
Di Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Mendikdasmen menjelaskan lompatan besar pendidikan nasional—bukan hanya soal kurikulum, tapi juga tentang keadilan akses dan kesejahteraan guru.
Tagar.co — Pemerintah terus mengakselerasi upaya menghadirkan pendidikan yang bermutu, inklusif, dan berkeadilan. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Selasa (22/4/25) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memaparkan berbagai terobosan yang tengah dijalankan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di bawah bendera besar “Pendidikan Bermutu untuk Semua”.
Program unggulan yang menjadi sorotan adalah kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun—dimulai sejak taman kanak-kanak hingga jenjang menengah—yang dirancang untuk memperluas akses pendidikan sejak usia dini. Langkah ini dinilai selaras dengan Asta Cita ke-4 Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Baca juga: Kemendikdasmen Raih GSM Award 2025 berkat Video Senam Anak Indonesia Hebat
Tak kalah penting adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik. Pada tahun 2025, Kemendikdasmen menargetkan 806.000 guru mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Di samping itu, pemerintah juga mengalokasikan bantuan pendidikan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi D-IV atau S1. Perubahan kebijakan juga tampak pada tunjangan sertifikasi guru yang kini meningkat dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta dan langsung ditransfer ke rekening guru tanpa perantara pemerintah daerah.
Transformasi pembelajaran pun menjadi bagian penting dari agenda reformasi. Kemendikdasmen telah merampungkan kajian akademik dan uji publik mengenai konsep pembelajaran mendalam (deep learning), dan saat ini tengah menyiapkan pelatihan bagi guru sebagai langkah awal implementasi di sekolah.
“Kami sudah berdiskusi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga serta Ketua Umum PSSI untuk program yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan minat, khususnya dalam bidang olahraga,” ujar Abdul Mu’ti. Upaya ini sejalan dengan program kompetisi dan lomba yang diinisiasi untuk mendukung pengembangan talenta peserta didik.

Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan pun tak luput dari perhatian. “Kami sampaikan bahwa anggaran yang sebelumnya dikelola Kementerian Pekerjaan Umum, sudah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 anggarannya sudah bisa dikelola oleh Kemendikdasmen,” jelasnya.
Selain itu, penguatan karakter peserta didik digalakkan melalui program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria. “Khusus untuk video Senam Anak Indonesia Hebat ini sudah ditonton lebih dari 48 juta kali. Program Pagi Ceria juga sudah mulai berjalan dan dukungan dari pemerintah daerah juga cukup bagus,” kata Mendikdasmen.
Mengantisipasi tantangan zaman, Kemendikdasmen menyiapkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Mulai tahun 2025, mata pelajaran pilihan seperti coding dan kecerdasan buatan (AI) akan diperkenalkan. “Naskah akademik sudah selesai dan sudah melakukan pelatihan untuk para gurunya. Beberapa sekolah akan mulai mengajarkan coding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan,” ungkapnya.
Dalam hal penerimaan siswa baru, sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dihadirkan sebagai penyempurnaan dari skema PPDB yang selama ini menuai banyak kritik. “Kami sudah bertemu dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung pelaksanaan SPMB agar daerah-daerah kabupaten/kota dan provinsi segera menerbitkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,” imbuhnya.
Adapun dalam penguatan peran guru bimbingan konseling (BK), Kemendikdasmen telah memulai pelatihan yang sebelumnya belum pernah dilakukan. “Kami sudah mempersiapkan peraturan menteri di mana guru tidak harus mengajar 24 jam dalam satu minggu, tetapi cukup 16 jam saja,” kata Abdul Mu’ti. Sisanya bisa digunakan untuk konseling, pelatihan, atau aktivitas sosial.
Kemendikdasmen juga baru saja meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional, yang melengkapi Gerakan Literasi Nasional sebagai bagian dari upaya peningkatan kecakapan literasi, numerasi, dan sains teknologi.
Melalui berbagai langkah tersebut, Kemendikdasmen ingin memastikan bahwa pendidikan di Indonesia bergerak ke arah yang inklusif, adaptif, dan benar-benar berpihak kepada peserta didik serta tenaga pendidik di seluruh pelosok negeri. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni