Opini

Kreatif dengan Permainan Daur Ulang

×

Kreatif dengan Permainan Daur Ulang

Sebarkan artikel ini
Kreatif tidak harus bermodal mahal. Bahan kardus bekas pun bisa kita jadikan permainan yang sarat kreativitas. Seperti dipraktikkan anak-anak MIM Plus Gemaharjo.
Ilustrasi AI

Kreatif tidak harus bermodal mahal. Bahan kardus bekas pun bisa kita jadikan permainan yang sarat kreativitas. Seperti dipraktikkan anak-anak MIM Plus Gemaharjo.

Oleh Gita Mega, Guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Plus Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek.

Tagar.co – Bulan Oktober menyapa kita dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28.

Di tengah euforia tersebut, anak-anak kami di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Plus Gemaharjo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tak sabar menunjukkan kreativitas mereka.

Sebab, di sini kami mencoba memperingat Hari Sumpah Pemuda tak hanya sebagai seremoni, melainkan momen untuk mengekspresikan jiwa muda anak Indonesia melalui kreasi dari barang-barang bekas.

Kardus, yang seringkali hanya berakhir di tempat sampah, kami ubah menjadi kanvas untuk imajinasi anak-anak.

Seperti kreasi Afiqah, siswa kelas 5A, yang dengan senyum bangga memamerkan miniatur sepeda motor yang detailnya bisa membuat model aslinya iri.

Bukan hanya Afiqah, murid-murid kami yang lain juga tak kalah kreatif. Mereka membuat berbagai karya mulai dari tank Palestina, mobil pickup, rumah-rumahan, hingga hewan-hewan lucu yang seolah hidup.

Bagi kami, ini bukan sekadar tugas, tapi edukasi tentang nilai daur ulang dan kreativitas.

Mainan Sederhana Sarat Makna

Kami ingin mereka kembali ke permainan yang sederhana namun penuh makna, jauh dari genggaman gadget dan game online.

Permainan yang dibuat melalui barang bekas sangat sederhana. Lebih ekonomis dan tidak menghabiskan banyak biaya karena bahan yang mudah didapatkan.

Hal lainnya adalah mampu memberikan pendidikan positif kepada para siswa tentang pentingnya mendaur ulang sampah.

Di zaman dahulu mainan itu tidak harus bagus tetapi memiliki multifungsi yang bervariatif.

Hal ini kemudian berbanding terbalik dengan era modern, di mana mainan yang dibuat dari berbagai model dapat diakses dari tutorial YouTube yang membuat kearifan lokal tidak tercium sama sekali. Jika dibiarkan akan terhapus oleh zaman.

Kami berharap mereka terus belajar dan mengembangkan kemampuan, agar nanti dapat membuat replika dengan bentuk yang lebih besar dan lebih baik, serta menunjukkannya dalam ajang perlombaan. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  Gantung Koruptor!