co – Dalam proses pembelajaran, guru harus benar-benar memperhatikan suasana kelas. Mengapa demikian? Suasana pembelajaran yang menyenangkan bisa membuat semangat sekaligus mood (suasana hati) siswa dalam belajar. 

Pertanyaan berikutnya, gimana sih cara guru menciptakan dengan sengaja suasana belajar yang menyenangkan itu?

1. Belajar dengan Menemukan Hal Baru

Sumber belajar tidak hanya tunggal. Maka, guru harus mampu memberikan informasi dan sumber belajar yang variatif sehingga memberi tantangan proses pada siswa. 

Supaya terjadi proses menemukan hal baru, guru harus mampu menjadikan kelas sebagai ajang untuk memberikan panggung pada siswa. Jangan jadikan kelas sebagai panggung guru dalam ceramah. Itu sudah kuno.

Baca juga: Jadi Sekolah Produktif di Masa Liburan

Mari kita bergeser pada pembelajaran dua arah. Artinya, siswa diberikan porsi lebih untuk mengeksplorasi proses belajar. Kalau hal ini bisa kita ciptakan, maka suasana belajar bisa menyenangkan. 

Mengubah posisi tempat duduk di kelas, yang awalnya semua menghadap ke papan tulis, posisi tempat duduk bisa diubah melingkar, setengah lingkaran, atau huruf U. Dengan mengubah posisi ini bisa memberikan ruang guru dalam proses belajar. 

2. Menumbuhkan Minat dan Semangat Belajar

Baca Juga:  Data Perceraian Terakhir di Indonesia, Terbanyak karena Faktor Ini

Dalam belajar, siswa tidak bisa dipaksa. Tugas guru adalah menuntun dan memberikan fasilitas ‘menarik’ sehingga tidak ada paksaan dalam belajar. 

Menumbuhkan minat dan semangat belajar bisa dilakukan dengan melontarkan pertanyaan alih-alih menjelaskan materi pelajaran secara gamblang. Pertanyaan itu bukan semata-mata memberikan soal dan siswa menjawab, tetapi pertanyaan itu sebagai ‘pembuka’ sehingga siswa merasa dilibatkan dalam belajar. Istilahnya, pertanyaan itu sebagai stimulus (ransangan). 

Bisa juga, pertanyaan itu bisa membuat siswa merasa penasaran, sehingga siswa memiliki keinginan untuk menemukan rasa penasarannya itu. 

3. Metode dan Materi Pembelajaran

Secara teori, variasi metode pembelajaran bisa menjaga dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar. Jangan ragu untuk menerapkan metode-metode baru dalam mengajar, apakah itu berupa diskusi kelompok, studi kasus, discovery, ataupun metode-metode pembelajaran. 

Guru hebat tentu sudah menguasai berbagai cara mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan agar suasana kelas menjadi lebih kondusif untuk belajar. 

Baca juga: Bikin Cerpen yang wow, Praktikkan Langkah Ini

Semakin siswa memahami keterkaitan antara apa yang dipelajarinya di kelas dengan situasi yang di hadapinya di dunia nyata, semakin besar pula minat dan semangatnya untuk belajar. 

Untuk itu, guru hebat tak perlu membatasi diri dengan materi pada buku teks. Melainkan, kita bisa mengeksplorasi berbagai macam media pembelajaran yang bisa digunakan, bahkan hingga ke luar kelas atau outing class. Kadang guru lupa, lingkungan sekolah bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Ini juga yang bisa membuat siswa kerasan dalam belajar. 

Baca Juga:  Menikmati Wisata Air Malindo, Ada Menara Eiffelnya

4. Berempati terhadap Siswa

Menumbuhkan suasana belajar juga bisa dilakukan dengan memberikan ketenangan, jauh dari rasa takut siswa dalam belajar. Ketika siswa tertekan dalam rasa ketakutan, cemas, ataupun tidak minat, maka guru hebat harus paham dan secepatnya berempati pada siswa. 

Jangan sampai secara fisik siswa ada di dalam kelas, tetapi secara ruh mereka tidak ada. Guru harus mampu memberikan empati dengan cara pendekatan secara klasikal maupun individual. 

Baca juga: Pedoman Menulis Opini supaya Menembus Media Bergengsi

Karena kemampuan siswa beragam dalam penguasaan materi, guru haruslah memahami perbedaan ini sebagai kekuatan. Guru harus mampu memberikan metode dan strategi yang tepat sehingga seluruh siswa bisa menerima dan belajar, meskipun dengan pendekatan yang berbeda. Di sinilah nilai empati yang diberikan guru pada siswa. 

Empat hal inilah yang harus dipikirkan sebagai strategi guru dalam memberikan suasana pembelajaran yang asyik, menyenangkan, menggembirakan, dan sekaligus tantangan. Suasana ini diciptakan secara sengaja, bukan muncul secara tiba-tiba. Bimsalabim langsung jadi. (#)

Penulis Ichwan Arif, Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik Penyunting Mohammad Nurfatoni