
Penat kita akan terbayar tuntas ketika saat berpetualang bersama menyusuri beragam destinasi yang belum sempat dikunjungi di Bali. Salah satunya Pantai Amed yang menjanjikan kejernihan suasana. Apa itu?
Tagar.co – Libur kampus saat weekand sangat cocok digunakan untuk refreshing jalan-jalan dan menikmati keindahan alam Bali. Penat akan kegiatan kampus dan pekerjaan di luar kampus akan terbayarkan saat pikiran tenang ketika berpetualang bersama teman menyusuri beragam destinasi yang belum sempat dikunjungi di Bali.
Bali memiliki berbagai destinasi dengan daya tarik yang beragam mulai dari keindahan tradisi, alam, budayanya. Pulau Dewata tentu memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan rasa nyaman kepada setiap orang yang berkunjung sehingga wisatawan merasa betah untuk stay lebih lama.
Destinasi yang banyak dikenal oleh wisatawan di luar bali biasanya adalah daerah Sanur, Canggu, Ubud, Nusa Dua, maupun Jimbaran.
Dengan itu saya bersama teman-teman ingin mempunyai sebuah inisiatif untuk mengunjungi pulau Bali di bagian ujung timur yang mana itu kebetulan merupakan daerah kampung asal dari teman saya yaitu di daerah Kubu Karangasem.
Agar mengenal lebih banyak destinasi yang ada di sana maka kami memutuskan untuk berangkat bersama ke setiap destinasi yang kami pilih satu persatu. Saya sangat ingin mengunjungi salah satu pantai yang lagi naik daun sekarang di daerah timur Karangasem dan cukup terkenal akan keindahan sunsetnya yaitu Pantai Amed.

Destinasi Pantai Amed
Jarak Pantai ini cukup jauh dari pusat kota Denpasar, namun semangat saya bersama teman-teman tidak bisa dipungkiri untuk menyusuri daerah Bali timur. Perjalanan dimulai dari Denpasar dan saya melewati bypass Sanur menuju ke bypass Ida Bagus Mantra.
Karena kami pergi ke sana sudah mulai siang hari, maka kita memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di pesinggahan pantai. Setelah itu lanjut ke arah Klungkung dan menuju ke arah Bukit Jambul menuju ke Karangasem Rendang untuk ke Tukad Arca terlebih dahulu menikmati segarnya air sungai.
Setelah itu lanjut untuk menuju ke daerah Kubu kami menggunakan jalur shortcut di daerah daya agar lebih cepat, namun kondisi jalan agak curam dan sempit yang mana kita berpapasan dengan mobil sangatlah susah dan juga ada beberapa tepian jalan yang berlubang karena sehabis musim hujan.
Setelah itu karena kita berada di jalur Kubu, maka kita ke destinasi Padang Savana terlebih dahulu menikmati keindahan view Gunung Agung, perbukitan, dan binatang ternak yang ada di sana seperti kambing dan sapi.
Perjalanan menuju daerah karangasem kubu dari Denpasar memakan waktu sekitar 4 jam dikarenakan macet dan menikmati perjalanan, dikarenakan sepulang dari Padang Savana hari sudah mulai sore, maka kita memutuskan untuk menginap di rumah teman saya yang ada di sana yang berjarak sekitar 20 menitan dari Savana Tianyar.
Setalah itu keesokan paginya mulai lagi untuk tour ke Pantai Amed, sebenarnya ke pantai ini lebih bagus saat sore hari namun karna kita masih mempunyai 2 destinasi yang harus dikunjungi agar tidak memutar jauh, maka kita memutuskan untuk ke Amed terlebih dahulu setelah itu baru ke destinasi terakhir yaitu Desa Tenganan.
Untuk Pantai Amed sendiri jaraknya cukup dekat dari kubu yaitu sekitar 1 jam perjalanan. Pantai Amed di pagi hari juga sangat bagus karena bisa melakukan banyak aktivitas mulai dari snorkling, menikmati bibir pantai, memancing, dan juga banyak fasilitas pelayanan yang lengkap di sini. Untuk biaya sewa perahu jukung sekitar Rp150.000 plus snorkling.

Fasiltas Bikin Nyaman
Sungguh terkesan akan kemajuan destinasi yang ada di ujung Bali tahun ini karena saya melihat banyak sekali wisatawan mancanegara yang berkunjung dan tinggal d sini, fasilitas seperti akomodasi villa hotel, homestay dan juga restoran sudah banyak terdapat di sini.
Untuk biaya parkir mobil di Amed sekitar 5 ribu per mobil dan tidak ada biaya masuk untuk ke wilayah pantai. Tidak perlu jauh-jauh untuk makan siang atau dinner di area pantai ini karena sudah sangat banyak restaurant baik lokal maupun restauran dengan makanan kas luar negeri, akomodasi yang saya ketahui saat berkunjung ke Amed adalah salah satunya yaitu Amed Beach Villa.
Setalah itu saya menuju ke sunset point, di sana free parking fee dan free entrance. Kebetulan kita kesana saat pagi hari maka kita hanya melihat saja bagaimana lokasi sunset point. Untuk fasilitas pendukung seperti fitness center, money changer, bank dan lain-lain sudah tersedia di sini.
Akses jalan sangat bagus namun untuk memasuki area Amed, terutama sunset point tidak bisa menggunakan mobil jenis bus karena jalan tidak terlalu besar dan berada di desa yang cukup jauh dari pusat Kota Karangasem.
Di sana saya berfoto dan menikmati kaindahan alam Amed yang memesona serta makan siang di restauran dekat pantai. Destinasi wisata ini sudah menerapkan konsep 4A di dalam pariwisata yang mana ada attraction (daya tarik), seperti snorkling, menikmati sunset, maupun memancing.
Accessibility yaitu akses jalan yang bagus hanya saja belum bisa di lewati oleh bus. Setelah itu ada aminities atau fasilitas yang mana Pantai Amed sudah dilengkapi dengan banyaknya akomodasi dan restaurant yang ada di sana yang mana itu cukup membuat wisatawan merasa nyaman untuk stay dan berkunjung ke Amed.
Terakhir yaitu ancillary atau layanan tambahan seperti bank, money changer, souvenir oleh-oleh, tempat olahraga dan fasilitas kesehatan yang sudah tersedia di pantai amed ini. Setelah itu saya menuju ke wisata terakhir yaitu ke desa tenganan belajar dan melihat pembuatan kain gringsing dan sejarah desa.
Setelah itu kembali pulang ke Denpasar, saya memakan waktu 2 hari satu malam untuk santai mengunjungi 4 destinasi wisata di daerah bali timur mengingat lokasinya yang cukup jauh di ujung bali.
Di wilayah Bali timur saya bersama teman-teman tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja, namun juga mempelajari banyak pengetahuan baru seperti cara pembuatan arak Bali, juga ada makanan dan minuman kas daerah Kubu yang pertama kali saya coba. Juga dapat mempelajari bagaimana Bali Age di daerah Tenganan yang masih mempertahankan gaya tradisionalnya.
Pulau Bali itu sendiri tidak akan pernah habis akan keberagamannya dan masih banyak tempat yang ingin kami kunjungi dan juga pelajari dan mungkin kembangkan untuk kemajuan pariwisata yang ada di Bali ke depannya. (#)
Jurnalis I Putu Aditya Krisna Wira Agastya. Penyunting Ichwan Arif.