Rileks

Holopis Kuntul Baris, Begini Asal-usul Kalimat Itu

×

Holopis Kuntul Baris, Begini Asal-usul Kalimat Itu

Sebarkan artikel ini
Masyarakat gotong royong memindahkan rumah. (foto Hellowork)

Holopis kuntul baris menjadi kalimat penyemangat yang populer di masyarakat Jawa tempo dulu. Tak banyak orang tahu arti kata holopis. Tapi orang paham maknanya.  

Tagar.co – Kalimat itu terdengar saat diadakan kerja bakti atau gotong royong. Ketika mengangkat barang yang berat, sekelompok orang bekerja sama dengan kalimat komando: holopis kuntul baris. 

Dalam dialek lain diucapkan holobis kuntul baris. Perubahan bunyi p menjadi b lazim terjadi dalam bahasa lisan.   

Tak banyak orang tahu arti kata holopis. Tapi orang paham makna kalimat kuntul baris. Yaitu burung bangau berbaris. 

Burung bangau berbaris biasa dijumpai saat sekumpulan bangau terbang membentuk barisan pola meruncing dengan satu burung di depan sebagai pemimpin.

Orang pun memberi makna filosofi ungkapan komando gotong royong masyarakat dengan kepemimpinan yang tegas dan jelas.

Ungkapan itu menjadi populer ketika Bung Karno dalam pidato mengutip kalimat holopis kuntul baris untuk memberi semangat gotong royong kepada rakyat. 

Karena Bung Karno banyak pengagumnya maka kalimat itu menjadi makin populer dan keluar saat diadakan kerja bakti.

Hari Wijaya dalam buku berjudul Semiotika Jawa, Kajian Makna Falsafah Tradisi, menerangkan, asal usul ungkapan holopis kuntul baris adalah plesetan dari nama serdadu Belanda Kapten Don Loppis Comte du Paris. 

Kapten Don Loppis Comte du Paris pengawas proyek pembangunan jalan 1.000 Km Anyer-Panarukan di zaman Gubernur Jenderal Herman William Daendels. Dia menjabat tahun 1808-1811.

Baca Juga:  Harisah, Bubur Khas Bungah Bisa Tingkatkan Stamina

Di zaman itu Belanda di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis.  

Proyek pembangunan jalan ini dilaksanakan dengan kerja paksa alias rodi. Bupati diminta pemerintah kolonial mengerahkan rakyatnya untuk membangun jalan dengan menguruk pantai, rawa, sawah, dan membuat jembatan. 

Rakyat dikerahkan bergantian tanpa bayaran dan makanan yang cukup. Karena itu banyak orang yang mati karena kelaparan dan malaria.

Pengawas proyek Kapten Don Loppis Comte du Paris orang yang banyak memberikan perintah dan ditakuti pekerja. Sehingga pekerja rodi memelesetkan namanya menjadi kalimat komando untuk bekerja bersama-sama.

Muncullah ungkapan holopis kuntul baris. Kalimat berirama yang enak diteriakkan beramai-ramai hingga terkenang hingga kini. (#)

Penulis Sugeng Purwanto