Menyingkap kerapuhan kehidupan manusia, novelis Korea Han Kang berhasil menerima hadiah Novel Sastra. Dia menjadi orang pertama dari negeri Gingseng yang berhasil mendapatkan penghargaan sastra bergensi itu.
Tagar.co – Akademi Swedia sebagai penyelenggara Hadiah Nobel Sastra mengumumkan pemenang tahun ini adalah novelis asal Korea, Han Kang.
Sekretaris Akademi Swedia, Mats Malm, mengatakan Han Kang diberikan anugerah karena prosa puitisnya yang intens dan menghadapi trauma sejarah.
“Karya-karyanya juga menyingkap kerapuhan kehidupan manusia,” ucapnya dalam siaran streaming Nobel Prize, Kamis (10/10/2024).
Han Kang lahir pada 1970 di Kota Gwangju, Korea Selatan. Dia berasal dari latar belakang sastra. Ayahnya seorang novelis terkenal.
Selain menulis, Han Kang juga mengabdikan dirinya pada seni dan musik, yang tercermin dalam seluruh karya sastranya. Dia menjadi penulis pertama asal negeri Ginseng yang berhasil mendapatkan penghargaan sastra bergengsi di dunia.
Tiga hari usai diumumkan sebagai peraih Nobel, Han Kang maupun pihak agency-nya sama sekali tidak mau menggelar jumpa pers kepada media maupun pesta perayaan.
Baca juga: Taufiq Ismail Raih Anugerah Sastrawan Mastera dari Brunei Darussalam
Tidak seperti penulis lainnya, yang biasanya sehari setelah pengumuman langsung berjumpa dengan awak media, Han Kang hanya menjawab telepon dari penyelenggara Hadiah Nobel Sastra, Akademi Swedia, yang kemudian posting ke akun YouTube resmi mereka.
Alfred Nobel
Alfred Nobel yang dikenal sebagai penemu bom menandatangani surat wasiat terakhirnya yang memberikan sebagian besar kekayaannya untuk pendirian Hadiah Nobel. Hartanya bakal diberikan kepada orang dengan kategori menghasilkan karya paling luar biasa dan idealis.
Sejak tahun 1901, 116 hadiah Nobel dalam bidang sastra telah diberikan. Hadiah tersebut tidak diberikan selama perang dunia pertama dan kedua, lalu tidak ada hadiah yang diberikan pada tahun 1914, 1918, 1935, 1940, 1941, 1942, dan 1943.
Penghargaan ini hanya diberikan bersama sebanyak empat kali – yang terakhir pada 1974, ketika Eyvind Johnson dan Harry Martinson berbagi penghargaan tersebut.
Nobel Sastra telah diberikan kepada 17 wanita dan 103 pria. Dua penulis menolaknya, di antaranya adalah Boris Pasternak karena tekanan dari Uni Soviet dan Jean Paul Sartre pada 1964. (#)
Jurnalis Ichwan Arif dari berbagai sumber. Penyunting Mohammad Nurfatoni