Mengolah rempah-rempah dipilih dosen Ubaya dan UB yang berkolaborasi menguatkan ketahanan ekonomi warga Penjaringansari. Melalui program PKM yang didanai DRTPM Kemendikbudristek, mereka mengajak warga kembangkan usaha produktif Wolkaponik.
Tagar.co – Warga RT 02 RW 04 Kelurahan Penjaringansari, Kecamatan Rungkut, Surabaya berkumpul di Taman Sandya Loka. Tepatnya di balai berdinding krem yang setengah terbuka.
Sebanyak 30 orang warga, terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak, duduk di kursi merah yang berjajar rapi. Sejak pukul 08.00 WIB, mereka belajar cara mengolah herbal dan rempah-rempah di sekitar menjadi herbal tea (teh herbal).
Mereka antusias mendapatkan ilmu baru dari dosen-dosen Universitas Surabaya (Ubaya) dan Universitas Brawijaya (UB) tentang pembuatan herbal tea, Jumat (30/8/2024). Selain mendapat handout materi, mereka juga menyimak materi di layar proyektor.
Baca juga: Mengolah Limbah Jeruk Nipis Jadi Detox Water dan Sabun Cuci Piring
Teh Herbal
Pemaparan materi oleh apt. Kartini, Ph.D., anggota tim yang juga ahli di bidang obat tradisional mengawali kegiatan tersebut. Kartini menerangkan seluk beluk teh herbal, mulai dari definisi, perbedaannya dengan teh sebenarnya dan Artisan tea, manfaat, cara pembuatannya, hingga penyiapan dan cara penyajiannya.
“Herbal tea yang juga lazim disebut dengan Tisane adalah campuran beberapa herbal atau rempah yang berupa bunga, daun, atau bahkan biji-bijian. Penyajiannya seperti teh yaitu dengan cara diseduh,” terang Kartini kepada para peserta pelatihan yang usianya beragam.
“Herbal tea memiliki rasa dan aroma yang khas serta memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Mulai dari untuk meningkatkan imunitas, memperbaiki pencernaan, hingga untuk relaksasi,” imbuh perempuan berkacamata itu sambil menunjuk materinya di layar proyektor.
Praktik Membuat Teh
Setelah pemaparan materi, pelatihan berlanjut dengan praktik pembuatan. Terdapat dua macam produk yang dibuat langsung oleh peserta. Yaitu Teh Kelor dan Teh Telang.
Selama pelatihan, peserta turut serta menyegel teh herbal yang mereka buat. Setelahnya, peserta pelatihan foto bersama sambil menunjukkan teh herbal kemasan itu.
Kegiatan ini bagian dari program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM). Judulnya “Penguatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Penjaringansari Surabaya melalui Pengembangan Usaha Produktif Wolkaponik”. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2024.
Baca juga: Lewat TikTok, Mahasiswa KKN Kenalkan Abon Ikan Tongkol Warga Desa
Dr. Idfi Setyaningrum, M.Si. dari Ubaya menjadi ketua programnya. Adapun anggotanya terdiri dari apt. Kartini, Ph.D. (Ubaya) dan Seto Sugianto Prabowo Rahardjo, S.T., M.T., Ph.D. (UB).
Idfi Setyaningrum berharap agar herbal tea ini dapat menjadi identitas produk warga. “Dengan memiliki identitas wilayah berupa produk, diharapkan RT 02 RW 04 Kelurahan Penjaringansari dapat menjadi percontohan masyarakat urban dalam peningkatan ekonomi menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin,” tuturnya.
Sebagai penutup, setelah pelatihan selesai, peserta langsung merasakan herbal tea yang telah mereka buat sambil bercengkerama di Taman Sandya Loka yang asri. (#)
Jurnalis Kartini Penyunting Sayyidah Nuriyah