Kelas 1 ternyata punya peran besar meskipun berada di jenjang kelas bawah. Guru kelas 1 SD berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dunia bermain di PAUD dengan tuntutan akademis di SD.
Opini oleh Arul Chandrana, novelis, content creator, serta guru di SMP Manarul Qur’an Paciran dan SDN 1 Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Tagar.co – Di antara enam tingkat pendidikan di sekolah dasar (SD), kelas manakah yang paling menantang?
Banyak guru sepakat bahwa kelas 1 SD merupakan tahap paling berat. Menjadi guru kelas 1 SD tidak hanya berarti mengajarkan materi pembelajaran dasar, tetapi juga menjadi perantara antara lingkungan belajar di pendidikan anak usia dini (PAUD) dan dunia sekolah dasar.
Seperti yang dijelaskan oleh Firly Alfariza, seorang guru di SDN 1 Paciran, Lamongan, Jawa Timur, peran guru kelas 1 SD adalah kombinasi antara menjadi guru PAUD dan guru SD.
Hal ini dikarenakan kelas 1 SD adalah masa transisi dari lingkungan PAUD, yang lebih banyak menggunakan metode bermain, menuju lingkungan SD yang mulai berfokus pada penguasaan materi akademis.
Bu Firly, sapaannya, menjelaskan terdapat sejumlah perbedaan mendasar dalam target pembelajaran siswa di PAUD dibandingkan dengan saat mereka memasuki kelas 1 SD.
Di PAUD, pembelajaran menitikberatkan pada perkembangan keterampilan sosial dan emosional, seperti belajar bekerja sama dengan teman, memahami perasaan mereka sendiri maupun orang lain, serta membangun rasa percaya diri.
Namun, ketika memasuki SD, terutama kelas 1, siswa mulai diarahkan untuk lebih mandiri. Menurut Bu Firly, guru di kelas 1 SD berperan penting dalam membiasakan anak dengan lingkungan sekolah formal, termasuk membangun disiplin, mengikuti peraturan kelas, dan bertanggung jawab atas tugas serta alat belajar mereka.
“Tantangan bagi guru kelas 1 dalam mendampingi masa transisi ini adalah karena setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dengan tingkat kemandirian dan kecepatan adaptasi yang bervariasi,” ujar Bu Firly, alumnus PGSD Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sudah empat tahun mengabdi di SDN 1 Paciran.
Ia menambahkan siswa yang baru masuk SD kerap mengalami semacam culture shock, terutama saat mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang lebih besar, dengan jumlah siswa yang mencapai ratusan orang.
“Di PAUD, biasanya jumlah siswa hanya belasan atau di bawah lima puluh, sementara di SDN 1 Paciran, mereka memasuki lingkungan yang lebih besar dengan banyak kakak kelas.”
Perbedaan lain yang mencolok antara target belajar di PAUD dan SD adalah fokus pada pengembangan keterampilan motorik halus dan kasar.
Baca juga: Sekolah Perlu Belajar dari Warung Bakso
Di PAUD, kegiatan seperti bermain, menggambar, dan melompat membantu siswa mengembangkan keterampilan fisik mereka.
Ketika pertama kali masuk SD, siswa masih memiliki karakter bermain ini, sehingga guru kelas 1 SD perlu kreatif dalam menyampaikan pembelajaran dengan pendekatan yang menggabungkan bermain dan belajar.
Hal ini bertujuan agar siswa tetap tertarik sambil secara perlahan mempelajari pengetahuan dasar seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Agama, dan IPA. Metode pembelajaran ini disampaikan dengan pendekatan yang ringan dan menyenangkan, sesuai dengan usia mereka.
Pada tahap PAUD, siswa umumnya hanya mengenal angka, huruf, bentuk, dan warna secara dasar. Namun, di kelas 1 SD, siswa mulai dikondisikan untuk menguasai dasar-dasar literasi dan numerasi.
Di sinilah anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung. Target pembelajaran kelas 1 SD mencakup kemampuan mengenal huruf, membaca kalimat sederhana, serta memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan.
Tugas Berat Guru Kelas 1
Menurut Bu Firly, yang juga berkecimpung di SMP Pondok Pesantren Karangsawo, menjadi guru kelas 1 SD adalah tugas yang sangat krusial dalam membangun pondasi pembelajaran selama enam tahun ke depan.
Walaupun kelas 1 merupakan jenjang paling awal, perannya sangat menentukan bagi keberhasilan siswa di masa mendatang. “Walaupun kelas 1 SD merupakan jenjang paling rendah, tetapi ia memiliki peran yang paling tinggi dalam membangun fondasi belajar siswa selama enam tahun ke depan,” tegas Bu Firly.
Dengan segala tantangan dan tanggung jawab tersebut, peran guru kelas 1 SD tidak bisa dianggap remeh. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan kesiapan anak dalam menghadapi dunia pendidikan formal.
Dalam transisi ini, guru kelas 1 SD berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dunia bermain di PAUD dengan tuntutan akademis di SD, yang menjadi pijakan penting dalam perjalanan pendidikan anak-anak kita. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni