Telaah

Kisah Qabil Membunuh Habil

328
×

Kisah Qabil Membunuh Habil

Sebarkan artikel ini
Kisah Qabil membunuh Habil menjadi peristiwa kriminal pertama di muka bumi. Cerita dua anak Nabi Adam ini dituturkan dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 27-31.
Surah Al-Maidah ayat 27

Masalah beribadah memberi persembahan kepada Tuhan ternyata memicu iri dengki dua anak Adam hingga konflik dan terjadi pembunuhan.

Tagar.co – Kisah Qabil membunuh Habil menjadi peristiwa kriminal pertama di muka bumi. Cerita dua anak Nabi Adam ini dituturkan dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 27-31.

Dalam Al-Quran tidak disebutkan nama kedua anak Adam ini. Ahli tafsir seperti Ibnu Katsir menyebut nama dua anak Adam itu Qabil dan Habil.

Literasi Kristen menyebut Kain dan Habel. Tentang pekerjaannya sumber Bible menyebutkan Kain bekerja sebagai petani sedangkan Habil beternak.

Secara etimologi nama Kain berasal dari bahasa Ibrani Qáyin. Juga nama Habel dari transliterasi Ibrani Hével, Hável, Héḇel, Hāḇel.

Kristen Etiopia menyebut Kain sebagai Qayen. Variasi sebutan lainnya Qayel. Bisa jadi berasal dari nama ini kemudian tercipta nama Qabil. Sebab antara tanah Hijaz dan Habasyah (sebutan Arab untuk Etiopia, Abesinia) penduduknya terjadi migrasi karena perdagangan atau perbudakan.

Di Quran tak dijelaskan sumber sengketa dua anak Adam. Tapi ada cerita mufasir menuturkan sumber konflik karena rebutan perempuan yang hendak dinikahi.

Baca Juga:  Nabi Adam Beradu Cerdas dengan Malaikat

Dalam cerita tafsir itu anak Adam mempersembahkan kurban dari hasil pekerjaannya. Qabil membawa hasil panen pertaniannya berupa sayur mayur. Namun dia memilih yang buruk untuk persembahan kurban.

Sedangkan Habil memilih ternak yang paling bagus untuk dikurbankan kepada Tuhannya.

Ternyata persembahan Qabil ditolak, sedangkan persembahan kurban Habil diterima. Dalam tafsir diterangkan, bukti kurban diterima adalah persembahan Habil dilalap api hingga hilang sedangkan punya Qabil tak tersentuh api.

Karena penolakan persembahan ini Qabil iri dan marah sehingga tega membunuh adiknya, Habil, yang tak melawan.

Setelah membunuh adiknya, Qabil menyesal. Dia tak tahu harus diapakan tubuh Habil.

Lantas ada dua burung gagak terbang sambil bertarung sampai salah satunya mati. Burung pemenang mencakar-cakar tanah untuk mengubur lawannya.

Qabil kemudian meniru burung itu untuk mengubur Habil.

Kisah Qabil dan Habil bisa dibaca dalam surat Al-Maidah ayat 27-31 ini.

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًۭا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْـَٔاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ ٢٧

Baca Juga:  Surat Al-Kautsar, Keturunan Nabi Muhammad Tidak Terputus

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah dua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”

لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍۢ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ٢٨

“Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”

إِنِّىٓ أُرِيدُ أَن تَبُوٓأَ بِإِثْمِى وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلنَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُا۟ ٱلظَّـٰلِمِينَ ٢٩

“Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.”

فَطَوَّعَتْ لَهُۥ نَفْسُهُۥ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُۥ فَأَصْبَحَ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ٣٠

Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.

فَبَعَثَ ٱللَّهُ غُرَابًۭا يَبْحَثُ فِى ٱلْأَرْضِ لِيُرِيَهُۥ كَيْفَ يُوَٰرِى سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَـٰوَيْلَتَىٰٓ أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَـٰذَا ٱلْغُرَابِ فَأُوَٰرِىَ سَوْءَةَ أَخِى ۖ فَأَصْبَحَ مِنَ ٱلنَّـٰدِمِينَ ٣١

Baca Juga:  Buah Khuldi Iming-Iming Kekuasaan Abadi

Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya. (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal. (#)

Penyunting Sugeng Purwanto