Opini

Mendidik dengan Pendekatan Efektif tanpa Teriakan

×

Mendidik dengan Pendekatan Efektif tanpa Teriakan

Sebarkan artikel ini
Mendidik tanpa kekerasan verbal seperti teriakan menjadi kebutuhan pendidikan saat ini. Para psikolog menyatakan bahwa teriakan merusak hubungan antara guru dan siswa serta mengurangi efektivitas disiplin.
Ilustrasi freepik.com premium

Mendidik tanpa kekerasan verbal seperti teriakan menjadi kebutuhan pendidikan modern di saat ini. Para psikolog menyatakan bahwa teriakan merusak hubungan antara guru dan siswa serta mengurangi efektivitas disiplin.

Opini oleh Anjaya Wibawana, pendidik tinggal di Sidoarjo.

Tagar.co – Sebagai pendidik, tantangan terbesar adalah menanamkan nilai dan disiplin pada siswa tanpa menggunakan kekerasan verbal seperti teriakan. Studi menunjukkan bahwa siswa yang sering dibentak cenderung menunjukkan perilaku agresif atau mengalami tekanan emosional, yang berdampak negatif pada perkembangan otak mereka.

Menurut Psychology Spot, sebuah penelitian dari University of Pittsburgh yang melibatkan 976 keluarga selama dua tahun, mengungkapkan bahwa anak-anak yang sering diteriaki menunjukkan gejala depresi pada usia remaja, terutama sekitar umur 14 tahun. 

Baca juga: Judi Online, Merusak Moral dan Finansial

Bukannya menyelesaikan masalah, teriakan malah memicu reaksi emosional dan pembangkangan terhadap aturan. Para psikolog menyatakan bahwa teriakan merusak hubungan antara guru dan siswa serta mengurangi efektivitas disiplin. Anak yang merasa tertekan cenderung mengabaikan instruksi karena rasa tidak nyaman dan stres.

Bagaimana Mengatasi Tantangan Ini di Sekolah?

Berikut beberapa pendekatan yang bisa diterapkan untuk mendidik tanpa harus meninggikan suara:

  1. Komunikasi Empati: Menggunakan empati dalam berkomunikasi dapat mengubah dinamika kelas. Siswa merasa dihargai dan lebih terbuka untuk menerima nasihat.
  2. Pendekatan Berbasis Solusi: Fokus pada mencari solusi daripada menghukum. Ini mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
  3. Bahasa Tubuh Positif: Menggunakan bahasa tubuh yang positif menunjukkan kontrol dan kehangatan, membuat siswa merasa aman.

Pendidikan Islam dengan Kasih Sayang

Dalam Islam, mendidik siswa dengan kasih sayang dan kesabaran adalah suatu keharusan. Al-Qur’an dan hadis memberikan banyak panduan tentang bagaimana seorang pendidik harus bersikap.

Islam menekankan pendidikan dengan kasih sayang dan kesabaran. Surah An-Nahl Ayat 125 berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik …”

Baca juga: Hanya 6,28 Persen Penduduk Indonesia yang Berpendidikan Tinggi

Rasulullah Saw, sebagai teladan terbaik, menunjukkan kelembutan dalam mendidik. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi:

“Bukan dari golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.”

Strategi Modern Mendidik tanpa Teriakan

Dalam pengasuhan modern, ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk mendampingi anak tanpa harus berteriak. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru:

  1. Intonasi Tenang: Suara yang tenang menyampaikan kontrol dan keamanan, membantu siswa untuk lebih mendengarkan.
  2. Diskusi Konstruktif: Alih-alih menyalahkan, ajak siswa untuk berdiskusi tentang solusi dan pembelajaran dari kesalahan mereka.
  3. Menjadi Teladan: Guru yang tenang dan penuh pertimbangan akan menjadi panutan bagi perilaku siswa.
  4. Hubungan Emosional: Membangun hubungan emosional yang kuat membuat nasihat lebih mudah diterima.
  5. Disiplin Berbasis Solusi: Dorong siswa untuk menjadi bagian dari solusi, mengajarkan tanggung jawab dan keterampilan pemecahan masalah.

Mendidik tanpa teriakan adalah tentang menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, di mana pendidikan dan pengajaran berjalan seiring dengan pembentukan karakter yang positif.

Mengikuti ajaran Islam dan pendekatan modern, kita bisa membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga kuat secara emosional dan moral. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  Berpikir Kreatif