Kabinet yang besar ibarat orang dengan berat badan yang besar yang disebut ‘obesitas’. Bisa terjadi beberapa komplikasi seperti penyakit osteo arthitis yang menyerang sendi kaki yang tidak kuat menahan berat badan.
Opini oleh dr. Mohamad Isa, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Tagar.co – Gegap gempita proses audensi, pelantikan, dan pembekalan Kabinet Merah Putih dibawah komandan Presiden Republik Indonesia Prabowo sudah kita saksikan bersama.
Dengan jumlah kementerian sebanyak 48 menteri dan 56 wakil menteri, Kepala Badan/Pejabat setingkat Menteri 7, Penasihat Khusus 6, Utusan Khusus 7, Staf Khusus Presiden 1. Total ada 125 personil yang jadi tim Presiden.
Jumlah tim yang banyak, ada positif dan negatifnya. Positifnya, bisa menempatkan dan menampung bermacam-macam golongan dan kepentingan.
Baca juga: Political Will Presiden
Kepentingan eksistensi organisasi, golongan dan pribadi: eksistensi terhadap peran serta dalam menyukseskan proses pemilihan Presiden/Wakil Presiden.
Negatifnya, perlu restrukturisasi organisasi kementerian dan lembaga yang kompleks dan perlu dana yang besar. Koordinasi antarkementerian memerlukan waktu yang panjang.
Kriteria Obesitas
Kabinet yang besar ibarat orang dengan berat badan yang besar yang disebut ‘obesitas‘.
Kreteria tubuh obesitas, diukur dari pengukuran IMT (indeks massa tubuh).
Klasifikasi status gizi setelah pengukuran IMT:
berat badan normal: bila IMT 18,5-22,9, overweight: IMT 23-24,9; obesitas I: IMT 25-29.9; obesitas II: IMT ≥3.
Baca juga: Right or Wrong is My Country
IMT diukur dengan cara: membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan ( dalam meter kuadrat).
Orang dengan obesitas mempunyai risiko: penyakit jantung dan stroke, diabetes, obstructive sleep apnea, kanker tertentu, osteoarthritis, asma, tekanan darah tinggi, masalah pencernaan dan hati, gagal ginjal, varises, dan berkurangnya kualitas hidup.
Kabinet Obesitas
Kabinet obesitas diibaratkan bisa terjadi beberapa komplikasi pada seseorang dengan obesitas yaitu penyakit osteo arthitis: penyakit yang menyerang sendi kaki yang tidak kuat menahan berat badan.
Ada juga potensi terjadi sakit jantung. Jantung tidak mampu memompa darah di tubuh dengan luas permukaan tubuh yang luas, sehingga timbul sesak nafas.
Kabinet yang tidak mampu menahan beban operasional dan program yang besar bisa menyebabkan lumpuhnya kabinet tersebut.
Program-program yang disusun kabinet tentunya sudah dianggarkan dengan baik. Ada kementerian yang bersifat profit oriented (mencari dana) dan revolving fund (membelanjakan dana). Dua keadaan ini harus dijaga supaya tetap stabil.
Setiap menteri yang dilantik, punya tanggung jawab atas tugasnya. Sumpah jabatan bagian dari integritas dan akuntabilitas pada dirinya. Tidak hanya “tebar pesona” bahwa sudah jadi menteri dengan segala atributnya. Oleh sebab itu sumpah jabatan harus tetap dipegang teguh sepanjang masa jabatannya.
Baca juga: Idealis Versus Oportunis
Para menteri sudah menjalani pembekalan (reteat) Akademi Militer Magelang. Tampak setelah pembekalan wajah penuh optimis dengan segala jargonnya. Namun perlu diingat, jabatan menteri adalah jabatan politik dan di situlah panggung politik bagi kalangan politikus.
Dalam dunia politik tidak ada teman sejati, yang ada adalah kepentingan abadi. Oleh sebab itu, di tengah atau akhir perjalanan kabinet tidak menutup kemungkinan terjadi pembelotan bahkan pengkhianatan demi kepentingan politiknya. Mudah-mudahan tidak terjadi.
Selamat bekerja Kabinet Merah Putih, semoga sukses menjalankan roda pemerintahan.
Sebagai penutup perlu kita ingat sabda Nabi Muhammad Saw: Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (H.R. Bukhari Muslim). (#)
Banjarmasin, 1 Nopember 2024
Penyunting Mohammad Nurfatoni