
Hanya dalam beberapa jam serangan Israel menewaskan 400 orang yang sebagian besar wanita dan anak-anak.
Tagar.co – LHKP (Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya mengecam keras serangan Israel ke Palestina di bulan suci Ramadan.
Kejadian ini menghilangkan lebih dari 400 jiwa termasuk wanita dan anak. Serangan ini membatalkan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina di Gaza yang telah berjalan beberapa hari.
Ketua LHKP PDM Kota Surabaya, dr Hj Zuhrotul Mar’atus Sholikhah, menyerukan soliditas negara dan warga dunia menghentikan genosida di Palestina.
“Indonesia bisa berbuat lebih untuk mencegah semakin banyak korban sipil dengan mendorong institusi seperti BRICS maupun OKI turun mengawal perlindungan perdamaian di Gaza,” kata anggota DPRD Kota Surabaya itu.
Sekretaris LHKP PDM Kota Surabaya, H.M.I. El Hakim, S.H., M.H., menambahkan, ada hal konkret yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghukum genosida zionis Israel dengan aturan hukum nasional, yakni pasal 6 dan 7 KUHP baru yang mengatur soal yurisdiksi universal atas kejahatan internasional.
Pakar hukum kenegaraan dan HAM yang akrab dipanggil Cak Hakim ini mengatakan, langkah hukum konkret ini setidaknya menjadi sikap negara Indonesia dalam menjalankan amanat konstitusi ikut serta dalam perdamaian dunia dan upaya menghapus penjajahan di atas dunia, salah satunya agresi Israel di Palestina ini.
Selain itu tetap menjalankan peran bebas aktif melalui diplomasi maupun bantuan kemanusiaan.
Perang Palestina-Israel yang terjadi puluhan tahun kembali memanas sejak 7 Oktober 2023. Sempat berhenti sejenak dengan gencatan senjata yang dimoderasi negara pihak ketika seperti Qatar.
Akan tetapi gencatan senjata gagal dengan bombardir militer Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza yang dipertegas oleh ancaman Netanyahu sebagai permulaan serangan yang lebih besar.
Kondisi Gaza hari ini dilaporkan Anadolu Ajensi, lebih dari 700 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Selasa, kata Kementerian Kesehatan pada Kamis.
“Jenazah 710 orang telah dibawa ke rumah sakit sejak Selasa, selain lebih dari 900 lainnya yang terluka,” kata juru bicara kementerian Khalil Al-Dakran.
Dia mengatakan bahwa 70 persen dari yang terluka adalah anak-anak dan wanita dalam serangan Israel.
“Banyak korban luka meninggal dunia akibat kurangnya perawatan medis yang mendesak di tengah blokade Israel terhadap Gaza, yang menyebabkan kekurangan peralatan penting dan obat-obatan,” tambah dia.
Sementara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan, petugas medis berjuang menangani jumlah korban serangan Israel yang meningkat tajam selama 36 jam terakhir.
“Karena penangguhan bantuan kemanusiaan baru-baru ini ke Gaza, persediaan pasokan medis telah turun secara signifikan dan di atas semua ini, staf rumah sakit berjuang keras untuk menangani peningkatan tajam jumlah korban,” kata relawan ICRC kepada Reuters, Jumat (21/3/2025).
Para dokter di Gaza menggambarkan pemandangan “kiamat” saat mereka berjuang untuk merawat ratusan orang yang tewas dan terluka, termasuk anak-anak dengan anggota tubuh yang terputus, saat Israel melancarkan beberapa serangan yang menghancurkan gencatan senjata pada Senin (17/3).
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa hanya dalam beberapa jam saja, lebih dari 400 orang telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. (#)
Penyunting Sugeng Purwanto