Apakah makna kibir? Siapakah sosok-sosok yang pernah menorehkan sejarah kesombongan? Mengapa banyak penguasa sombong? Bagaimana sikap orang yang sombong terhadap pengikutnya? Apa balasan bagi orang yang sombong?
Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
Tagar.co – Kibir berarti sombong. Kata ini disebut hanya sekali dalam Al-Qur’an yaitu Surat Al-Mu’min/40:56. Sementara derivatnya seperti yastakbir atau yastakbiruna disebut sebanyak delapan kali,beberapa di antaranya: An-Nisa’/4:172; Al-Maidah/5:82; Al-A’raf/7:20.
Adapun istakbara/istakbarta/istakbartum/istakbarun disebut sebanyak 27 kali. Beberapa di antaranya: Al-Baqarah/2;34; Az-Zumar/39:59; Al-Jatsiyah/45:31.
Baca juga: Jahil, Bermacam-macam Kebodohan Menurut Al-Qur’an
Rasulullah Saw menjelaskan arti sombong adalah meremehkan manusia dan menolak kebenaran (H.R. Muslim). Adapun sosok yang pernah melakukan kesombongan antara lain:
1. Iblis, sebagaimana firman Allah: “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kepada Adam!’, maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia enggan dan sombong dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah/2:34; baca juga Shaad/38:74).
2. Firaun, sebagaimana firman Allah: “Dan berlaku sombonglah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami” (Al-Qashash/28:39).
Baca juga: Istikzan, Syariat Meminta Izin
3. Qarun dan Haman, sebagaimana firman Allah: “Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Sungguh telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi …” (Al-Ankabut/29:39).
4. Al-Walid bin Muqhirah.
Setelah mendengar beberapa ayat surat Fushilat dibacakan, Walid berkata kepada kaumnya: “Demi Allah telah saya dengar Muhammad itu sebentar ini. Ucapannya itu bukan ucapan manusia dan bukan perkataan jin: enak didengar telinga, manis diucapkan mulut; kata-katanya di atas dan tak dapat diatasi.”
Tetapi setelah Abu Jahal melecehkannya berubahlah sikap Walid, dia menyombongkan diri kemudian berkata: “Tidak lain ini melainkan sihir yang dipelajari; tidak lain ini hanyalah perkataan manusia” (Hamka, Tafsir Al-Azhar: tafsir surat Al-Mudatsir/73:18-25).
Karakter Sombong
Dari beberapa sosok orang sombong yang diungkapkan di atas, terlihat bahwa mereka adalah orang-orang yang merasa atau kenyataan status sosialnya berada di atas. Mereka pada umumnya mempunyai pengikut, karena memang sengaja mencari pengikut.
Ketika pengikutnya—dari kalangan orang-orang lemah—berseru: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, dapatkah kamu (orang-orang sombong) menghindarkan dari kami sebagian azab neraka?” Orang-orang sombong itu menjawab: “Sesungguhnya kita semua sama-sama di dalam neraka, karena Allah telah menetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya.” (Al-Mu’min/40:47-48).
Orang-orang sombong itu membuat keputusan yang diikuti oleh pengikut-pengikutnya. Tetapi ketika keputusan itu diikuti dan menghasilkan kerusakan, mereka berlepas diri (tidak bertanggungjawab) terhadap kerusakan yang terjadi.
Baca juga: Baiat, Janji Setia pada Nabi Muhammad
Kemungkinan orang yang sombong untuk masuk surga, dimisalkan Allah dengan kemungkinan masuknya unta ke lubang jarum (Al-A’raf/7:40).
Mereka akan menjadi sahabat neraka (Al-A’raf/7:36). Berbagai sindiran digunakan untuk mengungkapkan balasan orang-orang yang sombong, dan yang pasti mereka akan mendapat azab yang pedih (An-Nisa’/4:173).
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang di dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan, niscaya tidak akan mencium bau surga.” (H.R. Muslim).
Kesombongan tidak bisa berbarengan dengan keimanan, oleh karena itu jauhilah kesombongan dan orang-orang yang memilikinya. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni