
madrasah (Tagar.co/Nurkhan)
Idulfitri, siswa MI Mutwo Campurejo bersilaturahmi ke rumah para guru. Tradisi ini tak sekadar kunjungan, tapi juga pelajaran akhlak dan penghormatan yang mengikat hati.
Tagar.co – Idulfitri suasana hangat terasa di lingkungan MI Muhammadiyah 2 Campurejo (MI Mutwo). Siswa-siswa madrasah itu menjalankan tradisi silaturahmi ke rumah para guru dan karyawan dengan penuh semangat. Sejak Selasa (1/4/2025), mereka satu per satu menyambangi rumah para pendidik, membawa serta buku silaturahmi yang akan menjadi catatan kenangan mereka.
Selama tiga hari berturut-turut, hingga Kamis (3/4/2025), mereka akan mendatangi rumah guru satu per satu dengan membawa buku silaturahmi. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara siswa dan guru serta saling bermaafan menjelang datangnya hari kemenangan.
Baca juga: Amplop Lusuh yang Membuat Tono Tercegat
Para siswa dengan penuh antusias berkunjung ke rumah guru mereka, menyampaikan salam, dan meminta doa restu. Buku silaturahmi yang mereka bawa menjadi bukti kunjungan serta catatan pesan dan kesan dari para guru.
Tak hanya sekadar kunjungan, momen ini juga dimanfaatkan sebagai ajang membangun kedekatan emosional yang lebih erat antara siswa dan tenaga pendidik di madrasah yang berada di ujung utara perbatasan Kabupaten Gresik-Lamongan ini.
Sebagai kepala madrasah, saya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif siswa dalam menjaga tradisi silaturahmi. “Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari nilai-nilai yang diajarkan di madrasah, yakni menghormati guru dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan di tahun-tahun mendatang,” pesanku.
Ismi, panggilan dari Shoniyatul Ismiyah, salah satu siswa kelas enam, mengungkapkan rasa senangnya bisa bertemu dan berbincang langsung dengan para guru di rumah mereka. “Kami senang bisa berkunjung ke rumah guru, meminta maaf, dan mendapatkan nasihat langsung dari mereka. Ini pengalaman yang berkesan bagi kami,” tuturnya.
Selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan ini juga menjadi sarana bagi siswa untuk lebih mengenal kehidupan guru mereka di luar lingkungan madrasah. Dengan mengunjungi rumah guru, siswa dapat melihat langsung bagaimana kehidupan sehari-hari mereka, sekaligus belajar dari teladan yang diberikan oleh para pendidik.
Banyak siswa yang merasa lebih dekat dengan guru mereka setelah melakukan kunjungan ini, karena mereka bisa berbincang dalam suasana yang lebih santai dan akrab atau sebaliknya. Guru juga bisa bertatap muka dengan anak-anak, saling menyapa, menanyakan kegiatan selama liburan, juga keadaan keluarganya di rumah.
Ni’matus Sholichah, S.Ag., wali kelas 1-A, salah satu guru yang dikunjungi, mengungkapkan rasa harunya atas kedatangan siswa-siswanya. “Saya merasa sangat bahagia dan terharu melihat semangat anak-anak dalam bersilaturahmi. Ini adalah tradisi yang sangat baik dan patut dijaga. Saya juga senang bisa memberikan pesan-pesan dan nasihat langsung kepada mereka di rumah,” katanya.
Tak hanya sekadar datang dan bersalaman, beberapa siswa juga membawa buah tangan sederhana sebagai bentuk rasa hormat kepada guru mereka. Hal ini semakin mempererat hubungan antara guru dan murid, menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan.
Dengan kegiatan silaturahmi ini, MI Mutwo tidak hanya menanamkan nilai-nilai keislaman kepada para siswa, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghargai dan menjaga hubungan baik dengan guru serta seluruh warga madrasah.
Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya madrasah, sehingga nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan kepada guru tetap terjaga dari generasi ke generasi.
Kehadiran siswa MI Mutwo Campurejo di rumah-rumah guru tidak hanya disambut hangat oleh para pendidik, tetapi juga menarik perhatian warga sekitar. Banyak tetangga guru yang turut tersenyum melihat antusiasme anak-anak tersebut datang dengan sikap santun. “Ini contoh baik yang patut ditiru. Anak-anak diajari sopan santun dan pentingnya silaturahmi sejak dini,” ujar salah seorang warga yang melihat langsung kegiatan tersebut.
Ternyata kegiatan ini juga melibatkan peran serta orang tua, terutama dalam mempersiapkan anak-anak sebelum berkunjung. Beberapa orang tua turut membantu menyiapkan buku silaturahmi atau buah tangan sederhana seperti kue buatan rumah. “Kami mendukung penuh inisiatif madrasah. Selain melatih kemandirian anak, ini juga mengajarkan mereka nilai tawadhu’ (rendah hati),” kata Bunda Hafidz, orang tua dari salah satu siswa kelas dua.
Saya menambahkan, kegiatan silaturahmi ini sejalan dengan visi MI Mutwo sebagai lembaga yang menekankan pendidikan karakter berbasis akhlakul karimah. “Guru bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga teladan dalam kehidupan. Dengan mengenal guru lebih dekat, siswa belajar bahwa ilmu tidak hanya ada di buku, tetapi juga dalam sikap dan keseharian,” paparnya.
Ke depan, madrasah berencana memperluas kegiatan serupa dengan melibatkan alumni atau wali murid sebagai bentuk pengamalan nilai kepedulian sosial. “Kami ingin tradisi ini tidak berhenti di sini. Semangat silaturahmi harus terus dikembangkan dalam bentuk aksi nyata lainnya,” tandas kepala madrasah penuh semangat.
Di akhir kunjungan, banyak siswa menuliskan kesan mereka di buku silaturahmi, mulai dari cerita lucu hingga pesan haru untuk guru. Buku tersebut tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga motivasi bagi generasi berikutnya untuk terus menjalin ikatan hati dengan para pendidik.
Seperti pesan Ustaz Zamroni, salah seorang guru, “Silaturahmi mengundang rezeki dan memperpanjang umur. Mari jaga tradisi ini agar keberkahan selalu menyertai kita semua,” ungkapnya. (#)
Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni