Feature

Hangatnya Kebersamaan, Momen Berbuka Puasa di MI Muhammadiyah 2 Campurejo

290
×

Hangatnya Kebersamaan, Momen Berbuka Puasa di MI Muhammadiyah 2 Campurejo

Sebarkan artikel ini
Senja yang syahdu di MI Muhammadiyah 2 Campurejo menjadi saksi kebersamaan para siswa dalam berbuka puasa. Tausiah Ustaz Ayub dan lantunan Al-Qur’an menambah kekhusyukan momen penuh berkah ini.
Nur Lailatul Hikmah memandu dengan membaca juz 30 bersama anak-anak (Tagar.co/Nurkhan)

Senja yang syahdu di MI Muhammadiyah 2 Campurejo menjadi saksi kebersamaan para siswa dalam berbuka puasa. Tausiah Ustaz Ayub dan lantunan Al-Qur’an menambah kekhusyukan momen penuh berkah ini.

Tagar.co – Sore itu, suasana di MI Muhammadiyah 2 (MI Mutwo) Campurejo, Panceng, Gresik, Jawa Timur terasa begitu khidmat dan penuh makna. Langit senja perlahan berubah warna, dari biru cerah menjadi semburat jingga keemasan, menghadirkan kehangatan yang menyelimuti suasana, Jumat (14/2025).

Cahaya senja yang lembut menerangi halaman madrasah, menciptakan bayangan panjang dari pepohonan rindang yang tumbuh di sekitarnya. Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa aroma tanah basah setelah hujan rintik-rintik di siang hari. Suasana yang menenangkan ini seakan menjadi panggung bagi momen istimewa yang akan segera berlangsung.

Baca juga: Ramadan Penuh Berkah di MI Mutwo: Dari Tadarus hingga Santunan Yatim

Di halaman madrasah, para siswa duduk rapi dalam barisan, tertata seperti shaf salat berjamaah. Mengenakan seragam putih-putih yang masih tampak rapi, mereka bersiap menyambut waktu berbuka puasa bersama. Wajah-wajah polos mereka berseri-seri, penuh antusiasme dan kegembiraan. Beberapa siswa terlihat mengatur tempat duduk, sementara yang lain bercakap-cakap dengan teman sebangku mereka, diiringi tawa kecil yang menggema di udara.

Baca Juga:  Refleksi Ramadan MI Mutwo: Mengajar dengan Cinta, Melayani dengan Hati

Sembari menanti kumandang azan Magrib, para siswa mendapatkan siraman rohani dari Ustaz Moh Ayub, seorang guru Al-Islam yang dikenal dengan kelembutan tutur kata serta ketegasan dalam menyampaikan nasihat. Beliau tidak hanya dikenal sebagai pendidik, tetapi juga aktif dalam kegiatan keagamaan di masyarakat, sering menjadi imam salat dan menyampaikan kultum di berbagai masjid sekitar.

Dengan suara yang tenang namun penuh makna, Ustaz Ayub mengajak para siswa merenungkan esensi puasa. Beliau menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih pengendalian diri dari perbuatan yang dapat mengurangi nilai ibadah.

“Anak-anakku, puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri agar tidak berbuat dosa,” jelasnya.

Ustaz Ayub juga mengingatkan pentingnya menahan amarah, menghindari perkataan sia-sia, dan menjauhi perbuatan yang tidak diridai Allah Swt. Kata-kata penuh ketulusan dan kebijaksanaan ini menggema dalam hati para siswa, menyentuh jiwa mereka dengan makna yang mendalam.

“Sebagai orang beriman, kita wajib berpuasa. Meskipun anak-anak belum berkewajiban, kalian tetap harus belajar menjalankan ibadah puasa,” tambahnya.

Baca Juga:  Penyesalan Yusuf
Siswa MI Mutwo kelas 1-6 mendengarkan tausiyah ustadz Moh Ayub (Tagar.co/Nurkhan)

Tausiah yang disampaikan menghadirkan suasana berbeda—lebih dari sekadar menanti hidangan berbuka, namun juga sebagai momen refleksi diri dan perbaikan hati. Setelah tausiah, suasana semakin syahdu saat ayat-ayat suci Al-Qur’an mulai dilantunkan. Dipimpin dengan penuh kelembutan oleh Ustazah Nur Lailatul Hikmah, suara para siswa mengalun merdu, mengisi sore itu dengan keindahan spiritual yang sulit dilukiskan.

Lantunan ayat suci tersebut menggema, berpadu dengan semilir angin senja yang berhembus pelan. Setiap kata yang mereka baca dengan penuh penghayatan seakan membawa ketenangan, tidak hanya bagi yang melantunkannya tetapi juga bagi semua yang mendengarkannya. Alam dan manusia seolah menyatu dalam harmoni, menciptakan momen yang penuh keberkahan.

Doa dan senandung ayat suci Al-Qur’an menjadi penutup yang menenangkan hati, mengakhiri sore yang penuh makna di MI Muhammadiyah 2 Campurejo. Momen ini tidak hanya menjadi pengalaman berbuka puasa bersama, tetapi juga pembelajaran spiritual yang akan terus membekas dalam ingatan para siswa. (#)

Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni