Kultum Ramadan

Kultum Ramadan: Sombong, Warisan Iblis yang Harus Dijauhi

159
×

Kultum Ramadan: Sombong, Warisan Iblis yang Harus Dijauhi

Sebarkan artikel ini
Aji Damanuri

Sombong adalah penyakit hati yang membawa kehancuran, sebagaimana iblis terusir dari surga karenanya. Islam mengajarkan kita untuk rendah hati, mengenal kelemahan diri, dan selalu bersyukur atas nikmat Allah. Jadilah hamba yang tawadu, bukan sombong.

Sombong, Warisan Iblis yang Harus Dijauhi: Kultum Ramadan (Seri 24); Oleh Dr. Aji Damanuri, M.E.I., Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung, Ketua Dewan Pengawas Syariah Lazismu Tulungagung.

Tagar.co Sombong, Warisan Iblis yang Harus Dijauhi tepat untuk menjadi bahan Kultum Ramadan kali ini. Baca selengkapnya:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah menciptakan manusia dengan segala kelemahan dan keterbatasannya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran beliau.

Baca juga: Kultum Ramadan: Dakwah yang Mencerahkan, Bukan Memecah Belah

Pada kesempatan ini, mari kita renungkan tentang sikap sombong, yang dilarang keras dalam Islam. Meskipun manusia pada dasarnya lemah dan penuh keterbatasan, namun seringkali kita melihat ada orang yang berbuat sombong. Mengapa sikap sombong dilarang dalam Islam? Bagaimana manusia yang lemah bisa berbuat sombong? Dan bagaimana cara menghilangkan sikap sombong tersebut?

Sikap sombong ini pertama dilakukan oleh Iblis ketika diminta tunduk kepada Nabi Adam. Iblis tidak mau mentaati perintah Allah karena ia merasa lebih baik dari Adam. Iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api, sedang Adam hanya diciptakan dari tanah. Kesombongan iblis inilah yang menbuatnya terusir dari surga.

Karenanya setiap sikap (hati, pikiran, lisan, perbuatan) yang mengandung unsur merasa lebih baik dari orang lain adalah sebuah kesombongan. Bagaimana mungkin kita mewarisi sikap iblis, padahal sejak awal dia tidak mau tunduk pada perintah Alloh untuk bersujud kepada manusia?

Baca Juga:  Kultum Ramadan: Budaya Korupsi di Masyarakat Saleh

Allah Swt sangat melarang sikap sombong ini. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Isra 37:

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

Tidak ada yang bisa kita sombongkan di muka bumi ini. Kita adalah makhluk yang maha lemah. Satu gigitan nyamuk yang kecil bisa membuat kita bibasa. Grombolan virus yang tidak kelihatan bisa membuat gempar seluruh alam raya manusia.

Tusukan duri kecil ke kulit kita mampu membuat kita demam berhari-hari. Syaraf kecil ditubuh kita yang lebih kecil dari ranbut dibagi tujuh mampu membuat kita struk dan tidak bisa bergerak. Lalu apa yang patut kita sombongkan? Ayat di atas mengingatkan kita bahwa sombong adalah sikap yang tidak pantas bagi manusia yang lemah dan terbatas.

Rasulullah Saw mengingatkan dengan keras bahwa kita akan mengikuti jejak ibli yang kehilangan surha karena kesombongannya. Beliau bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi.”

Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya larangan sombong dalam Islam.

Sombong adalah penyakit hati yang timbul dari rasa bangga diri dan merendahkan orang lain dan akar dari banyak dosa dan kesalahan. Sombong juga bentuk ketidakmampuan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri.

Manusia harus selalu ingat akan kelemahan dan keterbatasannya. Karenanya, sombong menjadi sikap yang bertentangan dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang lemah dan bergantung kepada Allah.

