Feature

Menjaga Eksistensi Organisasi: Enam Prinsip Tata Kelola yang Wajib Diterapkan

287
×

Menjaga Eksistensi Organisasi: Enam Prinsip Tata Kelola yang Wajib Diterapkan

Sebarkan artikel ini
Bagaimana menjaga organisasi atau perserikatan tetap eksis dan penuh keberkahan? Wakil Ketua PDM Gresik, Anas Thohir, membagikan enam prinsip tata kelola organisasi yang wajib diterapkan. 
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Anas Thohir, saat menyampaikan ceramah iftitah dalam Musypimda dan Rekareda 2025 PDM Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur, Sabtu (22/2/25). (Tagar.co/Mohammad Nurfatoni)

Bagaimana menjaga organisasi atau perserikatan tetap eksis dan penuh keberkahan? Wakil Ketua PDM Gresik, Anas Thohir, membagikan enam prinsip tata kelola organisasi yang wajib diterapkan.

Tagar.co – Mengenakan setelan jas berwarna cokelat dengan kopiah hitam, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Anas Thohir, berdiri di atas podium. Jas rapi yang dia kenakan itu merupakan ‘seragam’ baru Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.

Bersama anggota PDM Gresik lainnya, seragam jas itu kali pertama dipakai di depan publik dalam acara Musypimda dan Rekareda 2025 PDM Gresik yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur, Sabtu (22/2/25). Biasanya, seragam anggota PDM Gresik adalah baju batik. Tapi kali ini setelan jas.

Baca juga: Muhammadiyah Gresik Perkenalkan Desain Gerakan 2022-2027: Langkah Inovatif Menuju Pusat Keunggulan

Ustaz Anas, sapaan akrabnya, berdiri di podium berwarna cokelat yang senada dengan jas yang dia kenakan, untuk menyampaikan ceramah iftitah (pembuka) tepat pukul 08.45 WIB. Di situ dia menyampaikan enam prinsip tata kelola organisasi.

Materi ini sangat relevan karena yang mengikuti kegiatan ini, di samping 13 anggota PDM Gresik, hadir unsur pembantu pimpinan (UPP) yang terdiri dari pimpinan dan beberapa anggota majelis dan lembaga. Lalu ada anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan organisasi otonom lainnya: Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, IMM, dan IPM.

Baca Juga:  Allah Mahabesar, Manusia Superkecil: Renungan Idulfitri

Mengawali ceramahnya ia menyampaikan bahwa amanah merupakan faktor utama yang menjaga eksistensi organisasi dan persyarikatan. “Andaikan tidak karena amanah, mungkin organisasi atau perserikatan sudah bubar. Namun, dengan amanah, insyaallah organisasi ini masih dapat berlanjut hingga waktu yang lama,” ujar Anas Thohir, setelah mengutip Surah An-Nisa 58.

Lebih lanjut, ia menekankan primnsip kedua bahwa seorang pemimpin harus menjadi teladan baik (al-uswah al-hasanah) bagi anggotanya. Pemimpin yang baik akan diikuti oleh bawahannya, sehingga penting untuk menjaga integritas dan memberikan contoh yang baik.

Prinsip ketiga adalah pertanggungjawaban. Menjelaskan prinsip ini Ustaz Anas, sapaannya, membacakan Surah Al-Mu’minun 115 yang artinya: “Maka, apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

Dia juga mengutip potongan hadis riwayat Bukhari yang artinya Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin.

Ustaz Anas mencontohkan bagaimana dalam kehidupan sehari-hari, seseorang harus bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, baik dalam kepemimpinan organisasi maupun dalam kehidupan pribadi.

Baca Juga:  Cara Mendengarkan Khotbah Jumat di Masjidilharam dan Masjid Nabawi dalam Bahasa Indonesia
Peserta Musypimda dan Rekareda 2025 PDM Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur, Sabtu (22/2/25). (Tagar.co/Mohammad Nurfatoni)

Tiga Jenis Pengawasan

Dalam kesempatan tersebut, Anas Thohir juga menyoroti prinsip keempat tata kelola organisasi yang baik yaitu pengawasan. Menurut dia pengawaan ada tiga yaitu pengawasan hati nurani, pengawasan institusi, dan pengawasan masyarakat.

Menurutnya, pengawasan hati nurani merupakan aspek paling mendasar karena melibatkan kesadaran pribadi untuk selalu berbuat baik dan jujur. “Pengawasan yang pertama adalah pengawasan urani, yaitu kesadaran pribadi seseorang dalam menjaga amanah dan tanggung jawabnya. Jika seseorang memiliki kesadaran ini, maka dalam aspek lainnya ia akan lebih berhati-hati dalam bertindak,” jelasnya.

Selain itu, pengawasan institusi dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam organisasi. Ia mencontohkan bagaimana Muhammadiyah saat ini menjadi besar karena adanya pengawasan yang ketat serta komitmen terhadap prinsip kejujuran dan tanggung jawab.

Baca juga: KLL Dukun Sabet Penghargaan Terbaik di Lazismu Award 2025

Anas Thohir juga menekankan pentingnya prinsip kelima, yaitu musyawarah (syura) dalam mengambil keputusan. Ia mengutip sabda Rasulullah Saw. bahwa musyawarah adalah salah satu kunci keberhasilan dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, Muhammadiyah selalu mengedepankan prinsip musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, baik di tingkat pimpinan maupun di tingkat bawah.

Baca Juga:  Naskah Akademik Deep Learning Terinspirasi Tujuh Falsafah K.H. Ahmad Dahlan

“Keputusan yang diambil secara musyawarah akan lebih baik dan lebih diterima oleh semua pihak. Oleh sebab itu, di Muhammadiyah, musyawarah menjadi bagian yang wajib dilaksanakan dalam setiap pengambilan keputusan,” ujarnya.

Anas Thohir berpesan kepada seluruh peserta agar selalu menjaga prinsip keenam: keadilan dan persamaan dalam organisasi, sambil mengutip Surah An-Nahl 97: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Ans menegaskan, dengan menerapkan tata kelola yang baik, ia meyakini bahwa organisasi akan berjalan dengan lancar dan penuh keberkahan.

“Jika prinsip tata kelola ini dipatuhi, insyaallah organisasi akan berjalan dengan aman, lancar, dan penuh keberkahan. Namun, jika diabaikan, maka akan timbul berbagai permasalahan yang bisa menjadi fitnah dan merugikan organisasi itu sendiri,” ujarnya.

Di akhir sesi ceramahnya, Ustaz Anas berdoa, dengan harapan seluruh peserta mendapatkan keberkahan dalam umur, rezeki, serta kehidupan rumah tangga. (#)

Jurnalis Mohammad Nurfatoni