Mengenal Pashmina bagian dari proses perkaderan wajib yang dialami para calon motivator Pashmina. PDNA Gresik menghadirkan Nia Ambarwati, Sekretaris Tim Pashmina Jatim, sebagai narasumber.
Tutup Banner untuk melanjutkan baca
Tagar.co – Sekretaris Tim Pashmina Jatim Nia Ambarwati, AMd.Kep mengajak para calon motivator Pashmina se-Kabupaten Gresik mengenal Pashmina.
Awalnya Nia mengecek pemahaman awal 40 peserta yang memenuhi lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik tentang Pashmina. Mereka kompak menjawab akronimnya, Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah.
Ibu satu anak asli Kota Pudak Gresik ini kemudian menerangkan, “Pashmina adalah wadah berkumpulnya para remaja dalam mengembangkan diri, bertukar pikiran tentang kesehatan dan kesehatan reproduksi, pengembangan diri dan konsultasi yang terdiri atas pos layanan kesehatan yang terintegrasi.”
Lebih lanjut, Nia menegaskan, Pashmina salah satu BUANA non profit yang Nasyiatul Aisyiyah (NA) kelola. Tepatnya di bawah naungan Departemen Kesehatan. “Di NA ada Badan Usaha dan Amal Nasyiatul Aisyiyah (BUANA),” jelasnya di dampingi moderator Sayyidah Nuriyah, S.Psi.
Seperti halnya Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah (Apuna) di bawah naungan Departemen Ekonomi, Pashmina di Departemen Kesehatan, Paralegal di bawah Departemen Advokasi dan Kebijakan Publik, Ralina di bawah Departemen Pusintek, dan PAUD Dinar di bawah Departemen Pendidikan.

Dasar Pembentukan
Nia lalu menerangkan dasar pembentukan Pashmina. “Awalnya ini program PRNA di Jogja. Karena dirasa berdampak, maka diambil PPNA untuk dijadikan program nasional,” urai lulusan Universitas Airlangga ini.
Dasarnya secara agama, kata Nia, surat An-Nisa ayat 9. “Bagaimana kita tidak meninggalkan generasi yang lemah fisik, kesejahteraan, maupun mental,” ungkapnya.
Selain itu juga An-Nur ayat 30. “Bagaimana laki-laki dan perempuan menjaga pandangan dan kemaluannya,” terang Duta Peduli HIV Kabupaten Gresik 2019-2024 itu.
Adapula dasar secara hukum. Yakni pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 dan UU No 36 Tahun 2014. Tentunya juga tak lepas dari AD ART NA.
Tak lupa, Nia lalu mengenalkan tagline Pashmina, “Remaja sehat, generasi hebat!” Dari sini Nia menegaskan, sasaran program Pashmina adalah remaja putra maupun putri.
Makna Logo
Selanjutnya, Nia menjelaskan makna logo Pashmina. “Ada tujuh heksagon warna-warni dengan tanda melengkung merah menuju NA,” terang Ketua Departemen LHPB PWNA Jatim ini.
Kata Nia, warna-warni menunjukkan keberagaman karakter remaja. Ada yang baperan atau ambisius kalau tidak diarahkan dengan baik.
Jumlahnya tujuh menunjukkan tujuh pos layanan di Pashmina. Garis merah menunjukkan tujuan akhir adanya proses rekrutmen kader bagi remaja perempuan. “Bisa jadi volunter atau sahabat Pashmina,” jelasnya.
Terkait ruang lingkup, kata Nia, Pashmina bisa hadir di tingkat ranting. “Misal, ketika ada pengajian. Di sekolah Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah juga bisa hadir,” kata Sekretaris PDNA Kabupaten Malang 2021-2023 ini.
“Kegiatan ini juga dapat dilaksanakan oleh kelompok komunitas berbasis profesi, berbasis hobi, berbasis sekolah ataupun berbasis kesamaan wilayah dengan koordinasi Pimpinan Ranting /Cabang/Daerah/Wilayah Nasyiatul Aisyiyah dan ruang publik,” imbuh Ketua Bidang Perkaderan PD IPM Gresik 2019-2021 itu.
Mengapa harus ada Pashmina? Nia mengungkap, permasalahan kesehatan banyak menyasar remaja. Maka NA hadir ambil peran untuk memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar.
Pos Pashmina
Pertama, pos edukasi. Nia menegaskan tidak ada batasan materi edukasi. Menyesuaikan kebutuhan dan kondisi remaja di sana.
Nia mencontohkan, “Misal di Panceng yang perbatasan dengan Lamongan, cari tahu apa ada peredaran narkoba di sana?Bagaimana kesehatan mental atau fisik remaja di sana? Apa ada pergaulan bebas? Atau terkait agama untuk santri di pondok.”
Berikutnya, kedua, pos pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT). “Remaja sekarang gak mau cek berat badan (BB) karena takut dikatakan gendut. Gendut ini mengenai permasalahan fisik dan mental. Takut dibully. Kenyataannya, remaja rata-rata sedikit yang obesitas. Banyak yang kurang BBnya,” jelasnya.
Selanjutnya, pos ketiga, pemeriksaan Hemoglobin (Hb). “Kenapa harus cek Hb? Untuk mendeteksi anemia. Kalau tidak terdeteksi, ketika hamil harus transfusi darah,” terang wanita yang kini berdomisili di Kabupaten Malang itu.
“Suka sayur, daging, jarang junk food, tapi kenapa bisa kena anemia? Pola istirahat yang rancu bisa berpengaruh!” kata Nia.
Pos berikutnya, keempat, konsultasi reproduksi. “Remaja sekarang banyak yang mens lebih awal atau tidak teratur. Tapi gak berani curhat ke orangtua. Malah curhat ke teman yang nggak begitu tahu juga,” ungkap dia.
Kelima, konsultasi psikologi. “Remaja yang sudah mimpi basah, belum tentu tahu ciri fisik dan non fisik ketika pubertas. Ini bisa mempengaruhi perkembangan psikologis anak,” jelas Nia.
Terakhir, pos makanan bergizi. Seringnya memberikan buah dan kacang hijau kepada peserta. “Lebih baik buah,” imbuhnya.
Nia menggarisbawahi, Pashmina nasional tidak ada pos-pos tersebut. “Di Jatim ada. Juga terbentuk bidang-bidang saat Musywil. Bidang SDM bikin upgrading, ada bidang media, dan bidang humas untuk kerjasama,” paparnya.
Para peserta sebanyak 40 perwakilan kader Nasyiah se-Kabupaten Gresik fokus menyaksikannya hingga akhir. Mereka sukses melawan rasa kantuk di jam pasca salat dhuhur dan makan siang itu. (#)
Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni