Feature

Manajer Lazismu Nganjuk Mendadak Wafat

1407
×

Manajer Lazismu Nganjuk Mendadak Wafat

Sebarkan artikel ini
Manajer Lazismu Nganjuk sekaligus sopir ambulans kemanusiaan yang dikenal tangguh, rendah hati, dan penuh dedikasi.
Amar Ikhsan Rosyidi

Amar Ikhsan Rosyidi, Manajer Lazismu Nganjuk sekaligus sopir ambulans kemanusiaan yang dikenal tangguh, rendah hati, dan penuh dedikasi.

Tagar.co – Manajer Lazismu Nganjuk, Amar Ikhsan Rosyidi (32), mendadak wafat, Sabtu (7/6/2025) pagi.

Berita itu menjadi duka mendalam menyelimuti di keluarga besar Lazismu Jawa Timur. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun.

Amar Ikhsan Rosyidi, Manajer Lazismu Nganjuk sekaligus sopir ambulans kemanusiaan yang dikenal tangguh, rendah hati, dan penuh dedikasi.

Kemarin dia masih sehat wal-afiat, segar, bugar, dan masih bergurau dengan saya bicara tentang target peroleh hewan kurban Lazismu.

Mas Amar, demikian saya memanggil, masih menelepon Whatsapp. Dalam nada candanya, dia membahas target pengumpulan hewan kurban yang sedang diikhtiarkan oleh Lazismu Jatim.

Percakapan hangat kemarin itu kini berubah menjadi kenangan terakhir yang menyayat hati bagi saya. Sangat terkejut dengan kabar duka pagi ini.

Kabar itu diumumkan di grup WhatsApp Amil Lazismu Jatim: Mas Amar telah menghadap sang Khalik. Mendadak. Hening. Meninggalkan duka mendalam bagi kami yang mengenalnya.

Baca Juga:  Terkesan dengan Kantor Lazismu Lumajang

Sekretaris Lazismu Jatim, Masyruk, yang takziah ke rumah di Nganjuk menyampaikan, penyebab kematian kemungkinan gangguan jantung setelah bermain futsal kemarin malam.

Berita itu terasa seperti mimpi, sulit dipercaya bahwa sosok sekuat dan seikhlas dia kini telah tiada. Dia bukan hanya pemimpin lembaga  ia adalah pelayan umat sejati. Dia anak pimpinan Muhammadiyah Nganjuk, Mijan.

Kesaksian saya, Mas Amar tidak segan turun ke lapangan, menyetir sendiri ambulans untuk menjemput jenazah, mengantar pasien, atau mengirim bantuan ke pelosok.

Dia bekerja sepenuh hati. Dalam lelah, beliau tetap tersenyum. Ia hidup dalam sunyi, tapi kebaikannya bergema hingga hari ini.

Dia tidak mengejar pujian. Hanya ingin menjadi manfaat. Setiap langkahnya adalah bentuk pengabdian. Setiap peluhnya adalah sedekah. Dan setiap kehadirannya adalah cahaya bagi siapa saja yang membutuhkan.

Kini, langit Nganjuk terasa lebih sendu. Lazismu Nganjuk kehilangan sosok pejuang yang tak tergantikan. Kawan seperjuangan kehilangan saudara yang tulus dan setia. Keluarganya kehilangan suami, ayah, anak, dan pribadi yang penuh kasih.

Baca Juga:  Pesantren di Lereng Bukit Terapkan Program Lingkungan

Ya Allah, ampunilah segala dosa dan khilafnya. Terimalah seluruh amal kebaikannya, perluaslah kuburnya, terangi jalannya, dan tempatkan ia di sisi-Mu bersama orang-orang beriman dan para pejuang kebaikan.

Untuk kami yang ditinggalkan, kepergian Mas Amar adalah pengingat bahwa usia adalah misteri, tetapi kebaikan akan terus abadi.

Selamat jalan, Mas Amar. (#)

Jurnalis Kuswantoro  Penyunting Sugeng Purwanto