Lalu, apa yang menyebabkan manusia menjadi sombong? Dan bagaimana cara menghindarinya? Berikut saya jelaskan beberapa hal yang sering membuat kita sombong:

1. Lupa akan Kelemahan Diri

Manusia sering lupa bahwa dirinya lemah dan penuh keterbatasan. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Haj ayat 5:

Baca Juga:  Mengasah Kelembutan Hati di Bulan Ramadan

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ

Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa asal kita adalah tanah, yang menunjukkan kelemahan dan keterbatasan kita. Meskipun inilah alasan iblis tidak mau sujud ke Adam, namun tanah pula yang harus selalu kita ingat sebagai bahan baku kita. Kita berasal dari tanah dan secara teknis akan kembali ke tanah.

2. Terlalu Bangga dengan Kelebihan Diri

Manusia sering merasa bangga dengan kelebihan yang dimiliki, seperti harta, jabatan, kecantikan, skill, atau kecerdasan. Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

:Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (H.R. Muslim)

Ketika Allah hanya melihat hati dan amal kita, lalu untuk apa kita menyombongkan yang lainnya. Hadis ini mengajarkan bahwa kelebihan duniawi tidak ada artinya di sisi Allah. Tidak ada yang perlu dibanggakan dari semua titipan ini. Tukang parkir saja tidak pernah sombong dititipi banyak mobil, motor, sepeda, lalu kenapa kita sombong atas titipan Allah yang pasti juga akan diambil kembali.

3. Merendahkan Orang Lain

Sombong seringkali muncul karena merasa diri lebih baik dari orang lain. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Hujurat 11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).”

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak suka merendahkan orang lain, karena bisa jadi orang yang kita rendahkan ternyata lebih baik dari kita dalam segala hal.

Kesombongan-kesombongan diri ini sering mencelakan kita, menjauhkan kita dari keindahan surga dunia, bahkan surga yang hakiki di akhirat kelak. Karena itulah kita harus berusaha menghilangkan sikap sombong itu dengan beberapa cara. di antaranya:

Baca Juga:  Kultum Ramadan: Mulutmu Harimaumu, Jarimu Belatimu

Pertama, selalu mengenal diri dan kelemahannya. Kita harus menganal diri kita sendiri, jangan sampai kehilangan jati diri dan lupa terhadap kelemahan yang melekat pada diri kita. Dengan mengenal diri dan kelemahannya, seseorang akan lebih mudah untuk rendah hati. Tawadu’ (rendah hati) adalah kunci kemuliaan.Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Barangsiapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.” (H.R. Muslim)

Kedua, selalu mengingat kematian. Mengingat kematian akan membuat seseorang sadar bahwa segala kelebihan duniawi tidak akan dibawa mati. Kematian adalah pengingat akan kelemahan manusia. Sekuat dan sehebat apapun manusia pada akhirnya akan meninggal juga. Rasulullah Saw bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (kematian).” (H.R. Tirmizi)

Ketiga, selalu bersyukur atas nikmat Allah. Dengan bersyukur, seseorang akan menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki adalah karunia Allah. Dengan bersyukur akan mendatangkan lebih banyak nikmat. Allah Swt berfirman dalam Surah Ibrahim 7:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”

Keempat, bergaul dengan orang yang tawaduk. Akhlak seseorang itu biasanya menular. Berteman dengan orang atau komunitas yang baik akan membuat kita baik, begitupula sebaliknya. Bergaul dengan orang yang rendah hati akan mempengaruhi sikap kita. Selalu bergaul dengan orang yang tawaduk dan beriman akan mencegah seseorang dari perbuatan buruk, termasuk sombong bahkan membunuh.

Rasulullah Saw bersabda:

الْإِيمَانُ قَيَّدَ الْفَتْكَ، فَلَا يَفْتِكُ مُؤْمِنٌ

“Iman adalah pengekang pembunuhan, maka seorang mukmin tidak akan membunuh.”
(H.R. Bukhari)

Marilah kita menghindari sikap sombong dan selalu rendah hati. Dengan mengenal diri, mengingat kematian, bersyukur, dan bergaul dengan orang yang tawadhu’, kita akan terhindar dari sikap sombong dan menjadi hamba Allah yang mulia.

Semoga Allah Swt memberikan kita kekuatan untuk selalu rendah hati dan menjauhi sikap sombong. Amin Yarabbalalamin. (#)

Nasrumminallah wafathunqarib. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni